Iklan Perubahan Iklim
 
Pemanasan Global & Gas Lautan: Wawancara dengan Profesor Universitas Rice, Gerald Dicken    Bagian ke 1
Bagian ke 1 Play with windows media ( 44 MB )
Bagian ke 2 Play with windows media ( 29 MB )
Bagian ke 3 Play with windows media ( 38 MB )


Pemanasan Global & Gas Lautan: Wawancara dengan Profesor Universitas Rice, Gerald Dickens

Seiring dengan bertambahnya keprihatinan mengenai perubahan iklm dan efek-efeknya terhadap Bumi, Supreme Master Television mengunjungi Dr. Gerald Dickens, rektor profesor bidang Ilmu Bumi dari Universitas bergengsi Rice yang berlokasi di Houston, Texas, AS. Institusi swasta ini telah mendapatkan pengakuan sebagai pelopor dalam bidang nanoteknologi, analisa kimia struktural, dan ilmu pengetahuan angkasa luar.

 

Sebagai salah satu yang sangat dikenal dan universitas yang sangat dihormati di Amerika Serikat,  universitas ini juga sering mendapatkan penilaian tertinggi dalam banyak laporan. Profesor Dickens adalah peneliti yang tersohor dalam sejarah kelautan masa lalu dunia, dengan perhatian akan perubahan pola dalam hal geologi, kimia, dan biologinya.

Baru-baru ini, ia bergabung sebagai pimpinan editor Paleoceanografi dari “American Geophysical Union” jurnal yang paling banyak disebutkan dalam bidang Ilmu Bumi di seluruh dunia. Saat ini, Profesor Dickens membagikan kekayaan ilmu pengetahuannya dan memberikan sebuah ilmu dasar netral kepada kita untuk mengamati hubungan antara pemanasan global dengan geologi
kelautan, dan bagaimana mereka mempengaruhi masa depan planet kita.

 

SupremeMasterTV: Kita bertemu dengan Profesor Gerald Dickens yang merupakan Profesor bidang Ilmu Bumi dari Universitas Rice di Houston, Texas,  Amerika Serikat. Kami sangat senang Anda dapat hadir dalam program ini Profesor Dickens dan topik dari diskusi kita adalah gas lautan dan efek potensial dari pemanasan terhadap gas lautan ini. Dapatkah Anda menjelaskan terlebih dahulu, gas lautan apa yang kita perbincangkan?

 

Profesor Dickens: Kebanyakan darinya adalah metana, dan di sana ada metana yang tersimpan di bawah dasar laut.

 

SupremeMasterTV: Saya tahu bahwa mereka tersimpan dalam bentuk kristal. Dapatkah Anda menjelaskannya?

 

Profesor Dickens: Ya. Metana dapat larut dengan dua cara di dalam air. Ia dapat menjadi gelembung gas atau menjadi struktur yang tidak biasa yang kita sebut dengan metana hidrat. Ketika kita mengambil molekul-molekul metana dan molekul-molekul air dan kemudian menggabungkannya bersama dalam bentuk sebuah sangkar maka metana akan berada di bagian dalamnya. Kelihatannya sangat menyerupai es.

 

SupremeMasterTV: Saya tahu bahwa itu disebut sebagai “api di dalam es”. Dapatkah Anda menjelaskannya?

 

Profesor Dickens: Begini, ia terlihat seperti es, tetapi begitu ia mencair maka ia akan melepaskan metana yang merupakan gas yang sama yang kita pakai sebagai gas alam untuk kompor dan hal-hal seperti itu. Jadi Anda dapat membayangkannya, jika Anda mencocokkannya maka ia terlihat seperti sebongkah es dengan api di atasnya.

 

SupremeMasterTV: Sekarang untuk hal berikutnya, apakah kita juga mempunyai gas-gas yang lainnya di dalam lautan, atau sebagian besarnya hanya metana?

 

Profesor Dickens: Begini, di sana tentunya terdapat karbon dioksida yang larut dalam laut dan itu merupakan peran yang utama, tetapi biasanya kami tidak memikirkannya sebagai suatu gas. Tetapi benar, gas utama yang jumlahnya paling banyak di dalam sistem kelautan adalah metana.

 

SupremeMasterTV: Dapatkah Anda menerangkan bagaimana metana tersebut terbentuk di dalam laut? Bagaimana ia dihasilkan?

 

Profesor Dickens: Kebanyakan itu terjadi saat karbon organik tenggelam ke dasar laut. Itu juga termasuk benda-benda, organisme, ketika mereka mati, mereka terjatuh ke dalam air lalu tenggelam hingga ke dasar laut. Saat mereka terkubur, bermacam-macam mikroba akan langsung mengonsumsi karbon organik tersebut. Dan satu set dari mikroba tersebut adalah Arkea, dan sekelompok Arkealah yang menghasilkan metana. Jadi mereka mengambil berbagai macam gas-gas penyusun dari karbon oganik asli dan mengubahnya menjadi metana.

 

SupremeMasterTV: Jadi apa dampaknya bagi dunia? Bagi tumbuh-tumbuhan, kehidupan manusia, planet itu sendiri, jika gas metana dilepaskan karena pemanasan global yang memanaskan lautan? Apa yang akan terjadi?

 

Prof. Dickens: Baiklah, hal pertama yang harus kita pikirkan adalah ke mana metana mengalir? Jika metana keluar dari sedimen maka akan ada dua kemungkinan. Pertama ia akan terlepas di dalam lautan dan teroksidasi di lautan, dalam hal ini metana akan berubah menjadi karbon dioksida dalam lautan, dan efek yang paling signifikan adalah pengasaman laut. Jadi menurunkan pH.

 

SupremeMasterTV: Ya, lautan akan menjadi asam, benar?

 

Prof. Dickens: Kemungkinan yang kedua adalah metana tersebut mungkin mengalir ke udara. Ia akan menunjukkan fenomena menarik yang telah kita temukan yaitu sejumlah hidrat akan mengapung, ia mungkin akan mengapung sangat dangkal dan kemudian terlepas di dekat permukaan laut. Jadi, itulah cara metana terlepas ke udara. Sekarang, ada yang berbahaya dari metana itu, yaitu ia mempunyai efek rumah kaca yang sangat kuat, jauh lebih kuat dari CO2. Jadi efeknya memberi dampak yang sangat besar terhadap pemanasan.

 

SupremeMasterTV: Sekarang kita berbicara mengenai volume. Berapa besar jumlah metana yang tersimpan? Saya pernah membaca perkiraannya mencapai 10 trilyun ton metana di lautan.

 

Prof. Dickens: Coba kita pikirkan. Saya biasanya memikirkan dalam gigaton, satu gigaton adalah 1 trilyun ton.

 

SupremeMasterTV: 1 trilyun ton.

 

Prof. Dickens: Selama ini perkiraan kami antara 2.000 hingga 20.000 gigaton untuk jumlah metana yang terjebak dalam fase kristal, dimana ada juga gas yang terlepas dan larut. Jadi untuk seluruh sistem yang kita bicarakan, ada sekitar 2.000 hingga 20.000 gigaton metana.

 

SupremeMasterTV: Dan bagaimana jika terlepas ke udara?

 

Prof. Dickens: Saya pikir tidak mungkin akan terlepas semuanya, tapi sedikit darinya. Kita dapat memperkirakan misalnya apa yang kita lakukan saat ini, jika kita membakar semua bahan bakar fosil yang ada sekarang maka sekitar 4.000 gigaton karbon akan memasuki atmosfer. Jadi dapat Anda bayangkan jika 10.000 gigaton metana – perkiraan kasar yang dihitung manusia…. Jika sepersepuluh darinya terlepas maka kita sudah mempunyai karbon dioksida yang sangat besar dari itu.

 

SupremeMasterTV: Apakah metana beracun bagi manusia?

 

Prof. Dickens: Tentu saja, jika seluruh udara di sekitar kita adalah metana, maka ia beracun.

 

SupremeMasterTV: Tidak ada oksigen untuk bernafas.

 

Prof. Dickens: Tapi sejumlah kecil metana tidak akan beracun, tapi yang pasti bisa terbakar, jadi jika ada jumlah metana yang besar di udara maka dampaknya tidak baik juga.

 

SupremeMasterTV: Apakah pernah terjadi di masa lalu dimana sejumlah besar gas metana terlepas ke atmosfer bumi?

 

Prof. Dickens: Kami rasa pernah. Kami sangat yakin di suatu zaman di masa lalu, sejumlah besar karbon dioksida pernah dilepaskan ke dalam lautan atau atmosfer dengan sangat cepat. Kami rasa, sumber dari karbon dioksida tersebut adalah metana yang teroksidasi. Jadi metana memasuki sistem tersebut melalui penggabungan dengan oksigen atau melalui berbagai reaksi di atmosfer, dia berubah menjadi CO2.

 

SupremeMasterTV: Kapan terjadinya?

 

Prof. Dickens: Mungkin penelitian yang paling tepat sekitar 55 juta tahun yang lalu, tepat setelah batas Paleocene-Eocene. Dan ini merupakan zaman yang kacau, dimana kita melihat serentetan dampak lingkungan. Jadi ini benar-benar pernah terjadi.

 

Itulah sebabnya ada batas di sana, karena organisme kehidupan berubah sangat dramatis selama periode ini. Dan kita melihat beberapa hal seperti pemanasan bumi lebih dari 6-7 derajat, termasuk peningkatan yang tinggi. Kita melihat perubahan dalam arus hidrologi sehingga beberapa wilayah menjadi sangat kering dan wilayah lainnya menjadi sangat basah. Kita menemukan pengasaman laut. Kita menemukan perubahan jumlah oksigen di lautan. Jadi banyak perubahan lingkungan terjadi selama masa ini.    

 

SupremeMasterTV: Apa yang terjadi dengan kehidupan hewan? Apa yang terjadi dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan? Apakah ada bukti mengenai kejadian ini?

 

Prof. Dickens: Ini sesuatu yang menarik. Jika Anda melihat organisme di dasar lautan, banyak dari mereka yang sudah punah. Jadi kehidupan di dasar laut tidak begitu baik. Di daratan, responnya sangat berbeda, tampak seperti migrasi organisme. Jadi kita lihat saja pada distribusi organisme yang berubah sangat cepat. 

 

Prof. Dickens: Jika kita pergi ke kutub utara dan mengebor lubang di sana, kita mungkin akan menemukan sedimen yang tersimpan di sana 55 juta tahun yang lalu, itu tampaknya seperti wilayah yang bertemperatur 70 derajat, meskipun kita tidak yakin sepenuhnya apakah itu merupakan suhu musim panas atau suhu tahunan. Walaupun demikian, di sana sangat panas.

 

SupremeMasterTV: Sangat menarik. Kita pikir bahwa metanalah yang menjadi penyebabnya di masa itu, benar?

 

Prof. Dickens: Bagaimanapun juga… kita pikir metana adalah komponennya. Dan yang belum kita yakini adalah apakah itu merupakan pemicu atau umpan balik.

 

SupremeMasterTV: Kami juga bicara tentang apa yang dapat kita lakukan untuk membantu menghentikan pemanasan global?

 

Prof. Dickens: Mengenai metana, dalam hal pemanasan global mungkin kira-kira selama 100 atau 200 tahun mendatang penampungan metana di lautan yang dalam mungkin tidak bereaksi. Di pihak lain, jika kita pergi ke atas, ke daerah lapisan es ya, sebaliknya kita bisa melihat metana keluar dari lapisan es, yang mungkin bisa menjadi ancaman paling berbahaya.

 

Jadi ketika lapisan es kita mulai mencair, kita juga melepaskan lebih banyak metana. Pemanasan global merupakan masalah yang sangat besar. Saya dapat memberikan pendapat pribadi saya sendiri. Saya rasa ini akan membawa kita ke arah radikal menuju perubahan gaya hidup dan juga teknologi baru. Dan ini benar-benar akan mengambil kombinasi keduanya.

 

Ada berbagai macam umpan balik seperti ini, dan kebanyakan kita tidak benar-benar mengerti. Jadi, misalnya, beberapa minggu yang lalu ada artikel yang merangkum bukti terbaru bahwa jika Bumi semakin panas maka biosfer dan pepohonan mulai melepaskan lebih banyak karbon daripada yang mereka serap.

 

Jadi dulu mereka menyerap karbon, tetapi sekarang mereka mulai mengeluarkannya kembali. Jadi itu seperti, wah! Itu sebuah umpan balik yang sangat bermasalah. Itu belum dimasukkan ke dalam model perhitungan kita. Ada banyak hal seperti ini yang sama sekali tidak kita mengerti.

 

SupremeMasterTV: Saya ingat, ketika membaca laporan, Anda berkata bahwa karbon metana sebenarnya merupakan sebuah ancaman besar tapi orang-orang belum benar-benar memikirkannya dan memasukkannya ke dalam siklus karbon.

 

Prof. Dickens: Siklus karbon. Jika Anda berpikir tentang tiga kotak, itu hal yang paling mudah untuk dilihat dari siklus karbon. Anda mempunyai atmosfer, biosfer, dan lautan.

 

Prof. Dickens: Biosfer, pohon, tumbuhan; demikian juga biosfer daratan. Semua ini berhubungan. Jadi Anda dapat membaginya menjadi tiga kotak, saya suka membayangkannya seperti kolam renang dan 2 kolam air panas dan di antara kotak-kotak ini ada masukan dan keluaran. Dalam analogi kolam renang dan kolam air panas, lautan adalah kotak yang terbesar. Kesalahpahaman yang paling umum dari kebanyakan orang, mereka berpikir bahwa seluruh karbon hanya ada di dalam pohon.

 

Tetapi sebenarnya kebanyakan karbon, sekitar 93%-nya ada dalam lautan, bukan dalam pohon atau di atmosfer. Jadi apa yang terjadi sekarang adalah kita terus menambahkan banyak karbon ke dalam atmosfer. Itu lebih cepat dari yang dapat masuk ke dalam biosfer atau ke dalam lautan. Jadi itulah mengapa CO2 meningkat sangat, sangat cepat. Tetapi jika Anda tiba-tiba menyadari ada banyak metana di suatu tempat di tempat ini, itu berarti sekarang ada kotak yang ke-4.

 

Jadi ada lautan yang menyimpan 35.000 gigaton, tapi ini belum bicara tentang metana yang mempunyai 10 atau 20.000 gigaton. Ada kotak lain dalam sistem. Kita mempunyai karbon organik. Kebanyakan orang berpikir bahwa kebanyakan karbon masuk ke dalam sistem melalui gunung berapi atau kerusakan akibat iklim, dan sedikit karbon yang keluar dari sistem. Sebenarnya kita mempunyai kotak besar ini, sedikit masukan dan sedikit keluaran dari siklus karbon berada di antara semua ini. Tapi kemudian, kita juga menambahkan metana dimana sebagian karbon organik meninggalkan sistem kemudian diubah menjadi metana, jadi Anda menambahkan kotak baru. Ia kemudian sedikit bocor dan kembali ke lautan.

 

Ide tentang kapasitor adalah keluaran dapat berubah secara dramatis dalam kerangka waktu. Kita mempunyai banyak metana yang dapat keluar sangat cepat.

 

SupremeMasterTV: Dengan perubahan suhu.

 

Prof. Dickens: Dengan perubahan suhu.

 

SupremeMasterTV: Dan perubahan tekanan.

 

Prof. Dickens: Ya.

 

SupremeMasterTV: Apakah ada komentar lain, hal yang menurut Anda harus diketahui oleh masyarakat umum?

 

Prof. Dickens: Hal yang fantastis adalah 15 tahun yang lalu, saya tidak berpikir akan ada orang yang akan bertanya kepada saya. Saya hanya melakukan pekerjaan saya sendiri dan mempelajari metana dan perubahan iklim. Tapi sekarang orang-orang benar-benar tertarik.

 

SupremeMasterTV: Itu adalah topik yang sangat penting, sangat penting. Baiklah, kami sangat senang karena Anda dapat hadir dalam program ini, Profesor Dickens. Terima kasih banyak atas wawancara ini.

 

Prof. Dickens: Baiklah terima kasih karena telah memilih saya.

 

Kami berterima kasih dengan tulus kepada Dr. Dickens atas waktunya untuk berdiskusi tentang kaitan antara gas lautan dengan pemanasan global. Kami dengan tulus berharap yang terbaik bagi Anda dalam usaha Anda untuk melanjutkan pengertian kita dalam bidang riset yang sangat penting ini.


Link yang Berhubungan
 
Dari CO2 hingga ke Perubahan Iklim: Diskusi dengan David Archer, PhD dalam bidang Geofisika
Play with flash player Play with windows media
 
Peran Penting Lautan Kutub Utara: Sebuah Wawancara dengan Dr. Ted Scambos & Mark Serreze
Play with flash player Play with windows media
 
Mencairnya Laut Arktik yang Dramatis: Wawancara Dengan Dr. Greg Flato
Play with flash player Play with windows media
 
Wawancara Dengan Dr. Kirk Smith, Profesor Kesehatan Lingkungan Global di UC Berkeley
Play with flash player Play with windows media
 
Dr. Rajendra Pachauri, Ketua Panel Antar Pemerintah untuk Pemanasan Global PBB tentang Solusi Sama-sama Untung untuk Planet: Jadilah Vegetarian!
Play with flash player Play with windows media
 
Lingkungan dan Kesehatan Global: Wawancara dengan Ilmuwan IPCC PBB, Dr. Jonathan Patz
Play with flash player Play with windows media