Hallo, pemirsa yang diberkati, dan selamat datang di episode Planet Bumi: Rumah Tercinta Kita hari ini. Asosiasi
Tanah adalah sebuah organisasi hijau terkenal di Inggris yang
didedikasikan untuk mempromosikan produksi pangan yang berkelanjutan
dan perbaikan lingkungan untuk semua makhluk hidup.
Konferensi tahunan Asosiasi Tanah yang baru saja diselenggarakan di Bristol,
Inggris menampilkan tema: "Peralihan Makanan di Abad ke-21," dengan isu
jaminan pangan global dan masalah perubahan iklim pada agenda utamanya.
Menarik minat para peserta untuk membangun sistem pangan yang
berkelanjutan, konferensi tersebut menyatukan para petani dan penanam,
pengusaha pabrik makanan, pengecer, peneliti, pembuat kebijakan, serta
rakyat biasa.
Selama
acara berlangsung, para delegasi melakukan diskusi secara mendalam
tentang keadaan pasokan pangan dunia yang tidak seimbang sekarang ini
dan solusi-solusi yang mungkin dapat dilakukan.
Di sini Patrick Holden, Direktur Asosiasi Tanah berbicara pada pertemuan itu.
Patrick: Kita sedang menghadapi krisis yang mendesak dan kita punya waktu sedikit untuk beralih dari sistem menggunakan sepuluh kalori energi bahan bakar fosil untuk memproduksi tiap kalori makanan,
dengan kata lain, itu sama dengan membutuhkan penyimpanan energi
matahari selama 150 juta tahun untuk mengoperasikan sistem pangan dan
pertanian kita.
Kita
tidak punya waktu lagi dan kita harus mulai bertindak, yang menurut
saya merupakan tantangan dari peralihan; kita harus membawa sistem
pangan dan pertanian kita dari keadaan sekarang yang genting menjadi
sesuatu yang lebih baik.
Pembawa Acara: Selama pertemuan itu, Ibu Caroline Patricia Lucas, pemimpin Partai Hijau dari Inggris dan Wales
memberikan pandangannya tentang apa yang tepat dilakukan oleh
masyarakat di seluruh dunia untuk menjamin kecukupan pangan di masa
mendatang.
Caroline Lucas: Biar saya meringkas betapa rentannya sistem pangan kita terhadap gangguan pasokan.
Pertama,
konsumen Inggris menggunakan makanan yang enam kali lipat lebih banyak
tanah dan laut daripada yang tersedia di Bumi kita.
Kedua, setara dengan 20 Sungai Nil bergerak setiap tahun dari negara berkembang ke negara maju, meskipun banyak negara berkembang itu sendiri mengalami kekurangan air.
Produksi pangan modern terutama padat energi sangat rentan terhadap kenaikan harga minyak dan gas.
Gagal panen karena perubahan iklim akan meningkatkan harga pangan. Dan
hal itu bagi beberapa orang mendatangkan kesulitan keuangan yang begitu
serius, mengkhawatirkan kondisi persediaan pangan kita mungkin
merupakan hal yang agak abstrak dan jauh.
Baik, saya ingin membantah dengan sangat keras bahwa hal ini bukanlah abstrak ataupun jauh.
Pembawa Acara: Dr.
Vandana Shiva adalah seorang ahli fisika, aktivis lingkungan, dan
pengarang buku terlaris yang dihormati. Di tahun 1987, Dr. Shiva yang
merupakan vegetarian, memulai Navdanya, sebuah organisasi yang berpusat
di India yang mempromosikan perdamaian, keselarasan, keadilan, dan
berkelanjutan dengan mencari perlindungan bagi keanekaragaman dari
ekosfer kita.
Di sini Dr. Shiva lebih jauh membahas isu yang berkaitan dengan sistem pertanian industri sekarang ini.
Dr. Vandana Shiva (p): Di India sekarang ini, 70% penduduknya
kelaparan. Dan kelaparan ini pada banyak tingkat yang berhubungan
dengan model saat ini. Hal itu terutama berhubungan dengan fakta bahwa pertanian industri kimia sebenarnya tidak menghasilkan lebih banyak makanan, itu hanya menyebabkan malnutrisi.
Ia memproduksi lebih banyak komoditas dan komoditas itu bukan makanan.
Sekarang komoditas tersebut, sejauh menyangkut makanan, mereka ditanam dalam lahan berhektar-hektar seperti jagung, quinoa, kedelai, dan tentu saja kapas.
Tapi
kapas bukanlah makanan. Sekarang sebagai komoditas, kegunaan pertamanya
adalah menjadi bahan bakar bio, jadi untuk mengisi tangki mobil, bukan
perut manusia.
Penggunaan kedua adalah untuk pakan industri peternakan; tiga perempat padi-padian digunakan untuk industri peternakan. Jadi berapa banyak pun tambahan komoditas yang Anda hasilkan tidak akan menyelesaikan masalah kelaparan karena selalu ada penggunaan pada komoditas itu.
Pembawa Acara: Saat
ini, satu dari enam, atau satu milyar orang menderita kelaparan,
sementara Iitu makanan dalam jumlah besar dialihkan untuk makanan
ternak.
Statistik dengan mengejutkan menunjukkan bahwa jumlah
panen yang digunakan untuk makanan sapi di AS saja dapat memberi makan
kepada 800 juta orang.
Dr. Vandana Shiva (p): Para
petani tidak bisa memilih lagi apa yang akan mereka tanam. Beberapa
tahun yang lalu ketika benih GM (secara genetika dimodifikasi) baru
mulai ditanam di Amerika Serikat, saya bertanya kepada seorang petani
di Iowa,
“Mengapa
Anda menanam ini? Apa keuntungannya bagi Anda?” Dan dia berkata, “Kami
tidak ada pilihan; mereka memberikan kami benih yang mereka ingin kami
tanam dan itulah yang harus kita tanam.”
Seluruh sistem pertanian terpadu sudah menjadi sistem tanpa pilihan dan
itu adalah bagian transisi yang harus kita buat karena itu adalah
sebuah sistem yang sangat tergantung pada bahan bakar fosil.
Pembawa Acara: Banyak petani di negara berkembang meninggalkan metode pertanian tradisional dengan hasil yang tidak menggembirakan.
Dr. Vandana Shiva (p): Tragedi tak kasat mata terdapat di India. Kapas tidak pernah ditanam sebagai mono-kultura, kapas selalu merupakan bagian dari poli-kultura.
Anda tahu, Anda mempunyai sederetan padi-padian, kacang-kacangan, sayuran, bahkan sampai lima, enam tahun yang lalu di daerah ini.
Petani kapas dulu terjamin pangannya. Sekarang mereka dililit hutang dan tidak ada jaminan pangan.
Acara hari ini menampilkan Konferensi Tahunan Asosiasi Tanah, “Transisi Pangan di Abad Ke-21,” yang diselenggarakan di Bristol, Inggris.
Kami dengar sekali lagi dari Dr. Vandana Shiva, seorang penganjur metode pertanian organik dan tradisional dari India. Dia telah menulis berbagai buku dengan topik yang berkelanjutan termasuk sebuah buku yang berjudul “Tanah, Bukan Minyak (Soil, Not Oil)” tentang bagaimana pertanian modern bergantung pada bahan bakar fosil untuk produksi, sehingga merusak masyarakat.
Dr. Vandana Shiva (p): Kesimpulan Penilaian
Internasional dari Ilmu Pengetahuan Pertanian dan Pengembangan
Teknologi sama pentingnya dengan laporan IPCC (Panel Antarpemerintah
untuk Perubahan Iklim.
Mereka
mengatakan dengan sangat jelas bahwa ekologi pertanian dan sistem
pertanian tradisional merupakan cara untuk membuat jaminan pangan di
masa yang akan datang.
Kita
tidak bisa tergantung pada industri peternakan, kita tidak bisa
tergantung pada rekayasa genetika; mereka sangat yakin tentang hal itu.
Pembawa Acara: Pertanian Organik dapat mengubah sesuatu dengan cepat. Diperkirakan jika semua petani mengubah ke gaya pertanian ini, tanahnya dapat menyerap hampir 40% emisi CO2 pada saat ini.
Dr. Vandana (p): Gerakan
organik harus membuat lompatan kuantum berikutnya dan perubahan iklim,
puncak minyak, serta tidak terjaminnya pangan baru yang berhubungan
dengan sistem globalisasi dan industrialisasi menjadikan sebuah alasan
untuk lompatan kuantum tersebut.
Organik
diperlukan untuk menghadapi bencana iklim dan organik menjadi
diperlukan untuk menghadapi habisnya bahan bakar fosil yang tak
terbarukan.
Pembawa Acara: Sebagai
seorang pemimpin politik, Caroline Lucas memberikan pemikirannya atas
keterlibatan pemerintah dalam usaha untuk membuat perubahan.
Caroline (p): Saya
telah membuat pengaduan bahwa kita memerlukan rencana tindakan pangan
yang berkelanjutan yang didukung oleh pemerintah pusat, daerah, dan
setempat, difasilitasi oleh EU (Uni Eropa) berdasarkan pembangunan
kembali infrastruktur yang diperlukan untuk revitalisasi perekonomian
pangan setempat, dan meningkatkan pangan organik serta pangan lokal.
Tapi
mari kita mulai dengan pajak lingkungan untuk memastikan bahwa biaya
sesungguhnya dari kerusakan lingkungan, metode produksi yang tidak
berkelanjutan, transportasi jarak jauh – semua itu perlu dimasukkan
dalam harga pangan.
Dengan kata lain, mengutip kata-kata Lester Brown, “Kita perlu mengenakan harga berdasarkan dampaknya terhadap lingkungan.”
Kita perlu mendukung pertanian perkotaan. Ada potensi yang besar bagi pertanian di kota-kota kami.
Pembawa Acara: Studi
penting dari Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-bangsa
tahun 2006 “Bayangan Panjang Peternakan” menunjukkan bagaimana industri
peternakan dan makan daging sangat mempercepat perubahan iklim dan
menyebabkan ketidakstabilan yang luar biasa pada persediaan pangan kita.
Caroline: Kita perlu kebijakan untuk mendorong orang makan lebih sedikit daging.
Orgainisasi
Pangan dan Pertanian PBB telah memperkirakan bahwa produksi ternak
menghasilkan lebih banyak gas rumah kaca daripada semua kendaraan di
dunia. Kita sudah tahu bahwa memberi panen pada ternak, lalu kita
memakan daging mereka adalah cara yang tidak efisien untuk memberi
makan kita sendiri.
Karena ada bukti bahwa
sistem pangan kita sekarang tidak berkelanjutan, maka manfaat makanan
setempat menjadi semakin jelas. Dan jika kita bisa membangkitkan
kemauan politik yang efisien, maka kita bisa mengatasi tantangan yang
akan datang.
Dan kita mempunyai kesempatan yang nyata untuk menciptakan sistem pangan yang berkelanjutan di sini di Inggris dan Eropa dan juga memberikan kesempatan kepada dunia lainnya untuk memperoleh nafkah kehidupan yang berkelanjutan.
Pembawa Acara: Bapak Holden berbicara dengan wartawan Supreme Master Television kami dan memberikan kesan-kesannya tentang konferensi tersebut.
Supreme Master TV (l): Bagaimana jalannya konferensi itu selama dua hari terakhir ini?
Patrick (l): Saya
pikir ini merupakan peristiwa yang sangat positif, sungguh memberikan
inspirasi dan sekaligus membawa ketenangan, karena seperti yang Vandana
Shiva ingatkan kepada kita kemarin, situasi ini berkaitan dengan sistem
pangan dunia yang sangat berbahaya. Kita dapat berada di tepi
keruntuhan dengan sistem pangan global seperti ini dan industri yang
tergantung pada bahan bakar fosil, di mana kita semua tergantung padanya di abad ke-20 ini.
Oleh sebab itu tema transisi ini merupakan isu yang sangat penting di konferensi ini.
Supreme Master TV (l): Apakah menurut Anda penduduk dunia dapat menyediakan pangan yang ditanam secara organik atau setempat?
Patrick (l):Ya,
Kita berharap begitu karena ini merupakan satu-satunya cara yang ada di
pertengahan abad ke-21 ini. Menurut saya kapasitas kecerdasan manusia
pada masa krisis tidak boleh diremehkan.
Ada
ratusan juta orang di seluruh planet pada saat ini yang tahu bahwa
sesuatu harus dilakukan untuk menjaga keamanan sistem pangan kita. Itu
memberi dasar bagi saya untuk berharap.
Pembawa Acara: Kita akhiri acara hari ini dengan pesan indah Dr. Vandana.
Dr. Vandana (p): Saya
rasa satu hal utama yang ingin saya sampaikan mengenai solusi ini
adalah kita harus bekerja dengan alam. Tapi mitos teknologi yang
menyatakan bahwa bekerja dengan alam berarti lebih sedikit. Hal itu
tidak benar.
Ketika Anda bekerja dengan alam, Anda akan menghasilkan lebih banyak pangan dan inilah yang saya tahu dan sedang kerjakan.
Produktivitas dari sistem ekologi jauh lebih tinggi, produktivitas dari sistem yang bermacam-macam juga jauh lebih tinggi.
Jadi, jika kita harus berbicara masalah pangan, masalah kelaparan maka bekerja dengan alam adalah solusinya.
Pembawa Acara:
Terima kasih telah bergabung bersama kami hari ini di Planet Bumi:
Rumah Tercinta Kita yang menampilkan cuplikan dari Konferensi Tahunan
Asosiasi Tanah, “Peralihan Pangan di Abad Ke-21” di Bristol, Inggris.
Untuk informasi lebih lanjut tentang Asosiasi Tanah, silakan kunjungi:
www.soilassociation.org