Para ilmuwan laut memberikan peringatan - 16 Mar 2010  
email to friend  Kirim halaman ini buat teman    Cetak

Ahli kimia laut Dr. Jeremy Mathis dan sebuah tim peneliti di Universitas Fairbanks Alaska di AS telah menemukan bahwa peningkatan keasaman air di laut bagian utara telah mengurangi kemampuannya untuk menyerap kalsium dan aragonit. Mineral ini penting bagi hewan yang bercangkang. Penelitian terkait telah menunjukkan bahwa kepiting raja di wilayah itu menderita kematian yang cukup tinggi akibat meningkatnya keasaman laut.

Sementara itu, ahli laut Dr, Jack Barth dan rekan-rekan di Universitas Negeri Oregon juga telah menyatakan keprihatinannya terhadap dampak pemanasan global pada Samudra Pasifik, dimana dalam pengamatan mereka daerah hipoksik atau berkadar oksigen rendah telah meluas.

Akhir-akhir ini, spesies seperti kepiting Dungeness, bintang laut, dan anemon laut menderita kematian dalam jumlah besar akibat kehabisan oksigen. Selain itu, bakteri berbahaya dapat tumbuh subur dalam kondisi seperti ini.

Menyoroti ramalan kejadian tersebut dari model perubahan iklim sebelumnya, Dr. Barth menyatakan, “Kejutan yang nyata adalah bagaimana hal ini menjadi kondisi baru yang wajar. Kami sedang mengamatinya tahun demi tahun.”

Dr. Mathis, Dr. Barth, serta kolega dari Universitas Fairbanks dan Universitas Negeri Oregon, kami menghargai penelitian Anda yang detail dan berbagi kepedulian Anda atas gangguan terhadap ekosfer lautan. Mari kita semua segera bergabung dalam aksi yang penuh makna demi menghentikan perubahan iklim dan melindungi semua kehidupan di Bumi.

Maha Guru Ching Hai telah sering menyampaikan kepeduliannya terhadap kondisi buruk lautan dan juga menekankan solusi bagi seluruh planet ini, seperti pada konferensi video di Togo pada bulan Mei 2009.

Maha Guru Ching Hai: Para ilmuwan sekarang prihatin bahwa zona mati seperti ini akan terus berlanjut menjadi lebih banyak, kian lama kian besar, yang tentu saja mematikan bagi seluruh kehidupan. Dari lautan itu sendiri, kita melihat temperatur yang memanas, naiknya permukaan air laut, meningkatnya keasaman dan tingkat polusi yang menakutkan. Jadi, pemanasan global mempengaruhi lautan yang pada gilirannya mempengaruhi ikan. Ini adalah suatu situasi yang  sama gentingnya dengan yang diakibatkan oleh industri peternakan, dan memiliki solusi yang persis sama. Stop memakan daging; stop membunuh untuk makanan; stop makan ikan. Ini akan membantu memulihkan keseimbangan baik lautan maupun daratan, dengan seketika.
Referensi:
http://www.csmonitor.com/Environment/Global-Warming/2009/1204/global-warming-increases-acidity-in-alaskan-seas
http://www.sfos.uaf.edu/directory/faculty/mathis/
http://news.xinhuanet.com/english2010/sci/2010-03/08/c_13201667.htm