Kajian baru-baru ini oleh Dr. Steve Simpson dan tim dari
Universitas Bristol, Kerajaan Inggris yang bekerja di Karang Penghalang
Besar di Australia, telah menunjukkan bahwa polusi suara dapat
mempengaruhi pertimbangan ikan muda, membuat mereka menjauh dari
perlindungan yang diberikan habitat alami mereka.
Tim tersebut mendasarkan pada
penemuan sebelumnya bahwa bayi ikan tropis yang lahir di laut bisa
kembali ke terumbu karang pelindung berdasarkan suara yang dipancarkan
dari organisme yang tinggal di terumbu karang.
Karena
itu, para ilmuwan memperkenalkan satu grup bayi damselfish pada suara
terumbu karang alami saja dan grup lainnya pada kombinasi nada yang
dipersatukan. Keesokan harinya mereka menaruh ikan tersebut ke dalam
tangki berbentuk pipa yang memberi pilihan arah, dan mereka mengamati
bahwa hanya grup dengan pengalaman langsung akan suara alami yang
berenang ke arah terumbu karang itu; sedang grup lainnya benar-benar
menolak dan akan berenang menjauh.
Di samping
menyoroti bahaya serius terhadap ikan muda, yang mungkin keliru
mengikuti kapal ke arah laut bukannya pergi ke tempat di mana mereka
bisa tumbuh dengan aman, kajian ini juga dengan jelas mendemonstrasikan
daya ingat tetap dari ikan dalam mengingat kejadian dari hari
sebelumnya.
Tim Dr. Simpson merekomendasikan
undang-undang yang lebih keras untuk melindungi daerah terumbu karang
dari suara derau serta teknologi sementara seperti "tirai gelembung" di
daerah tertentu untuk menciptakan isolasi dari suara-suara yang
berpotensi berbahaya.
Banyak terima kasih, Dr.
Simpson dan rekan Universitas Bristol, atas penemuan yang menyoroti
kecerdasan dan kepekaan sesama penghuni air kita ini. Semoga kita
bertindak dengan tanggung jawab dan hormat untuk melindungi kehidupan
mereka dan ekosistem yang penting bagi kelangsungan hidup kita sendiri.
Maha
Guru Ching Hai telah sering kali mengingatkan akan kasih tanpa syarat
dan perlunya keseimbangan yang diberikan oleh sesama makhluk di seluruh
penjuru Bumi ini, seperti pada konferensi video Agustus 2009 di
Thailand.
Maha Guru Ching Hai:
Hewan-hewan sungguh mulia, makhluk ramah, tidak egois, dan harmonis
satu sama lain, dengan lingkungan, dan dengan Surga. Peran mereka
selalu sejak dahulu kala membawa kasih dan berkah kepada dunia dengan
kehadiran termurninya. Seandainya kita menghentikan perusakan dan
penyiksaan kepada mereka dan pembunuhan terhadap mereka, dan memberikan
mereka kesempatan untuk memenuhi misi yang Tuhan berikan kepada mereka,
maka planet kita akan terselamatkan dan akan terjaga dalam kemegahan.
Mereka menunggu di samping dengan dukungan penuh kepada manusia untuk
hari dimana mereka bisa menjadi teman kita lagi, sungguh, bukan korban
kita. Pada hari tersebut perdamaian antara manusia dan hewan, mata kita
mungkin mulai terbuka akan peran yang sungguh luar biasa dari rekan
penghuni kita di Bumi.
http://www.southkoreanews.net/story/672589