Iklan Perubahan Iklim
 
Kebijakan Hijau Norwegia: Wawancara Dengan Anggota Parlemen Norwegia Inga Marta Thorkildsen (Bahasa Norwegia)   
Play with windows media ( 50 MB )



Pada tahun belakangan ini, perubahan iklim menjadi keprihatinan yang meningkat di antara pemerintah di seluruh dunia. Beberapa negara, terutama di Eropa, telah mengambil langkah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca demi menahan pemanasan global. Di antara negara itu, Norwegia khususnya pantas diperhatikan atas rencananya yang ambisius untuk menjadi netral karbon selambatnya tahun 2030. Terletak di barat Skandinavia di Eropa Utara, Norwegia memiliki lanskap alam yang kaya, dengan floranya yang mengagumkan yang menjadi salah satu tujuan wisata terhebat di dunia. Pemerintah Norwegia karenanya sangat peduli terhadap dampak pemanasan global pada keseimbangan halus ekosistemnya.

Setiap tahun Norwegia memberikan bantuan berjumlah besar bagi proyek perlindungan lingkungan di seluruh dunia. Ibu Inga Marte Thorkildsen terpilih menjadi anggota Parlemen Norwegia atau Storting pada tahun 2001. Ibu Thorkildsen telah menjadi anggota Panitia Kerja Parlemen urusan Energi dan Lingkungan Hidup sejak tahun 2007, dan menangani berbagai hal menyangkut perlindungan lingkungan dan pengurangan emisi gas rumah kaca. Ibu Thorkildsen berbincang dengan Supreme Master Television tentang berbagai upaya pemerintah Norwegia untuk menahan efek perubahan iklim.

Mantan direktur utama UNEP Svein Tveitdal menyatakan dalam wawancara dengan Supreme Master Television bahwa ia berpikir semakin banyak orang harus menjadi vegetarian untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, dan juga karena krisis pangan dan pemakaian lahan yang berlebihan untuk makanan ternak. Dia juga mengatakan bahwa kita tidak dapat menunggu hingga semua menjadi idealis dan bahwa pemerintah perlu menyiapkan untuk itu dan bahwa tindakan kolektif diperlukan. Apa komentar Anda tentang hal itu?

Inga: Sangatlah penting untuk membuat orang sadar bahwa konsumsi daging mereka adalah kontributor penting bagi perubahan iklim dan juga krisis pangan di dunia. Itu tentang apa yang saya katakan sebelumnya, bahwa kita harus menyebarkan hal baik dengan cara lain dan lebih tepat. Dan itu adalah potensi besar untuk mengurangi konsumsi daging dan saya pikir kita harus melihat pada mekanisme harga dan kebijakan pertanian dalam negara itu, tapi juga secara internasional di Uni Eropa dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Ada banyak yang perlu difokuskan dan saya pikir banyak hal terjadi yang tidak berkelanjutan sama sekali. Maka, kita harus menantang para konsumen dan berani untuk mengambil pilihan berat sebagai politikus, dan menantang organisasi internasional dan tidak menerima pertumbuhan kebijakan satu pihak tentang setiap orang diperbolehkan untuk mengonsumsi lebih dan makan lebih banyak. Mereka harus menerima untuk menurunkan standar hidup mereka dalam sejumlah bidang ini. Dan itu juga sesuatu yang sangat baik karena kita dapat melihat jika itu menyangkut masalah kelebihan berat, misalnya, ini adalah tentang apa yang kita makan, berapa banyak daging dan tentu saja, gula, dan lain-lain.

Saya pikir, kita harus membuat beberapa pilihan dari atas dan mengatakan bahwa pertanian kita harus mengurangi produksi daging, bahwa kita harus memiliki semacam bayaran yang mencerminkan jumlah emisi dari produk yang dikonsumsi orang.

Supreme Master TV: Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, peternakan menyumbang 18% dari total emisi global gas rumah kaca, yang lebih daripada seluruh gabungan sektor transportasi. Perhitungan lainnya juga menunjukkan emisi yang jauh lebih tinggi dari berbagai jenis daging daripada sayuran dan bensin. Perkiraan pendahuluan didasarkan pada jumlah rata-rata dari penjualan kuota CO2 menunjukkan bahwa itu akan membuat total penghasilan pajak CO2 per tahun hampir 2 miliar NKR dari daging, dan lain-lain. Apa pendapat Anda tentang pengenaan pajak CO2 pada daging dan produk makanan lainnya dengan jumlah minimum tertentu dari emisi CO2 per kilogram?

Inga: Saya pikir itu saran yang sangat menarik dan dapat dijadikan semacam agen. Itu akan dapat mengarahkan kepada kenyataan bahwa kita perlu mengurangi makan daging karena kita tidak dapat memproduksi sebanyak itu, dan bahwa kita harus berbagi dengan yang lain. Tapi, saya pikir, bayaran seperti itu menarik. Dan saya pikir, Uni Eropa dan WTO akan harus mengubah kebijakan pertanian dengan cara yang mendukung sasaran tentang pembangunan berkelanjutan dan juga tentang kesejahteraan hewan karena saya pikir bahwa itu juga termasuk dalam gambar ini.