Upaya-upaya bersejarah oleh bekas Uni
Soviet untuk menciptakan swa-sembada dalam perdagangan kapas berakibat
malang dengan keringnya sungai-sungai yang bermuara di Laut Aral, yang
dulunya merupakan kawasan alami yang indah dan salah satu danau
pedalaman terbesar di dunia.
Wilayah danau itu, yang sekarang
adalah bagian dari Kazakhstan dan Uzbekistan, telah mengering menjadi
gurun garam yang berbahaya, dengan zat-zat pencemar kimiawi dari
pestisida yang digunakan pada tanaman kapas telah meracuni pepohonan
dan satwa asli di kawasan itu.
Penduduk setempat (P): Penyakit-penyakit
baru muncul, terutama penyakit pernapasan dan kardiovaskular. Saya kira
lingkungan di mana-mana tidak baik. Sudah ada anak-anak yang sakit di
sini.
Medet Ospanov, Dana Internasional untuk Menyelamatkan Laut Aral: Sekarang
Proyek Air Bersih menyelesaikan banyak masalah. Bila memungkinkan,
mereka memasang pipa air keran ke desa-desa, dan untuk desa yang jauh,
mereka membuat sistem pipa air lokal.
Penyakit juga telah
menjangkiti manusia yang tinggal di dekatnya, yang menghirup debu garam
beracun, dengan diagnosa yang mencakup tuberkulosis yang kebal
pengobatan yang memerlukan didirikannya rumah sakit dengan
bangsal-bangsal rehabilitasi khusus bagi mereka yang terjangkit.
Usaha-usaha
oleh kelompok-kelompok seperti Dana Internasional untuk Penyelamatan
Laut Aral begitu juga yang lainnya yang telah membuat
bendungan-bendungan kecil untuk membantu mengairi kembali gurun itu
dengan membantu membuat langkah-langkah maju kecil menuju pemulihan
kawasan itu.
Kami merasa sedih mengetahui efek-efek mengerikan
terhadap alam maupun kesehatan manusia di wilayah yang kini adalah
bekas Laut Aral. Dengan rahmat Tuhan, semoga wilayah yang tandus dan
beracun ini pulih kembali ke kecantikan asalnya yang subur melalui
upaya-upaya mendesak kita untuk menghormati dan perbaharui keseimbangan
alam.
http://
rt.com/news/features/aral-sea-ecological-catastrophe/