UNEP membentuk platform kebijakan sains baru untuk melindungi keanekaragaman hayati - 12 Jun 2010  
email to friend  Kirim halaman ini buat teman    Cetak

Konferensi yang diadakan bersama oleh Program  Lingkungan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNEP) dan Kementrian Lingkungan Korea Selatan ditutup pada tanggal 11 Juni dengan pemerintah-pemerintah yang hadir setuju guna menciptakan suatu mekanisme baru untuk membantu menghentikan menurunnya keragaman hayati dan ekosistem yang belum pernah terjadi dengan mengaitkan lebih erat penelitian ilmiah dan kebijakan pemerintah.

Koresponden Korea Selatan: Di Busan, Korea Selatan, para delegasi dari 97 pemerintahan dan 50 organisasi berkumpul untuk membentuk panel baru guna melindungi alam: Platform Antarpemerintah Urusan Pelayanan Keragaman Hayati dan Ekosistem (atau IPBES).

Achim Steiner – Direktur Eksekutif, UNEP: Kita sedang melihat titik ungkit, bukan hanya dalam skenario teoritis lagi; tapi kita sedang menyaksikannya di dalam dunia nyata.

Koresponden: Spesies-spesies margasatwa dan ekosistem sedang dihancurkan dengan laju yang mengkhawatirkan. Akibatnya, diperkirakan bahwa manusia telah kehilangan lebih dari 60% manfaat alam, dan sebaliknya kini sedang menderita dampak dari kehilangan ini yaitu kekurangan pangan, banjir, dan tanah longsor.

Dr. Harold Mooney - Ketua Kajian Ekosistem Millennium: Keragaman hayati memberi kita air bersih, pengaturan iklim, pengendalian penyakit, pelayanan penyerbukan. Mereka adalah balok bangunan pokok bagi kehidupan kita, kesejahteraan kita manusia, dan mereka kian berkurang.

Koresponden: Platform Antarpemerintah Urusan Pelayanan Keragaman Hayati & Ekosistem baru ini dapat disetarakan dengan Panel Antarpemerintah Urusan Perubahan Iklim (atau IPCC), yang membantu mengangkat pemanasan global ke agenda paling atas dari para pemerintah.

Dr. Harold Mooney: Dampak dari aktivitas manusia terhadap keragaman hayati mempengaruhi umpan balik terhadap sistem iklim. Jadi, keduanya saling terkait.

Koresponden: Pangkal pendorong pemanasan global dan kehilangan keragaman hayati adalah pemeliharaan ternak, yang memancarkan gas-gas berbahaya, mencemarkan lingkungan, dan merusak habitat. Tepat sebelum peristiwa ini, suatu laporan yang didukung UNEP mendesak peralihan yang penting dari produk daging agar memperkecil dampak iklim yang parah.

Achim Steiner – Direktur Eksekutif, UNEP: Produksi peternakan, terutama produk daging, adalah yang paling banyak dalam kaitannya dengan konsumsi sumber daya. Oleh karena itu, panel mengatakan, ya, mari kita mengubah gaya hidup kita. Mengurangi konsumsi daging adalah sebagian dari solusi di dalam dunia yang akan segera dihuni oleh 9 miliar orang.

Koresponden: Pada penutupan pertemuan 5 hari ini, UNEP dan Menteri Lingkungan Korea Selatan mengatur makan siang vegan organik untuk disajikan kepada semua peserta dan jurnalis, disertai buku pedoman informatif tentang manfaat pola makan nabati bagi lingkungan. Restoran vegan Loving Hut adalah penyedia resmi dari hidangan-hidangan ramah lingkungan ini. Melaporkan untuk Supreme Master Television, dari Busan, Korea Selatan.

Supreme Master TV: Terima kasih tulus kami, Program Lingkungan Perserikatan Bangsa Bangsa, Korea Selatan, dan semua peserta konferensi atas upaya-upaya berdedikasi Anda untuk melindungi dunia alami. Semoga kita segera bersatu padu dalam bertindak, terutama langkah pelestarian kehidupan nabati organik yang paling besar kekuatannya.

http://ipbes.net/news-centre.html
http://www.guardian.co.uk/environment/2010/jun/09/france-japan-ipcc-for-nature