Pembawa Acara: Saatnya telah tiba di mana kita
semua harus berikrar pada hari ini bahwa kita akan berteman dengan
semua kehidupan dan orang-orang. Kita berkumpul di sini untuk
menunjukkan rasa hormat kepada orang-orang yang berjuang, yang berusaha
keras untuk memperoleh hak asasi dan martabat mereka. Semoga mereka
yang menderita boleh diangkat dari kepedihan mereka. Semoga mereka yang
ketakutan dibebaskan dari teror itu.
Maha Guru Ching Hai: Terima kasih, Bapak. Terima
kasih, saudara dan saudari sekalian, yang kalian telah meluangkan waktu
untuk datang ke sini untuk berdoa bagi Afrika, dan bersama-sama, kita
juga akan berdoa bagi dunia ini. Dan perkenankanlah saya minta kepada
kalian untuk hening sejenak untuk menegaskan kembali harapan kita
kepada Tuhan. Terima kasih. Terima kasih banyak.
Saya telah berdoa kepada Tuhan, bahkan sebelum saya
datang ke sini, untuk negara kalian dan untuk dunia, seperti biasanya.
Saya telah bicara kepada-Nya, "Bapa, Engkau tahu segalanya. Engkau
mengabulkan harapan kami bahkan sebelum kami minta. Dan apa pun yang
Engkau rencanakan bagi kami, sesungguhnya itulah yang terbaik untuk
kemajuan rohani kami. Tidak perduli betapa suram tampaknya pada saat
ini, Kehendakmulah yang tertinggi. Kehendakmu selalu yang terbijak,
yang terbaik, yang paling berbelas kasih pada akhirnya. Dan mohon agar
kami dapat mengetahui hal ini, mohon agar kami tidak pernah lupa bahwa
kehendak-Mu selalu yang paling berbelas kasih di dalam kesadaran yang
tertinggi dari Kebenaran semesta.
Kami juga bersyukur kepada-Mu atas kesempatan bagi kami
untuk berkumpul di sini hari ini di kota yang indah ini, satu dari
tempat terindah di planet ini, dan untuk bertemu dengan orang yang
rupawan, suci dan sederhana ini. Suatu kehormatan bagi kami dalam
banyak masa kehidupan untuk mendapatkan kesempatan ini, karena kami
berada di sini atas kehendak-Mu, kami hidup di sini atas kehendak-Mu,
dan kami akan kembali kepada-Mu atas kehendak-Mu. Tetapi, kesempatan
kami untuk bertemu satu sama lain secara fisik tidaklah banyak, karena
meskipun, jika dunia fisik ini hanyalah sebuah ilusi yang hebat dari
semua ciptaan-Mu, ia tetap amat indah bagi kami, ia adalah rumah kami.
Dan dalam pengertian ini, kami juga dedikasikan kepada-Mu
hari ini, jika Engkau berkenan, agar orang di tanah ini, atau di mana
saja, dapat memiliki rumah yang mereka cita-citakan, memiliki kehidupan
yang damai dengan segala martabatnya sebagai anak-anak Tuhan, seperti
Engkau menghendakinya. Kami dedikasikan hati kami, cinta kami dan
penyerahan kami sepenuhnya kepada-Mu, sehingga apa pun yang Engkau akan
rencanakan bagi kami, jadilah itu kehendakMu.
Tetapi bagaimanapun juga, karena kami berada di dalam
keadaan fisik ini, kami harus menanggung banyak ilusi penderitaan yang
merintangi jiwa kami dan memisahkan kami dari-Mu. Karena itu, mohon ya
Tuhan, berikan kami bagian dari martabat dari kedamaian dasar sehingga
kami memiliki cukup ketenangan, cukup penyerahan diri, untuk mengingat
Engkau setiap saat dalam kehidupan kami. Karena Engkaulah kemuliaan,
Engkaulah keindahan, Engkaulah kesempurnaan, Engkau adalah gambaran
kesempurnaan yang paling fantastis yang dapat kami ingat selamanya,
karena itu perkenankanlah kesempurnaan ini juga terwujud di planet ini.
Dan mungkin... beberapa tempat di planet ini membutuhkan
lebih banyak berkah daripada tempat lainnya. Kami bersedia bekerja
bersama-sama untuk membantu beberapa tempat yang kurang beruntung,
beberapa pelosok yang kurang beruntung di dunia ini, seperti mungkin
pelosok kecil dari ciptaan-Mu ini. Diberkatilah Engkau, Tuhanku, karena
Engkau ingat kami di pelosok Afrika ini. Barangkali semua anak-Mu patut
mendapatkan kasih dan berkah-Mu, tetapi mungkin pelosok ini patut
menerima sedikit lebih banyak. Itulah doa kami untuk hari ini. Amin,
Terima kasih." Terima kasih, saudara-saudari sekalian. Terima kasih.
Pembawa Acara: Selamat datang, saudara-saudari sekalian. Maha
Guru Ching Hai mengajarkan suatu metode kuno untuk bermeditasi, Metode
Quan Yin. "Quan Yin" artinya "pengamatan atas Suara batin." Tiap
kebudayaan dan agama memiliki istilah sendiri untuk menjelaskan Cahaya
dan Suara Surgawi di dalam batin ini. Mereka dibicarakan di dalam semua
kitab suci, seperti "Firman" dan "Suara Surgawi" dalam agama Kristen
dan Agama Yahudi, "Shabad" dalam Agama Hindu, "Musik Surgawi" dalam
ajaran Tao, "Naam" dalam Agama Sikh, "Kalam-i-Qadim" dalam Agama Islam,
dan "Arus Suara Batin" dalam agama Buddha.
Getaran tertinggi ini adalah bahasa cinta kasih semesta
dan kecerdasan agung. Getaran Ilahi ini bergetar di dalam semua
kehidupan dan menopang seluruh alam semesta. Melodi batin ini dapat
menyembuhkan semua luka, memenuhi semua keinginan, dan memuaskan
kehausan duniawi. Itu adalah segala kuasa dan semua cinta kasih. Oleh
karena kita tercipta dari Suara ini maka terhubung dengannya membawakan
rasa damai dan kepuasan ke dalam hati kita.
Setelah ceramah hari ini berakhir, Maha Guru Ching Hai
akan menawarkan kesempatan untuk merasakan Cahaya dan Suara batin Ilahi
melalui suatu inisiasi ke dalam Metode Quan Yin. Mereka yang ingin
mempelajarinya harus melanjutkan setelah ini dengan menjalani pola
makan vegan yang murni serta kehidupan moral yang baik demi memastikan
kemajuan seseorang dalam meditasinya.
Mereka yang belum siap untuk langkah seperti itu dapat
mempelajari Metode Meditasi Kemudahan yang merupakan pengenalan yang
lebih umum dari Metode Quan Yin. Akan ada rincian lebih lanjut setelah
ceramah ini. Bolehkah saya minta hadirin sekalian memberikan sambutan
yang hangat kepada Maha Guru Ching Hai.
Maha Guru Ching Hai: Terima kasih. Terima kasih,
sayang. Terima kasih banyak. Tuhan memberkati kalian. Tuhan memberkati.
Terima kasih. Mereka sudah memberi penyambutan, tetapi saya senang
mendapatkan sambutan ekstra. Selamat datang di Parlemen Agama Sedunia,
dan kami berterima kasih dengan sepenuh hati kepada mereka atas
undangan ini yang memberikan kesempatan untuk kita saling bertemu,
saling belajar, dan menjalin persahabatan satu dengan lainnya. Semoga
Tuhan memberkati mereka, memberkati Parlemen Agama Sedunia, untuk
melanjutkan upaya mulia mereka.
Sesuai dengan acara yang dirancang oleh Parlemen Agama
Sedunia, kami berada di sini untuk berbagi dengan kalian pengetahuan
yang kami peroleh dari Kerajaan Allah, yang ada dalam diri kita semua.
Kita semua tahu bahwa Tuhan berada di dalam diri kita, atau setidaknya
kita telah diberitahukan demikian. Kita semua tahu keberadaan Tuhan,
Pencipta yang Maha Kuasa, yang teragung dari seluruh alam semesta,
termasuk planet fisik kita ini, yang begitu indah.
Jika kita melihat planet yang indah ini, kita tahu bahwa
pastilah ada Artis-nya, yang pastilah sangat agung, sangat hebat
sehingga Dia telah berhasil menciptakan sesuatu yang demikian indah
seperti planet Bumi kita ini. Namun demikian, tidak semua dari kita
tahu seperti apakah Tuhan itu. Kita telah diciptakan untuk melupakan
bahwa kita adalah makhluk yang mulia, yang indah, makhluk paling luar
biasa yang pernah ada. Karena semua keberadaan materi ini yang juga
indah ini sedikit banyak membuat kita terpesona, dan elemen waktu dan
ruang, yang adalah instrumen yang dibuat oleh kekuatan yang berlawanan
dari Tuhan untuk membutakan kita atau mengikat kita serta membuat kita
lupa segala hal tentang kita yang sesungguhnya, yakni Tuhan.
Karena Tuhan bersemayam di dalam diri kita. Setiap kitab
suci menyatakan hal tersebut. Setiap Guru yang pernah menyemarakkan
Bumi kita ini telah memberitahukan kita pesan yang sama, bahwa Tuhan
ada di dalam diri kita, kita sesungguhnya adalah Tuhan. Dan kemudian,
karena begitu sederhananya, kita lupa. Jika Tuhan ada dalam diri kita,
sama seperti jika saya mengantungi sedikit kertas di saku saya,
seberapa sulitkah untuk mengeluarkannya? Itu begitu sederhana. Begitu
sederhananya sehingga menjadi tidak dapat dipercaya.
Dan itulah sebabnya, sejak zaman dulu, kita merasa sukar
untuk mempercayai amanat dari para Guru. Kadangkala, kita bahkan
mencelakakan mereka karena mengatakan kebenaran yang sederhana seperti
"Saya dapat tunjukkan Tuhan kepada kalian. Tuhan ada di dalam diri
kalian, karena itu, kalian adalah Tuhan dan kalian dapat melihat Diri
kalian sendiri."
Hari ini kita berada di sini tiada lain dengan tujuan
yang sama, kebenaran sederhana yang telah ada di dalam masing-masing
diri kita – dalam diri saya, dalam diri kalian. Sebenarnya kita
seharusnya tidak menyebut diri kita sebagai makhluk insani. Kita harus
menyebut diri kita sebagai "Tuhan yang berjalan", "Tuhan yang hidup",
"replika Tuhan", atau "intisari dari Tuhan", atau "bagian dari Tuhan",
atau "bagian dari keseluruhan Tuhan", "Tuhan yang mengindividu", atau
sang "Maha Guru", "yang Maha Kuasa". Itulah kita adanya!
Tetapi sejak zaman dulu, siapa saja yang berani menyebut
dirinya dengan nama tersebut – yang sebenarnya adalah nama keluarga
mereka, maksud saya marga keluarga, nama Sejati-nya – orang-orang akan
mengolok-olok mereka, tidak akan mempercayai mereka, dan itu luar
biasa, sungguh luar biasa, jika kita sempat memikirkan hal itu.
Anggaplah nama ayah saya adalah Tang, maka saya adalah Nn. Tang, 'kan?
Benar? Karena saya adalah putrinya, dan nama saya sama dengan namanya,
sebagai ayah saya. Jadi, kita adalah anak-anak Tuhan, setiap orang
telah diberitahukan tentang hal itu, dan kita merasa demikian.
Kita berasal dari Tuhan! Atau dari mana lagi kita
berasal? Apakah kalian pikir kita berasal dari Tuhan atau bukan? Ya
atau tidak? (Ya!) Baiklah, terima kasih banyak-banyak. Tuhan memberkati
kalian. Karena kita berasal dari Tuhan, nama marga kita, nama keluarga
kita, seharusnya apa? Tuhan, ya! Sebutlah diri kalian demikian! Saya
senang, saya sangat bahagia karena kalian menerima identitas kalian.
Setidaknya dengan memahami hal itu, sekalipun belum melihat sang Bapak,
kalian telah menerima identitas kalian. Itu sudah sangat, sangat
penting.
Dan sekarang, jika kalian sungguh ingin percaya akan nama
dan warisan kalian, saya dapat tunjukkan kepada kalian. Saya dapat
buktikan pada kalian bahwa kalian sesungguhnya adalah Tuhan dan bukan
apa pun selain Tuhan, jika kalian ada waktu. Jika kalian ada waktu
sedikit, kita dapat duduk bersama dan saya akan jelaskan kepada kalian
bagaimana caranya untuk kembali pulang ke tempat asal kita, dan
kemudian hal itu akan terjadi dengan seketika.
Begitu hal itu sudah dijelaskan, kalian hanya perlu
memejamkan mata kalian – itu saja, kalian sudah ada di sana! Karena
kita tidak pernah berada dimana-mana kecuali dalam lingkup-Tuhan, dalam
pelukan Ayah atau Ibu kita. Tidak ada apa pun yang lainnya di alam
semesta ini kecuali kuasa Tuhan dan kasih Tuhan, dan kita tidak pernah,
tidak pernah terpisah darinya. Hanya saja kita tidak melihat ke arah
yang harus kita lihat. Kita begitu terpesona oleh semua keindahan ini,
yang oke saja, yang ada di sana untuk kita nikmati, untuk mengingatkan
kita bahkan akan kemuliaan dan keindahan Surga, meskipun itu contoh
yang sangat buruk.
Meskipun Tuhan mengirim kita ke planet fisik ini, Dia
tidak pernah lupa untuk memberikan kepada kita semua kenyamanan dan
kemuliaan dan keindahan dan kelimpahan, agar kita seharusnya tidak
pernah melupakan Surga. Meskipun semua ini hanyalah tiruan yang sangat,
sangat buruk, mereka juga demikian indah. Dapatkah kita bayangkan
betapa semaraknya, pemandangan Surga yang sesungguhnya, bunga yang
sesungguhnya di alam surgawi? Saya telah melihat mereka. Saya tidak
mempunyai bahasa, kata, untuk menjelaskan kepada kalian betapa indahnya
mereka. Jika kalian melihat Surga, jika kalian mengalami warisan
Kerajaan kita yang sejati, identitas sesungguhnya dari Diri kita yang
sejati, kalian sudah tidak berada di sini lagi. Kalian tidak berada di
dalam dimensi fisik ini, tetapi kalian berada di dalam dunia rohani.
Dan ketika kalian kembali ke sini, itu begitu sulit untuk
menjelaskannya, meskipun semua saudara dan saudari kita telah mencoba
untuk menjelaskan pengalaman mereka tentang Surga dengan berbagai cara.
Kadangkala ketika kami berkumpul bersama. Dan sekiranya mereka tidak
mengerti apa arti hal ini dan itu, visi yang telah mereka lihat di
dalam batin mereka...
Dada! Namaste! Mohon berikan sambutan bagi Bapa yang
istimewa, istimewa, istimewa ini. Mohon berikan kursi kehormatan untuk
beliau dan asistennya, tolong. Mohon berdiri dan sambutlah orang kudus
yang sangat, sangat istimewa ini. Beliau datang dari India! Saya merasa
sangat terhormat dengan kehadiran Anda. Sebuah kejutan besar! Beliau
datang langsung dari Pune, India. Beliau begitu manis sehingga kita
berharap semua ayah kita seperti itu. Ya, kebanyakan ayah kita sangat
keras, sangat ketat. Beliau sangat sabar, beliau sangat toleran. Beliau
hanya memanjakan kalian, membuat kalian merasa begitu dicintai.
Bapa surgawi kita juga seperti itu. Dia tidak pernah
memandang pada yang namanya dosa kita karena di mata-Nya, kita tidak
pernah berdosa! Kita hanya membuat kesalahan. Kita hanya lupa akan
makhluk mulia itu yang adalah kita, dan, karena itu, Dia selalu
mengutus seseorang yang istimewa, istimewa seperti Yesus, Buddha,
Krishna, Muhammad, Guru Nanak, kita sebut saja beberapa di antaranya,
para Guru Jain, hanya untuk menunjukkan kepada kita untuk ingat kembali
bahwa kita sesungguhnya adalah yang teragung, makhluk termulia yang
dapat dibayangkan di semesta ini.
Bahkan malaikat iri kepada kita, bahkan yang termulia
dari para malaikat itu harus melayani kita. Dapatkah kalian bayangkan?
Dapatkah kalian bayangkan hal ini? Dan selama ini, kita berdoa kepada
para malaikat seakan-akan mereka adalah pelindung kita yang lebih
agung. Memang begitu, memang begitu, tetapi itu selama kita masih tak
acuh akan kemuliaan diri kita. Segera setelah kita mengingat siapa diri
kita, mereka selalu siap sedia dan melayani kita karena kita diciptakan
sesuai citra Tuhan.
Saat kita pergi ke Surga, …andaikan kalian punya akses ke
Surga kapan saja – setelah inisiasi, kalian akan dapat, kapan saja,
maksud saya, sesuai dengan konsentrasi kalian, kalian akan pergi ke
bagian Surga yang lebih tinggi atau sedikit lebih rendah, tetapi kita
semua akan ke surga, dan melihat Tuhan dengan cara yang berlainan –
seandainya kita pergi ke Surga, saat kita mencapai tingkat pencerahan
yang lebih tinggi melalui latihan sehari-hari yang tekun, kalian akan
melihat semua malaikat dan semua makhluk mulia dengan Cahaya termulia
yang dapat dibayangkan berbaris di kedua sisi menyambut kalian. Itulah
diri kita sesungguhnya. Itu lebih baik daripada penyambutan dengan
karpet merah.
Dan seandainya Tuhan sendiri menganggap sangat pantas
untuk memberikan visi sejati diri-Nya kepada kita – yang bukan sesuatu
yang dapat kita jelaskan dalam bahasa manusia – kita akan mencair
seperti es di Himalaya di bawah sinar matahari bulan Juni. Kita hanya
merasakan diri kita seperti seorang bayi, kita merasa sangat bahagia.
Pengalaman yang paling luar biasa yang dapat dijelaskan
dalam hubungan antar manusia adalah ekstase seksual. Ini kalah bila
dibandingkan. Saya harus beritahukan hal ini supaya kalian dapat
membandingkan sesuatu, jika tidak, saya tidak tahu bagaimana
menjelaskan kebahagiaan Surgawi itu. Saat kalian berada dalam ekstase,
saat kalian berada dalam samadhi, saat kalian berhadapan dengan Tuhan,
kadang Dia menganggap cocok untuk muncul sebagai sebuah citra, sebagai
sebuah wajah bagi kita. Tetapi, sekali lagi, hal itu tergantung pada
bagaimana kita ingin melihat Dia, Dia akan muncul sebagai seorang Ibu,
sebagai seorang Bapa. Tetapi kemudian, dia akan semarak dengan Cahaya,
dengan ribuan matahari di sekeliling citra ini. Akan tetapi, kalian
juga di dalam ribuan matahari di sekeliling kalian, karena pada saat
itu jiwa kalian sudah terbebaskan – jiwa kalian memancarkan Cahaya
semacam ini, karena kalian adalah Cahaya. Dan itulah yang dikatakan
semua Kitab Suci kepada kita, bahwa kita adalah Cahaya, kita adalah
intisari Cahaya.
Firman adalah Cahaya juga. Itu suatu getaran. Jenis
Cahaya yang lebih padat akan menjadi Suara. Suara itu seperti melodi di
dunia ini. Itulah sebabnya kita sangat menyukai musik, karena ia sangat
mirip dengan musik Surgawi, dengan Firman yang diucapkan Tuhan, bahasa
universal yang, bila kita dengarkan, kita dapat memahami segala hal,
kita dapat memahami semua bahasa, kita dapat memahami satu sama lain
dan kita mencintai satu sama lain. Kita akan begitu diperhatikan,
begitu dikuatkan oleh getaran batin ini, Firman Tuhan, musik Surga,
sehingga kita menjadi seseorang yang baru.
Itulah sebabnya banyak orang, setelah inisiasi, mereka
bercahaya, mereka berubah total, seketika, sehingga kadangkala saya
tidak mengenali mereka – sebelum dan sesudah inisiasi. Kadangkala
perubahannya begitu drastis seperti itu. Dan semakin banyak mereka
bermeditasi setiap hari, semakin muda-lah mereka jadinya, karena semua
sel itu menjadi baru. Itulah sebabnya mereka menjadi seperti anak kecil
– kita menjadi semakin murni, semakin cerdas, semakin murni, semakin
bersahaja dalam hati, semakin dekat dengan Surga.
Alkitab mengatakan, "Hanya jika kalian menjadi seperti
anak-anak lagi, kalian tidak dapat masuk ke Kerajaan Allah." Untuk
menjadi seorang anak-anak, kita harus menjalani suatu proses yang
disebut pembaptisan – pembaptisan dengan Api dari Roh. Santo Yohanes
telah mengatakan bahwa, "Tanpa ragu saya membaptis dengan air, tetapi
dia yang datang kemudian akan membaptis kamu dengan Api dari Roh
Kudus." Apa Api Roh Kudus itu? Ini adalah Tuhan sendiri yang memurnikan
kita, menghubungkan kita kembali dengan Diri-Nya, membuat kita yang
berupa bagian kembali utuh menyeluruh lagi, membuat tetesan lautan
bergabung dengan perairan kasih yang luas ini.
Inilah saat pembaptisan. Baptis yang sesungguhnya
berlangsung kurang dari satu detik, dan kita akan berada di sana
seketika di dalam Surga tempat kita seharusnya berada. Karena tidak ada
apa pun yang memisahkan kita dari diri kita dan Tuhan, tidak pernah
selamanya, hanya saja perhatian kita, perhatian kita dan pemikiran kita
bahwa kita terpisah dari Tuhan. Dan itulah yang membuat kita terpisah
dari Tuhan.
Saya hanya tunjukkan kepada kalian bagaimana mengalihkan
perhatian ke tempat yang lain, dimensi yang lain. Persis seperti saat
ini, saya sedang menatap kalian, saya melihat kalian, jadi saya tidak
dapat melihat apa di belakang saya. Jika saya putar tubuh saya ke
belakang, sekarang saya lihat... Apakah itu? Itu adalah "Maha Guru
Ching Hai" oke, "Melihat Tuhan selagi hidup." Seperti itulah persisnya!
Kita dapat melihat Tuhan selagi kita hidup. Bahkan kita dapat memilih
kapan kita akan mati. Kita memilih tingkat Surga kita sendiri sebelum
kita ke sana, persis seperti kalian pergi ke agen dan pergi
melihat-lihat rumah yang berlainan, melihat mana yang lebih baik bagi
kalian.
Sama halnya, di rumah Bapa kita ada banyak tempat
tinggal. Kita dapat pilih satu sesuai dengan tingkat pemahaman dan
kesadaran kita. Kita tidak pernah terpisah dari Tuhan. Itulah yang saya
ingin sampaikan kepada kalian. Itulah apa yang sudah saya temukan.
Hanya satu kejapan mata, kita sudah berada dalam kesadaran Tuhan. Satu
kejapan mata, kita kembali ke sini lagi. Satu kejap lagi, kembali ke
Surga, mengejap, kembali ke sini. Kadang kala batas antara Surga dan
dimensi fisik sangat kabur, kalian masuk dan keluar, masuk dan keluar.
Atau dalam waktu bersamaan kalian berada di kedua dunia, seperti
kebanyakan tingkat kesadaran para Guru. Mereka ada di dalam kedua dunia
pada saat yang sama. Mereka telah menguasai seni yang sulit dipahami
untuk menghapus batas antara dunia fisik dan dunia Surgawi. Mereka
telah menghapus dimensi ruang dan waktu dalam kesadaran mereka karena
mereka telah menjadi Tuhan, bersatu kembali dengan Tuhan.
Begitu sederhananya sehingga setiap dari kita dapat
melakukan, karena setiap dari kita adalah sudah Tuhan. Hanya melihat ke
suatu arah yang lain saja, itu saja. Saya hanya akan tunjukkan ke mana
kalian harus melihat… diri kalian, di mana terdapat hubungan dengan
Tuhan, di mana Tuhan bersemayam. Jika Dia bersemayam di dalam diri
kita, di manakah itu? Di dalam! Maka kita harus cari di dalam, bukannya
mencari di luar. Mencari di luar, kita melihat perwujudan fisik dari
Tuhan, kita melihat Tuhan fisik yang berjalan, yang duduk di samping
kita, yang mencintai kita secara fisik, yang makan bersama kita, yang
bergurau dengan kita, yang tertawa bersama kita.
Di dalam, kita melihat realitas dari semua ciptaan, yakni
Tuhan yang adalah Tuhan yang bukan dalam wujud fisik, tetapi memiliki
berjuta-juta perwujudan; Tuhan yang tidak memiliki nama, namun sudah
dipanggil dengan ribuan nama yang penuh kasih, persis seperti kita
memanggil kekasih kita "sayang", "kekasihku", "sayangku", "manisku",
"gula-gulaku", "belahan-ku", "belahan-ku yang lebih baik", "yang paling
kusayang", "yang kukasihi" – apa saja, apa saja! Kadang kalian
menciptakan sebuah nama untuk memanggil orang yang kalian kasihi. Ada
orang yang memanggil istrinya "mie-ku", dan itu pun baik! Bahkan ada
yang memanggil Tuhan sebagai "Sang Pengantin," "Sang Kekasih Abadi,"
"Sang Pasangan Setia". Apa saja boleh, karena kita sangat mengasihi
Tuhan dan Dia sangat mengasihi kita.
Kita adalah satu, kita
menyebutnya apa saja. Tetapi akan lebih baik bagi kita semua untuk benar-benar bersatu
kembali dengan Yang Terkasih ini lagi. Terlalu banyak bicara tentang calon
tunangan dan calon suami, tetapi tidak bersatu, adalah tidak berguna. Kita
tidak pernah mengalami suka cita pernikahan jika kita tidak pernah melihat sang
suami yang telah banyak kita dengar. Sama halnya, segala sesuatu yang kita
bicarakan tentang Tuhan, kita kenal tentang Tuhan, kita memuji Tuhan, adalah lagu
yang indah bagi telinga dan jiwa kita, tetapi jiwa menginginkan pengalaman yang
lebih mendalam, benar berhadapan muka dengan Tuhan. Untuk itu, saya dapat
menolong kalian. Tuhan amat mengasihi kalian. Ada
pertanyaan singkat? Ya!
Tanya: Bersediakah Anda berbagi dengan kami apa saja yang
Anda tahu mengenai apa yang terjadi setelah kehidupan di dunia ini?
Maha Guru Ching Hai: Apa yang terjadi setelah
kehidupan di dunia ini? Saya dapat menulis seribu buku tentang hal ini,
sayang. Tetapi secara singkat, secara singkat, setelah hidup ini cuma
ada Surga. Tetapi. Anda harus mempersiapkannya, bila tidak, karma yang
Anda miliki akan memisahkan Anda dari Surga, dan itulah sebabnya orang
menyebutnya "neraka". Atau retribusi atau akibat dari tindakan-tindakan
populasi seluruh planet ini juga akan mempengaruhi Anda dan memisahkan
Anda dari Surga.
Kebanyakan orang, sekalipun mereka tidak diinisiasi ke
dalam Metode Quan Yin ini atau bahkan mereka tidak melihat Tuhan selagi
hidup, jika mereka hidup menurut standar manusia, seperti Sepuluh
Perintah, atau Lima Perintah dalam Agama Buddha atau aliran Jain, dan
sebagainya, atau mengikuti jalan hidup sesuai dengan Qur’an atau ajaran
Sikh, mereka akan melihat Surga dengan segera setelah mereka meninggal.
Tapi bukan Tuhan Tertinggi, tentu saja. Ya? Tetapi Surga sedang
menunggu, kebanyakan Surga sedang menunggu kita semua.
Tetapi karena pemikiran kita sendiri, kita memisahkan
diri kita dari Surga – bahkan setelah kematian. Kita akan tersesat
untuk sementara waktu sampai akibat dari tindakan kita dan akibat dari
kesadaran kolektif dari seluruh populasi membebaskan kita untuk
sementara waktu. Lalu kita akan memilih lagi apakah untuk lahir kembali
di sini atau di tempat lainnya untuk menghubungkan kembali Diri kita
dengan Tuhan. Ada banyak, banyak hal untuk dilihat setelah kematian.
Tetapi semakin kita bersiap, semakin banyak yang dapat kita lihat.
Tanya:
Bagaimana Anda tahu bila Anda telah menemukan Guru sejati Anda?
Maha Guru Ching
Hai: Karena saya melihat Cahaya. Itulah patokannya. Saya mendengar Tuhan, melihat
Tuhan, saya melihat Cahaya Tuhan. Begitulah cara saya tahu bahwa Dia adalah yang
sejati.
Pembawa Acara: Bagaimana Anda tahu bahwa, sebagai seorang "pencari",
Anda telah menemukan Guru sejati? Sebagai seorang pencari Tuhan, bahwa Anda
telah menemukan Guru yang sesuai yang akan membawa sampai kepada tujuan Anda?
Maha Guru Ching Hai: Ya, jika Guru tersebut dapat menunjukkan Tuhan kepada Anda, siapa pun, itulah yang sejati.
Tanya: Guru terkasih, bersediakah Anda memberitahu sesuatu tentang masa depan
kepada kami yang akan terjadi dalam lima, tujuh, sepuluh tahun ke depan?
Maha
Guru Ching Hai: Maksud Anda milenium?
Tanya: Ya, dan segera sesudahnya.
Maha Guru Ching Hai: Itu tergantung kepada kalian!
Tergantung kepada kita semua! Jika kesadaran kita lebih terbangunkan dan
meningkat tinggi, bumi kita akan terus semakin megah. Jika kita tetap berjalan
seperti masa lalu, atau lebih buruk lagi, maka tentu saja akibatnya sudah jelas.
Kita yang tentukan masa depan kita. Tidak ada milenium kecuali saat ini. Kita
yang memutuskannya sekarang, oke? Terima kasih.
Tanya: Bisakah Anda menjelaskan
perbedaan antara mengatakan "Saya adalah Tuhan" – yang berarti "nama keluarga
saya adalah Tuhan" atau "saya adalah bagian dari Tuhan" – dan "Saya adalah
Tuhan", seperti dikatakan oleh beberapa orang, yang berarti "saya adalah
keseluruhan Tuhan?" (Ya.)
Maha Guru Ching Hai: Perbedaannya adalah, jika
Anda katakan "Saya adalah Tuhan" dan "Nama saya adalah Tuhan," berarti
Anda telah melihat diri Anda sebagai Tuhan, sebagai bagian dari Tuhan,
sebagai kesatuan dengan Tuhan, sebagai yang berasal dari Tuhan. Dan
yang satunya lagi, Anda hanya mengatakannya berdasarkan kata orang
lain, karena diberitahu dan dengan memahami hal itu: "Oke, saya berasal
dari Tuhan, saya pasti berasal dari Tuhan, jadi nama keluarga saya
pastilah Tuhan." Orang yang satunya lagi itu, dia melihat Tuhan. Oke?
Tanya: Orang yang mengatakan, "Nama
keluarga saya adalah Tuhan", "Saya bagian dari Tuhan," dia
melihat Tuhan?
Maha Guru Ching Hai: Tidak, tidak, ada dua hal.
Anda mengakui, Anda memahami bahwa nama keluarga Anda adalah Tuhan, tetapi
mungkin saja Anda belum melihat Tuhan. Dan seorang lainnya yang mengatakan hal
yang sama, yang berkata, "Saya adalah Tuhan" atau "Nama keluarga saya adalah
Tuhan," yang telah melihat Tuhan. Anda paham maksud saya? Jadi lebih tegas dalam
kasus yang kedua.
Tanya: Oke, untuk kasus kedua, orang yang melihat Tuhan, apa
orang itu akan berkata "Saya bagian dari Tuhan" atau "Saya adalah keseluruhan
Tuhan"?
Maha Guru Ching Hai: Itu tergantung dari tingkat
pencapaiannya. Tergantung dari seberapa banyak dia telah melihat Tuhan.
Dia harus jalan selangkah demi selangkah. Jika dia telah melihat
keseluruhan Tuhan maka dia dapat berkata, "Saya dan Tuhan adalah satu."
Seperti yang dikatakan Yesus, "Aku dan Bapa-ku adalah satu." Dan
sebelum itu, Anda tidak mengatakan demikian. Anda bilang, "Saya telah
melihat Tuhan. Saya telah bercakap-cakap dengan Tuhan. Saya bagian dari
Tuhan. Saya telah melihat sebagian dari Tuhan." Tetapi, Anda sudah
mengetahuinya, amat kokoh di dalam hati Anda, bahwa Anda dan Tuhan
adalah satu.
Tanya: Jadi jika Anda melihat keseluruhan dari
Tuhan, lalu apakah Anda berpikir bahwa Anda 100% identik dengan keseluruhan dari
Tuhan itu? Atau, apa Anda memahami bahwa Anda tetap merupakan sebagian kecil
dari Tuhan?
Maha Guru Ching Hai: Dalam tubuh fisik ini, dalam dimensi fisik ini,
Anda adalah bagian dari Tuhan. Jika Anda melampauinya dan melihat bahwa Anda dan
Tuhan adalah satu, pada saat itu Anda menyatakan bahwa Anda dan Tuhan adalah
satu.
Tanya: seratus persen? (Seratus persen.) Anda tidak terbatas? (Ya.)
Maha
Guru Ching Hai: Anda akan melihatnya. Anda akan melihatnya.
Tanya: Anda tidak
akan lagi memahami diri Anda sendiri menjadi hamba Tuhan dan bagian dari Tuhan.
Anda akan berpikir bahwa Anda adalah keseluruhan dari Tuhan dan tidak ada
Kebenaran yang lebih tinggi dari Anda?
Maha Guru Ching Hai: Tidak ada apa pun
kecuali Tuhan yang bekerja melalui Anda pada saat itu.
Tanya: Dan Anda tidak
mempunyai identitas pribadi yang terpisah dari Tuhan?
Maha Guru Ching Hai: Ya, bapak.
Tanya: Dalam pembicaraan Anda, banyak mengenai diri kita, di
dalam diri kita. Apa pesan Anda bagi mereka yang miskin dan penderitaan
dan masalah yang kita hadapi? Bagaimana Anda melihatnya, melalui ajaran
ini, untuk membantu, untuk menghadapi, masalah ketidakadilan dan
kemiskinan di samping kepentingan pribadi?
Maha Guru Ching Hai: Ini cerita yang sangat
panjang. Singkatnya, saya membantu orang secara rohani juga secara
materi. Saya membantu di mana pun orang perlu bantuan rohani, dan saya
bagikan apa yang saya miliki kepada orang miskin. Itulah yang dapat
saya lakukan. Ya? Itulah sebabnya saya membuat busana dan perhiasan
yang indah. Saya menjualnya, dapat uang, memberikannya kepada orang
miskin. Itulah kewajiban saya sebagai warga dunia ini. Dan kewajiban
saya sebagai saudara dan saudari Anda adalah untuk membagikan kepada
kalian pengetahuan tentang Bapa kita. Jadi saya lakukan keduanya, ya?
Yang pertama.
Yang kedua, semua penderitaan dan kesengsaraan di dunia
ini kadang diciptakan oleh manusia; kadang kita telah memilih sebelum
kita datang (ke dunia ini); kadang kala kita lebih membesarkannya lagi
dengan tindakan kita yang sembrono di planet ini. Dan untuk
memperbaikinya, bukan hanya saya saja, seorang diri, yang dapat
melakukannya, kesadaran seluruh planet ini harus ditingkatkan ke
tingkat pemikiran yang lebih tinggi. Dan kita harus membagikan apa yang
kita miliki kepada setiap orang yang kurang beruntung. Dan itu suatu
keharusan! Tetapi, saya tidak dapat lakukan sendirian, maka saya ajak
kalian bergabung.
Tanya: Baiklah Guru, mengapa Anda memilih untuk datang ke Parlemen Agama-agama Sedunia?
Maha Guru Ching Hai: Karena saya diundang untuk datang ke sini.
Dan kita seharusnya, kita semua, termasuk diri saya, mendukung setiap
kegiatan yang mempersatukan diri kita ke diri kita, sehingga kita tidak
merasa terlalu terbagi-bagi dan terlalu banyak salah paham satu dengan
lainnya. Dan kita punya kesempatan untuk saling berbicara. Itu sebuah
gagasan yang baik, jadi saya datang untuk mendukung gagasan mulia ini.
Tanya: Dan dapatkah Anda jelaskan atau sekedar memberitahu kami,
kepada orang yang tidak mengerti dan yang tidak mengetahui, apakah
Metode Quan Yin itu, apakah itu sesungguhnya?
Maha Guru Ching
Hai: Baiklah. Saya memulainya
di Formosa (Taiwan), dan Quan Yin adalah istilah dalam bahasa China
untuk energi batin, Suara dalam batin, Suarga surgawi, yang disebut di
dalam Alkitab sebagai Firman Tuhan: "Firman itu bersama-sama dengan
Tuhan dan Firman itu adalah Tuhan." Inilah Quan Yin, artinya kita
menghubungkan kembali Diri kita dengan energi itu, dengan Firman itu
yang menciptakan segalanya, dan karena itu, kita akan menjadi satu
dengan Tuhan dan kita akan mengerti tujuan dari keberadaan kita di
sini, dan juga kita dapat pergi ke Surga dan mendapatkan pengajaran
langsung dari Yang Maha Tinggi.
Tanya: Jadi, apakah itu meditasi? Gaya hidup? Bagaimana kita menjalaninya?
Maha
Guru Ching Hai: Pertama-tama kita harus
menjalani proses pengingatan kembali; karena kebanyakan dari kita sibuk
– sejak kita datang ke dunia fisik ini kita menjadi sibuk. Maka, kita
harus ingat kembali. Dan saya menunjukkan kepada orang-orang bagaimana
mengingat kembali Jati Diri mereka, bahwa Kerajaan Allah ada di dalam
diri mereka dan kita adalah bagian dari Tuhan. Saya akan tunjukkan
kepada orang-orang cara untuk mengingatnya.
Dan untuk mengingat hal itu, kita duduk dengan tenang
untuk sesaat dan membiarkan Kekuatan Tuhan bekerja untuk menghubungkan
kembali diri-Nya dengan diri-Nya yang ada di dalam diri kita. Dan
selama proses itu, kita akan melihat Cahaya Tuhan atau kita melihat
suatu Surga, mendapat kilasan Surga, atau kilas penglihatan tentang
Bapa kita, atau mendapatkan suatu kontak langsung dengan-Nya. Hal itu
tergantung dari tingkat konsentrasi kita, kita akan sedikit banyak
mendapatkan hubungan dengan Surga melalui Cahaya, melalui Suara,
Getaran, melalui Suara, getaran, Firman yang di dalam diri kita.
Kemudian kita akan lebih memahami semua yang ingin kita
pahami, dan kita dapat melihat Tuhan setiap hari dalam wujud yang
berbeda-beda melalui Cahaya atau Musik semesta, melalui ajaran, ajaran
yang merdu dari Tuhan, atau melalui wujud Yesus, penampakan akan Yesus,
atau para suci atau Sang Buddha, yang akan memberikan kita ajaran
langsung, sewaktu kita terangkat ke tingkat kesadaran yang lebih tinggi
ini. Kita dapat berhubungan langsung dengan mereka, karena sekarang
mereka berada pada tingkat kesadaran yang lebih tinggi. Kita kini
berada pada tingkat kesadaran yang lebih rendah dalam tubuh fisik ini.
Jadi, untuk dapat menerima pengajaran langsung ini, kita
harus mengangkat diri kita lebih tinggi daripada tubuh ini, dan kita
memiliki tata-kerja untuk melakukan hal tersebut, jika kita mengingat
caranya. Kita semua mengetahuinya, hanya saja kebanyakan dari kita
telah lupa. Dan saya mengingatnya karena saya telah diajarkan untuk
mengingatnya kembali. Jadi itu sebabnya saya dapat mengajarkan orang
cara mengingatnya. Dan begitu kita ingat, kita dapat pergi ke Surga
kapan saja, sekehendak kita. Dan kemudian kita mendapat ajaran langsung
dari para suci di masa lalu, seperti Yesus, Buddha, Muhammad, siapa
saja – mereka semua adalah anak-anak Tuhan, mereka semua adalah para
utusan dari Yang Maha Tinggi, sejak dahulu kala.
Untuk mendapatkan
pengajaran langsung dari mereka, kita harus pergi langsung kepada mereka – bukan
dengan tubuh ini – karena mereka telah pergi, mereka telah pergi ke dunia yang
lebih tinggi. Kita harus pergi ke sana. Persis seperti saya harus datang ke sini
untuk menemui Anda. Saya tidak dapat menemui Anda di AS; Anda tinggal di sini,
paham? Jadi, untuk melihat Yesus, kita harus pergi ke tempat di mana ia tinggal.
Untuk menemui Tuhan, kita harus pergi ke tempat di mana Dia tinggal, misalnya.
Tanya: Dan siapa sajakah yang mengikuti ajaran ini?
Maha Guru Ching Hai: Semua
jalur...
Tanya: Berapakah jumlah mereka? Mereka berasal dari mana? Siapakah
mereka? Apakah mereka dari agama yang berbeda?
Maha Guru Ching Hai: Mereka berjumlah jutaan.
Mereka dari agama-agama yang berbeda, cara hidup yang berbeda, latar
belakang yang berbeda, profesi yang berbeda. Tetapi ketika kita
bersama-sama, kita seperti satu keluarga, saling percaya, mengasihi.
Dan bersama-sama, kami menggunakan energi bersama ini untuk
meningkatkan diri kami dan meningkatkan energi dunia ini.
Tanya: Dan bagaimana Anda menemukan wahyu ini?
Maha Guru Ching
Hai: Oh, saya telah mencarinya sepanjang hidup saya, hingga saya pergi ke Himalaya
dan bertemu Sang Guru yang memberi saya pengingatan ini kembali. Sama seperti
saya akan mengingatkan kembali orang setelah saya menguasai seni bepergian ke
Surga ini.
Tanya: Dan siapakah Guru itu, yang membantu Anda mengingat kembali?
Maha Guru Ching Hai: Dia adalah Khudaji, tapi Dia telah meninggal dunia.
Tanya: Apakah pendapat Anda mengenai fundamentalisme dan
orang-orang beragama atau kelompok-kelompok agama yang menentang agama,
yang menentang gerakan antar-kepercayaan, dialog antar-kepercayaan,
seperti yang ada di sini?
Maha Guru Ching Hai: Mereka mempunyai alasan sendiri
untuk begitu. Setiap orang memiliki agamanya masing-masing, dan sesuai dengan
tingkat pemahaman kita sendiri tentang Tuhan atau agama, kita bereaksi secara
berlainan. Segalanya perlu waktu. Orang memerlukan waktu untuk memahami atau
menerima setiap perubahan. Jadi, kita hanya butuh kesabaran dan kasih.
Tanya:
Apakah Anda berpendapat bahwa mereka seharusnya bergerak menuju ke sana,
mungkin?
Maha Guru Ching Hai: Ya, jika mereka tidak mau
bergerak, hal itu oke saja, tetapi sebaiknya mereka tidak menentangnya,
setidaknya. Karena jika ada yang membiarkan mereka mengerjakan
pekerjaan mereka sendiri, mereka juga seharusnya membiarkan orang lain
mengerjakan pekerjaan mereka sendiri. Selama Parlemen Agama-agama
Sedunia ini tidak berbuat sesuatu yang membahayakan umat manusia atau
bagi negara mana saja atau agama apa saja, mereka harus didukung, atau
setidaknya dibiarkan saja. Tetapi orang-orang yang tidak ingin
bergabung, mereka juga harus dibiarkan, dan itulah hak mereka. Setiap
orang mempunyai hak untuk bergerak ke arah manapun yang diinginkannya
selama arah yang dipilih itu tidak mengganggu keamanan dan kepercayaan
orang lain.
Tanya: Dan banyak orang berbicara tentang agama yang berlainan
yang seperti membedakan jenis kelamin atau mereka tidak memberikan
persamaan hak kepada wanita, misalnya. (Ya, benar.) Itu juga merupakan
isu yang cukup besar pada Parlemen ini, diskusi tentang kaum wanita
dalam agama. (Benar.) Apa pendapat Anda tentang hal ini?
Maha Guru Ching Hai: Pendapat saya persis seperti pendapat Anda serta kebanyakan orang di dunia ini, yaitu bahwa kita semua adalah
anak Tuhan. Yesus, Buddha, Muhammad, tidak pernah mengatakan bahwa wanita lebih
rendah atau laki-laki harus lebih unggul – tidak ada yang seperti itu! Jadi kita
sebaiknya menjaganya seperti itu, ya. Setiap agama menekankan persaudaraan antar
umat manusia. Itu termasuk kaum wanita juga.
Tanya: Dan kami telah dengar Anda
pergi ke tempat yang menderita, tempat-tempat yang tertimpa bencana, hal yang
seperti itu.
Maha Guru Ching Hai: Ya, ibu.
Tanya: Mengapa Anda ke sana?
Maha
Guru Ching Hai: Anda akan pergi jika Anda
adalah saya. Jika Anda memiliki sarana untuk menolong orang-orang, jika
Tuhan memberikan lebih dari yang Anda butuhkan, maka Anda akan pergi ke
sana dan membagikan milik Anda kepada mereka, karena untuk itulah
sarana itu diberikan kepada Anda: "Banyak yang diharapkan dari mereka
yang mendapat lebih banyak."
Tuhan tidak memberikannya kepada saya agar saya bisa
makan atau tidur lebih banyak, tetapi memberikannya kepada saya agar
saya dapat berbagi. Sama seperti Anda memiliki menara air yang besar di
kota ini. Menara air itu tidak dimaksudkan untuk menampung air saja,
tetapi untuk berbagi ke seluruh kota. Jadi, saya hanyalah satu dari
pipa-pipa itu yang akan saya alirkan air itu ke tempat yang
membutuhkan. Dan saya sendiri, atau sekalipun dengan seluruh keluarga
saya, kami tidak membutuhkan semua uang penghasilan saya. Dan Tuhan
telah memberikan jauh lebih banyak dari yang saya atau keluarga saya
butuhkan, atau murid saya butuhkan, jadi kami membagikannya. Itu hal
yang lumrah dilakukan, tidak perlu dipertanyakan.
Tanya: Jadi kami telah dengar tentang sumbangan Anda. Dapatkah Anda
beritahu
berapa banyak uang yang Anda berikan, ke siapa sumbangan itu Anda berikan?
Mengapa? Jika hal itu bersifat spontan, apa yang terjadi di sana?
Maha Guru Ching Hai: Sebenarnya, itu sudah
berlalu, tetapi... Anda lihat, saya selesaikan doa 3 menit, seperti
yang lainnya, dan kemudian saya turun dari panggung dan ada seorang
wanita mendatangi saya dan berkata, "Anak-anak itu sedang menantikan
Anda!" Mereka datang dari suatu tempat, yang sangat jauh. Mereka
berkata bahwa mereka naik bus selama 30 jam – mereka tidak tidur,
mereka tidak makan apa-apa. Mereka datang ke sini, dan mereka ingin
menemui saya. Maka saya turun dan menyalami mereka, memeluk mereka, dan
kemudian saya bertanya dari mana mereka berasal dan apa yang membawa
mereka ke sini, dan dia memberitahu saya tentang keadaan mereka,
seperti mereka tidak punya sekolah, mereka tidak punya kamar kecil,
mereka tidak punya air. Tempat tinggal mereka sangat, sangat kekurangan
akan sarana bagi kebutuhan dasar martabat manusia. Jadi saya katakan,
"Apa yang dapat saya bantu? Dia berkata, "Ya, apa pun yang Anda berikan
adalah baik." Dan saya katakan, "Berapa yang Anda butuhkan saat ini
untuk sekolah dan kakus dan lainnya?" Dia berkata 4.000 dollar AS. Lalu
saya katakan, " Oke, saya akan berikan kepada Anda." Dan dia menangis.
Saya katakan, "Yah, itu bukanlah apa-apa! Saya akan berikan Anda lebih,
kalau ada sesuatu lainnya." Jadi saya berikan dia $10.000 untuk
anak-anak di desa itu. Saya lupa nama desa itu. Saya hanya berikan saja
dan pergi. Saya tidak mengingatnya. Uang itu akan digunakan untuk
anak-anak itu dan membangun sekolah. Kepala sekolahnya ada di sana dan
kepala desa juga ada di sana. Jadi mereka akan melakukannya. Itu saja.
Dan kemudian saya pergi, dan lalu sekelompok wanita
lainnya datang. Semua penduduk asli, orang-orang berkulit coklat, para
wanita yang berdoa – ingat, di atas panggung itu, mereka berdoa dengan
api? – ya, mereka datang kepada saya dan menari dan menyanyi untuk
saya. Dan kemudian saya tanya apakah mereka berasal dari Distrik Keenam
tempat di mana kita berdoa, dan mereka berkata, "Ya," tetapi saat ini
mereka tinggal di tempat lain dan bahwa beberapa orang dari mereka
sedang dalam keputus-asaan. Misalnya, sebuah keluarga dengan 16 orang
tinggal di sebuah rumah yang kecil dan rendah, dan tanpa fasilitas
kesehatan. Jadi saya katakan, "Berapa banyak yang mereka butuhkan?" Dan
dia berkata, "Kira-kira 22.000 dollar AS." Jadi saya berikan kepadanya.
Dan saya berikan dia 30.000 dollar lebih banyak kalau-kalau mereka
perlu untuk memperbaiki atau membuat lebih banyak sistem tata-air yang
lebih diperlukan bagi mereka. (Hebat.) – pipa air, keran air dan semua
itu – dan saya beritahukan mereka jika mereka perlu lebih banyak,
beritahukan saya nanti.
Tanya: Dapatkah Anda beritahukan berapa jumlah murid Anda, berapa banyak orang
yang telah diinisiasi? Dan juga, apa yang Anda ajarkan kepada mereka, apa yang
harus mereka lakukan?
Maha Guru Ching Hai: Baiklah, oke. Mereka terlalu
banyak untuk saya ingat, tetapi ada sekurang-kurangnya ratusan ribu
atau jutaan dari mereka, di seluruh dunia. Dan kadang-kadang mereka
menghubungi kami, kadang mereka tinggal di rumah saja, bermeditasi
sendiri, karena pada saat inisiasi, saya beritahu mereka semuanya.
Diperlukan satu atau dua jam, sehingga mereka mengerti apa yang harus
dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, dan bagaimana melindungi
diri mereka, dan bagaimana membedakan antara penglihatan yang sejati
antara Yesus dan yang "ilusi" yang dapat menyesatkan mereka. Jadi ada
banyak hal yang saya sampaikan selama 2 jam, dan kemudian mereka dapat
menjadi Guru bagi diri mereka sendiri karena mereka memiliki Guru
Tertinggi di dalam diri mereka. Kita semua memilikinya.
Saya hanya beritahukan mereka bagaimana untuk
mengingatnya. Ada suatu cara untuk mengingatnya. Persis seperti bila
Anda kehilangan putera selama bertahun-tahun, dan dia mempunyai tanda
lahir di tubuhnya, sehingga Anda dapat mengenalinya kembali jika Anda
menemukannya. Hal yang sama dengan Bapa atau Bunda Tuhan kita di Surga.
Ada sesuatu yang dapat kita kenali, dan ada suatu jalan untuk kembali
karena kita berasal dari sana. Jadi, ada jalan untuk datang ke sini,
maka pasti ada jalan untuk kembali, seperti segala sesuatu lainnya.
Tanya: Dan gaya hidup? Apakah gaya hidup tertentu?
Maha Guru Ching Hai: Gaya hidup? Ya! Harus hidup,
dalam segi moral, dengan pemikiran mulia. Misalnya, kami menjalankan
Sepuluh Perintah dari Alkitab, atau lima perintah dari ajaran Buddha,
yang hampir sama. Ya, misalnya, kami menghormati semua kehidupan, dan
itulah sebabnya kami bervegetarian murni, bahkan tanpa telur; dan kami
menghormati hak milik orang lain, maka kami tidak mencuri; kami
menghormati satu sama lain seperti Tuhan, jadi kami tidak saling menipu
dengan berbohong dan merendahkan yang lainnya, misalnya; kami
menghormati janji kasih pasangan kami, karena itu, kami tidak menjalin
hubungan di luar pernikahan; kami tidak merendahkan dan mencemarkan
cinta kasih dengan melakukan hubungan seks dengan orang yang lain,
misalnya seperti itu, selain dari pasangan kami. Hal-hal ini adalah
sederhana, gaya hidup dasar yang harus kami ingat, untuk mengukur
standar kami, apa kami sudah mencapainya, mencapai tingkat kerohanian.
Itu saja. Itu sesungguhnya bukan perintah, melainkan suatu ukuran untuk
mengetahui di manakah kita berada. Dan jika kita sudah mencapainya,
kita sudah baik, sudah bisa masuk ke dalam kekudusan, langkah
berikutnya.
Tanya:
Dan apakah itu berarti pernikahan saja, atau... pasangan seseorang?
Maha Guru Ching Hai: Pasangan, juga. Komitmen-nya
ada di dalam sini! Jika Anda mencintai orang tersebut, tinggallah
bersama dia. Jangan cemari cinta Anda dan rendahkan diri Anda dengan
upaya penyalah-gunaan kenikmatan seks semata-mata, yang adalah suatu
pemberian Tuhan.
Tanya:Dan bagaimana mengenai perang dan kemiskinan?
Maha Guru Ching Hai:Kebanyakan ulah manusia, ya? Buatan manusia, ya. Perang, kita tidak saling memahami karena kita tidak mempunyai waktu. Bahkan
dalam agama atau dalam agama yang sama, ada peperangan. Karena, kebanyakan, orang yang memulai peperangan, bukan demi agama,
kadang demi keuntungan pribadi dan kekuasaan, yang bukanlah tujuan dari agama manapun, tentu saja.
Tetapi menyedihkan, kita memiliki anggota masyarakat
yang berbeda yang mencoba berjalan sesuai pilihan mereka dan tidak
selalu sesuai dengan yang dikehendaki Tuhan. Jadi terhadap orang ini,
kita harus bersabar. Dan ada banyak cara bagi kita untuk menyebarkan
ajaran Tuhan dan mengingatkan mereka, dan satu per satu, mereka akan
kembali kepada nurani mereka, dan tidak ada lagi perang.
Dan kemiskinan adalah karena kita tidak saling berbagi. Tadi Anda tanya saya kenapa saya pergi ke tempat bencana, kenapa saya
memberikan milik saya atau
anggota saya juga didorong untuk memberikan bantuan langsung kepada orang-orang. Mereka
memberikan setiap waktu.
Beberapa sumbangan kami dapat Anda ketahui karena hal itu bersifat resmi. Tetapi untuk yang tidak resmi, kami
memberinya sebagai kebutuhan dasar sehari-hari. Kami memberikan kepada orang-orang di jalan. Kami
menghentikan mobil saat lampu merah, kami memberikannya. Kami memberi, seperti, kepada
anak-anak itu pada hari ini. Karena ada orang televisi di sana, jadi mereka melihatnya, jika tidak,
mereka tidak melihatnya.
Beberapa adalah resmi, kami berikan,
dan beberapa yang tidak resmi – kami berikan terus menerus.
Karena persoalan kemiskinan… kemiskinan seharusnya tidak
akan pernah terjadi jika semua orang di dunia saling berbagi apa yang
mereka miliki. Kita memiliki cukup pangan, kita memiliki cukup, cukup,
cukup, cukup, segalanya lebih dari cukup di dunia ini untuk memberi
makanan seluruh planet ini, bahkan lebih. Hanya saja beberapa orang
memiliki terlalu banyak, dan beberapa orang tidak berkesempatan
mendapatkan bagian mereka karena tempat kelahiran mereka, karena latar
belakang mereka, karena, kadangkala, situasi politik menghentikan
mereka. Kemiskinan adalah buatan-manusia. Tuhan memberi kita begitu
banyak, begitu banyak! Setiap dari kita mendapat cukup, bahkan lebih.
Adalah diri kita sendiri, kita yang menjauhkan hal ini dari diri kita.
Wawancara dengan Reporter, 2 Desember 1999
Tanya: Dapatkah Anda ceritakan dengan singkat riwayat hidup Anda dan kehidupan
Anda?
Maha Guru Ching Hai: Oke. Saya dilahirkan di
Aulac (Vietnam). Saya memiliki darah campuran China. Saya warga negara
Inggris. Dan sepanjang hidup saya, saya telah mencari-cari jawaban yang
kita semua pertanyakan: Darimana kita berasal, dan bagaimana kita dapat
melihat Tuhan yang berada dalam diri kita? Jadi, akhirnya, saya temukan
jawabannya sewaktu saya mengasingkan diri di Himalaya.
Tanya: Berapa lama Anda dalam retret ini?
Maha Guru Ching Hai: Saya telah ada di India
selama 2 tahun, juga sedang dalam pencarian. Tetapi pencerahan terjadi
seperti kilatan cahaya. Pencariannya yang lama.
Tanya: Dan bagaimana Anda mengembangkan ajaran ini seterusnya?
Ketika itu terjadi, bagaimana sesungguhnya Anda mengembangkannya untuk
dapat diakses oleh umum, bagi orang, orang biasa, di tingkat awam?
Maha Guru Ching Hai: Benar. Karena saya juga
pernah berada pada tingkat dasar ini, jadi tidaklah sulit untuk saya
menyampaikan apa yang saya ketahui kepada orang-orang, mulai dari saat
saya mencari sampai saat itu terjadi. Amat mudah, itulah sebabnya Tuhan
selalu memilih seorang hamba manusia untuk menyampaikan amanat-Nya.
Bukanlah saya yang mengajarkan orang-orang, bukan saya sebagai seorang
manusia, tetapi Suara Tuhan dalam diri kita itu, dan mungkin lebih
jelas dalam diri saya karena saya telah mencarinya dan menenangkan diri
untuk mencoba mendengarkan.
Banyak di antara
kita yang memiliki Firman ini, Suara Tuhan di dalam diri kita ini, hanya saja kita
terlalu sibuk untuk mendengarkannya. Jadi, karena Tuhan telah menyampaikan
amanat-Nya sendiri, akan mudahlah bagi Tuhan di dalam setiap diri kita untuk
memahaminya.
Tanya: Dan untuk kepentingan para pemirsa di rumah, mendekati
mazhab pemikiran atau konsep yang manakah konsep Anda ini? Mazhab pemikiran
manakah yang konsep Anda mendekati atau menyerupainya? Apa sajakah kesamaannya?
Maha Guru Ching Hai: Ya. Saya telah pelajari hampir semua kitab
suci keagamaan, dan saya mendapati ajaran saya identik dengan ajaran
Islam, dengan ajaran Kristen, dengan ajaran Buddha, dengan ajaran Jain,
karena hanya ada satu Tuhan yang bicara pada kita sepanjang waktu,
tetapi kita menyebut Dia dengan nama yang berbeda-beda, sesuai dengan
kesenangan dan kebudayaan kita dan bahkan istilah bahasa. Seperti,
"Buddha" dalam Sansekrta berarti "Kristus" dalam bahasa Yahudi. Jadi
Allah adalah Yang Maha Tinggi, sama dengan Bapa dari Yesus. , saya
berharap agar setiap orang memahami hal itu. Saya bersesuaian dengan
semua agama karena saya telah menemukan bahwa kita hanya memiliki satu
sumber. Tuhanlah sumber dari semua agama.
Tanya: Dapatkah Anda tambahkan sedikit, bagaimana hal itu terjadi, bagaimana
sesungguhnya Anda menemukannya dan uraikan, apa yang sesungguhnya Anda temukan?
Maha Guru Ching Hai: Ya, oke, bapak. Pencariannya adalah sama
seperti setiap orang yang lain. Kita selalu bertanya-tanya, "Di manakah
Tuhan? Bagaimana saya menemukan Dia?" Pencarian ini lumrah bagi kita
semua. Pencerahanlah yang dianugerahkan kepada mereka yang beruntung
untuk mengingatnya kembali. Dan untuk menjadi beruntung, kita harus
memohon dengan doa yang sangat, sangat dalam dan tulus.
Juga, akan sangat menolong jika kita menemukan seseorang yang
telah menemukan Cahaya ini, telah menemukan Tuhan, telah berhubungan dengan Tuhan yang
ada di dalam batin, dan jika dia tunjukkan kepada kita, itu akan terjadi seketika.
Setiap agama berkata bahwa Tuhan ada dalam diri kita,
dan itulah Tuhan yang harus kita temukan. Anda dapat sebut Dia "Allah",
Anda dapat sebut Dia "Bapa", Anda dapat sebut Dia "Tuhan Yang Maha
Kuasa", Anda dapat sebut Dia "Wisnu", "Brahma". Dan pada saat
pencerahan... "pencerahan" artinya "light (=cahaya)", "enlighten
(=menjadi terang)", dan kita berasal dari Cahaya. Tuhan adalah Cahaya
dan Tuhan adalah Kasih. Dan pada saat pencerahan, kita akan melihat
seluruh alam semesta penuh Cahaya. Kita akan melihat Tuhan dalam wujud
Cahaya dan kadang kala dalam wujud para Guru seperti Yesus, Buddha,
Muhammad, Nanak – siapa saja yang pernah berada di planet ini – juga
akan muncul di depan kita.
Jika kita ada pada tingkatan
mereka, maka kita dapat memperoleh ajaran langsung dari wilayah surgawi. Karena
di sini di dunia fisik ini, saya pun hanya dapat mengajar dalam bahasa dunia
ini, tetapi banyak rahasia alam semesta, kita harus naik ke dimensi yang lebih
tinggi untuk mendapatkannya. Persis seperti kita belajar TK di sekolah taman
kanak-kanak, dan kemudian kita naik ke sekolah dasar. Jika kita ingin tahu
tentang pengetahuan dari pendidikan yang lebih tinggi, harus masuk perguruan
tinggi.
Tanya: Anda maju lebih jauh.
Maha Guru Ching Hai: Maju lebih jauh. Dan untuk
maju dalam alam rohani, kita tidak dapat belajar dalam dunia fisik ini.
Kita dapat memiliki seorang pembimbing fisik untuk menunjukkan jalan
menuju dimensi rohani. Setelah itu kita pergi ke sana. Dan pembimbing
fisik ini juga harus dapat mendampingi kita di sana, setiap saat,
sementara ia masih berada dalam tubuh fisik ini. Jadi, jika kita
menemukan masalah selagi kita masih seorang pemula – seperti kita
sedang menuju kembali ke Kerajaan Allah, tetapi kita perlu waktu untuk
tiba di sana - jadi dia juga harus menolong kita sampai kita sepenuhnya
mengandalkan diri kita sendiri. Ya, itu tidak perlu waktu lama.
Tanya: Berbagai agama yang ada, mereka memakai
nama berbeda untuk Tuhan – Allah, Yehova, dan sebagainya. – tetapi
mereka juga memiliki gambaran yang berbeda-beda. Seperti dalam ajaran
Kristiani, ada Trinitas Tuhan – Allah Putera, Allah Bapa, Roh Kudus –
dan kemudian Anda ada, misalnya, ajaran Buddha, pandangan Hare Krishna,
bahwa ada, seakan-akan, banyak wujud Tuhan yang berbeda-beda. Bagaimana
sesungguhnya yang Anda lakukan untuk menyatukan mereka ke dalam satu
entitas?
Maha Guru Ching Hai: Ya, saya dapat coba
jelaskan. Misalnya, Trinitas – Bapa dan Putera dan Roh Kudus – adalah
seperti ini: Ketika seorang Guru masih hidup, dia adalah Sang Putera
yang merepresentasikan Tuhan, jadi dia adalah sang "Putera". Dan Sang
Bapa adalah Tuhan kita, ya? Bapa kita. Dan Roh Kudus, adalah Jiwa dalam
sang "Putera" dan dalam diri kita juga.
Selagi kita berada di dalam tubuh fisik ini, kita harus
mengetahui esensi diri kita, yang adalah Tuhan, yang adalah dia yang
berada di Surga seperti juga di Bumi, dalam diri kita. Jadi kita harus
mengenal yang satu itu, kita harus temukan jalan untuk mengetahui hal
itu. Dan kemudian seseorang yang telah mengetahuinya dapat menunjukkan
dengan lebih cepat. Jika tidak, kita harus berkontemplasi dengan keras,
dan menemukan sendiri jalan itu. Itu lebih sulit dan lama, ya.
Sekarang, dalam ajaran Buddha, disebutkan tentang "Tiga
Permata"... "Triratna": Buddha, Sangha dan Dharma. Sang Buddha adalah
yang tidak terlihat, persis seperti Tuhan. Dan Sangha artinya "Putera".
Sangha artinya persamuan para Buddha, mereka yang menjalani ajaran-Nya,
mereka yang terhubung dengan dia. Dan Dharma adalah ajarannya. Tetapi
Dharma yang sejati adalah ajaran yang tidak terlihat, Firman dalam
Alkitab, Sabda, ajaran langsung dari Tuhan, dari Adi Buddha sendiri..
Jelas? Jadi, itu serupa.
Tanya: Itu serupa. Itu hanyalah perbedaan
persepsi orang-orang itu sendiri, mereka mungkin melihatnya secara berbeda.
Maha
Guru Ching Hai: Ya, bapak. Benar! Demikian juga ungkapan yang berbeda dari
bahasa yang berbeda. Bahkan sebutan untuk ibu, setiap negara menyebutnya dengan
berbeda.
Tanya: Jadi, itu hal yang sama.
Maha Guru Ching Hai: Yah, itu hal yang sama.
Tanya: Oke, dan satu pertanyaan lagi adalah, apa pendapat Anda tentang hubungan antara sang Pencipta,
Tuhan yang sebenarnya; manusia dalam wujud fisik ini dan wujud rohani; dan juga
alam semesta sebagai satu keseluruhan? Apa pendapat Anda tentang hal itu?
Maha
Guru Ching Hai: Pada mulanya – mundur
kembali sangat jauh, sejak awal mula – hanya ada satu keutuhan, satu
hal, utuh, sebagai Tuhan, dan kita penuh di dalamnya. Kita bersatu
dengan keseluruhannya, dan kita masih tetap satu dengan keseluruhannya,
sampai Tuhan atau Tuhan di dalam diri kita atau Tuhan dari
keseluruhannya memutuskan bahwa kita harus terpisah, jadi
beranekaragam, untuk saling menikmati, untuk menikmati Tuhan.
Misalnya Anda seperti ini, Anda duduk di sini. Anda
tidak tahu bagaimana rupa Anda, Anda tidak tahu Anda itu apa. Untuk
mengetahui apakah Anda tampan, Anda melihat pada cermin. Cermin
hanyalah gambaran diri Anda, bukan Anda yang sebenarnya, namun
demikian, melalui cermin itu, Anda memahami diri Anda sendiri.
Serupa dengan itu, kita datang dalam bentuk kehidupan
fisik yang non-Tuhan sehingga kita dapat memandang ke belakang dan
menikmati Tuhan. Tetapi kita hanya mengetahui hal itu pada saat
penyadaran. Tanpa itu, kita hanya mengenal tubuh fisik dan dunia ini
sebagai yang sejati. Karena kita terus menatap pada cermin, kita lupa
bahwa sesungguhnya kitalah yang memandang pada cermin itu. Ya, serupa
dengan itu, Tuhan yang di dalam diri kita sedang melihat pada cermin
saat itu dan mengenali wujud fisik ini sebagai diri kita. Tetapi dia
yang melihat adalah yang sejati.
Tetapi ilusi ini sangat hebat, keajaiban ciptaan ini
sangat hebat, sehingga membuat kita lupa akan cermin dan bayangan itu
semuanya, dan menganggapnya sebagai yang sejati. Tetapi itulah sebabnya
mengapa kita harus menjadi tercerahkan untuk melepaskan diri dari
konsep ilusi ini dan menemukan yang sejati. Jika kita menginginkannya.
Jika tidak, kita masih dapat menunggu. Kita punya waktu tak terbatas
untuk menemukan Tuhan. Bukanlah persoalan yang besar, menemukan Tuhan
atau tidak menemukan Tuhan. Kita di sana selamanya bersama Tuhan.
Setiap orang dari kita adalah Tuhan, dan dia tidaklah terburu-buru
untuk mengungkap dirinya sendiri.
Tanya: Satu pertanyaan khusus tentang Islam, apa Anda
berpendapat bahwa Islam, amanat yang diturunkan oleh Tuhan melalui Nabi
Muhammad, Salla`llahu ´Alaihi Wasallam, apakah Anda berpendapat bahwa
Islam seperti itu? Amanat dari Tuhan melalui sang Nabi?
Maha Guru Ching Hai: Ya, itu sungguh dari Tuhan!
Bukanlah Muhammad sebagai manusia fisik. Itu adalah Muhammad, Tuhan.
Tuhan dalam dirinya dan Tuhan dari segalanya menjadi satu dan berbicara
melalui kerangka fisik yang kita sebut "Muhammad". Dia adalah Nabi pada
waktu itu. Dialah satu-satunya pada masa itu. Tetapi Tuhan harus
mengirimkan banyak "Muhammad" pada generasi yang berbeda untuk
mengingatkan anak-Nya berulang-ulang, karena kita tidak beruntung untuk
dapat dilahirkan pada zaman Nabi Muhammad. Kita dilahirkan sekarang.
Jadi harus ada yang mengingatkan terus menerus, para keturunan
Muhammad. Keturunan Muhammad atau Kristus, mereka dilahirkan di mana
saja, sebagaimana Tuhan kehendaki, untuk kebaikan anak-anak-Nya dari
ras-ras yang berbeda. Itulah kehendak Surga.
Tanya: Anda tahu bahwa ada
beberapa perbedaan dalam agama-agama yang berbeda. (Kebudayaan, kebudayaan.)
Jika semuanya dari Tuhan, lalu apakah ada banyak amanat dari Tuhan? Dan apakah
semuanya oke atau tidak?
Maha Guru Ching Hai: Semuanya menunjuk ke satu
hal: yaitu, Tuhan. Dan semua memberitahu kita untuk menemukan Tuhan
selagi hidup. Al qur’an mengatakan bahwa semua agama adalah milik
Allah. Dikatakan begitu.
Tanya: Tetapi sumbernya bukanlah seperti yang kami pahami saat ini. Karena pada kalimat yang lainnya di dalam Al Qur’an,
dikatakan bahwa satu-satunya agama bagi Tuhan adalah Islam, dan tidak dengan agama
lainnya.
Maha Guru Ching Hai: Itu baik, itu benar. 100
persen benar, percayalah pada saya! Pada saat itu, Muhammad sedang
mentransmisikan ajaran Kebenaran tersebut, ajaran langsung dari Tuhan,
dan karena itu, setiap orang, pada saat Muhammad masih hidup, jika
mereka percaya akan Muhammad dan mendapatkan ajaran langsung darinya,
maka Islam pada saat itu adalah satu-satunya ajaran sejati karena Sang
Guru masih hidup dan mentransmisikan ajaran langsung tersebut, ajaran
sejati tersebut. Semua agama lainnya yang ada sebelumnya hanyalah teori
saja.
Sewaktu Kristus masih hidup, agama Kristen adalah yang
sejati. Karena ajaran langsung ini, orang dapat melihat Cahaya,
berkomunikasi dengan Tuhan. Dan setelah sang Guru pergi, nabi lainnya
harus datang, tak peduli yang terakhir atau yang pertama, harus datang
dan menghubungkan kembali manusia dengan Tuhan. Dan pada saat itu,
siapa pun pada saat itu, itulah satu-satunya ajaran sejati.
Tanya:Tapi itu kontradiksi nyata terhadap amanat dari Al Qur'an.
Maha Guru Ching Hai:Karena Anda tidak melihat
Tuhan, itulah sebabnya kita berdebat tentang kata dan konsep dan teori.
Saat Anda memejamkan mata, saya dapat membuat Anda melihat Tuhan dalam
sekejap. Dan kemudian Anda dapat bicara kepada Dia dan tanyakan Allah
Anda, "Apa hal yang sesungguhnya?Apa Kebenaran itu?"
Anda sangat, sangat religius dan penuh pengabdian. Saya
sangat tersentuh oleh iman Anda, tetapi ada satu hal yang hilang –
Tuhan. Kita bicara mengenai Tuhan terus-menerus, kita bicara tentang
nabi terakhir, kita bicara mengenai Kebenaran, tetapi kita tidak
melihatnya. Andai saja Anda melihat apa yang saya lihat, kita tidak
akan pernah berdiskusi lagi. Apakah Anda ingin melihat Tuhan
sekarang?Anda ingin melihat Cahaya? Saya dapat membuat Anda melihatnya,
saya bisa membantu, karena ia ada di dalam diri Anda! Allah ada di
dalam diri Anda!
Karena jika kita tidak memahami hal ini, jika kita tidak
melihat Tuhan, pengetahuan kita sangat terbatas. Dan Al Qur'an adalah
ajaran sejati, tetapi orang tidak bisa memahami. Karena Anda harus
berada di tingkatan Nabi Muhammad untuk dapat memahami kata-kata
Muhammad, naik mencapai tingkat yang sama, atau setidaknya hampir sama.
Kalau tidak, akan timbul banyak kesalah-pahaman.
Karena kita mengandalkan pemahaman kita yang terbatas, bukannya
mengandalkan pengetahuan Tuhan.
Kita dapat berdiskusi selamanya, karena pemahaman saya
berbeda, pemahaman Anda berbeda. Tetapi saya mengasihi Anda karena saya
pernah ke sana. Saya tahu di sana ada pengetahuan hebat, yang tak ada
seorang pun dapat berkata bahwa dia mengerti segala hal.
Saya hanya memahami apa pun yang Tuhan kehendaki agar saya memahaminya
dan saya sungguh bersyukur ata