Untuk meningkatkan kesadaran akan dampak lingkungan yang sangat besar dan merugikan dari pengembangan peternakan, kelompok nirlaba Kasih dalam Dunia Pertanian yang berbasis di Inggris mengadakan kuliah dan diskusi panel dengan topik tersebut di London, Inggris.
Acara ini diadakan pada bulan September 2008 yang mempertemukan lebih dari 400 peserta dari sektor pemerintah, diplomatik, badan perencanaan, dan organisasi penelitian.
Peserta panel menghadirkan Dr. Henning Steinfeld, Kepala Ahli Peternakan dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB serta salah satu penulis laporan PBB yang dikenal baik pada tahun 2006 yaitu “Bayang-bayang Panjang Peternakan: Persoalan dan Pilihan Lingkungan.”
Panel ini juga melibatkan Dr. Robert Watson Kepala ilmuwan Departemen Lingkungan Pangan dan Pedesaan, Felicity Lawrence penulis buku dengan penjualan terbaik mengenai industri pangan, Profesor John Powles dosen senior di Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Universitas Cambridge Inggris, dan ahli dari Kasih dalam Dunia Pertanian-Kesejahteraan Hewan Joyce D’Silva.
Ceramah ini berjudul “Pemanasan Global: Dampak Produksi dan Konsumsi Daging terhadap Perubahan Iklim” yang dibawakan oleh Dr. Rajendra Pachauri, kepala Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim PBB dan seorang vegetarian.
Berita media mengenai peran konsumsi daging dalam mengerem perubahan iklim telah meningkat secara signifikan sejak peringatan Dr. Pachauri pada tahun 2008 agar masyarakat dunia mengurangi konsumsi daging untuk menghadapi pemanasan global.
Dalam rangka menghormati Hari Bumi, kita sekarang menampilkan kutipan dari perkataan Dr. Pachauri.
Dr. Pachauri :
Apa yang akan saya lakukan untuk memulai semua ini adalah memberi tahu tentang penemuan-penemuan utama dari Empat Laporan Pengujian IPCC (Panel Antarpemerintah untuk Perubahaniklim). Lalu saya akan menguraikan subyek mengenai konsumsi daging dan perannya dalam menyumbang emisi gas rumah kaca, kemudian berbicara mengenai beberapa langkah yang sebaiknya kita tempuh untuk menguranginya.
Ini hanyalah sedikit perubahan yang telah terjadi dan hal ini merupakan perubahan yang telah diamati berupa suhu rata-rata global, ketinggian rata-rata permukaan air laut, dan lapisan es di belahan Bumi utara. Anda telah mengetahui di sini bahwa rekaman perubahan suhu dimulai dari permulaan industrialisasi, yang naik dan turun secara nyata.
Hal ini penting karena perubahan yang terjadi merupakan hasil dari faktor alam dan manusia. Tetapi yang terpenting dalam dekade terakhir ini adalah Anda melihat peningkatan suhu yang jauh lebih tajam dibandingkan dekade sebelumnya.
Maka dari itu, saya ingin mengatakan bahwa hal ini sebagian besar karena manusia yang menghasilkan konsentrasi gas rumah kaca yang menyebabkan peningkatan suhu yang cepat selama dekade terakhir ini. Dan bila kita melihat total peningkatannya, rata-rata peningkatan selama abad ke-20 kira-kira sebesar 0,74 derajat Celcius.
Pengamatan langsung dari perubahan iklim akhir-akhir ini. Tafsiran Laporan IPCC keempat h.3. Gambar SPM.3. Setelah diamati, perubahan terjadi pada (a) rata-rata temperatur permukaan global, (b) rata-rata ketinggian permukaan laut global dari alat pengukur arus pasang surut (biru) dan data satelit (merah), serta (c) lapisan salju pada belahan Bumi bagian utara pada bulan Maret – April.
Sesuai dengan data tersebut, diagram tengah memperlihatkan perubahan rata-rata pada ketinggian permukaan laut global. Hal ini dapat dikatakan bahwa selama abad ke 20 bertambah sekitar 17 centimeter. Anda boleh mengatakan bahwa 17 centimeter tidak banyak, akan tetapi jika Anda tinggal di kepulauan Maladewa atau di negara dataran rendah seperti Bangladesh, maka 17 sentimeter yang sedikit lebih tinggi dari mata kaki, sangat banyak.
Anda bahkan tidak perlu menunggu sampai terjadinya banjir yang menggenangi seluruh area daratan sebagai akibat kenaikan permukaan air laut, tetapi murni disebabkan oleh banjir sepanjang pesisir pantai karena terjadinya gelombang badai dan angin puyuh, kerusakan yang jauh lebih parah karena kenaikan air laut.
Lapisan salju pada Bumi belahan utara telah menipis. Anda tahu bahwa daerah Arktik mengalami pemanasan sekitar dua kali lebih besar daripada seluruh bagian Bumi lainnya.
( Laporan Perkiraan IPCC Keempat h.7)Sesuai dengan data tersebut, diagram tengah memperlihatkan perubahan rata-rata pada ketinggian permukaan laut global. Hal ini dapat dikatakan bahwa selama abad ke 20 bertambah sekitar 17 centimeter. Anda boleh mengatakan bahwa 17 centimeter tidak banyak, akan tetapi jika Anda tinggal di kepulauan Maladewa atau di negara dataran rendah seperti Bangladesh, maka 17 sentimeter yang sedikit lebih tinggi dari mata kaki, sangat banyak. Anda bahkan tidak perlu menunggu sampai terjadinya banjir yang menggenangi seluruh area daratan sebagai akibat kenaikan permukaan air laut, tetapi murni disebabkan oleh banjir sepanjang pesisir pantai karena terjadinya gelombang badai dan angin puyuh, kerusakan yang jauh lebih parah karena kenaikan air laut. Lapisan salju pada Bumi belahan utara telah menipis. Anda tahu bahwa daerah Arktik mengalami pemanasan sekitar dua kali lebih besar daripada seluruh bagian Bumi lainnya.
Saat ini pada laporan penaksiran keempat telah mendapatkan proyeksi akan pertambahan temperatur pada akhir abad ini, dan secara wajar, berdasarkan pada skenario dari pertumbuhan ekonomi, perubahan teknologi, dan faktor-faktor lainnya merupakan lingkup secara keseluruhan untuk hasil terbaik yang dapat diproyeksikan. Atas dasar tersebut kita mendapatkan sebuah kisaran dari penambahan temperatur tersebut pada akhir abad, sebelah kanan dari 1,1 derajat Celsius sampai 6,4 derajat Celsius.
Akan tetapi kami menemukan apa yang disebut sebagai dua perkiraan terbaik, satu pada titik terendah, yang kami estimasikan pada 1,8 derajat Celsius, dan di titik teratas 4 dejarat Celsius. Saya dapat menyatakan bahkan dengan pertambahan hanya 1,8 Celsius dapat mengakibatkan hal-hal yang mengkhawatirkan, karena pengkombinasian dengan pertambahan 0,74 derajat yang terjadi pada abad ke-20 akan mengakibatkan pertambahan lebih dari 2,5 derajat Celsius.
Dalam pencarian efek dari perubahan iklim, kami sekarang mendapatkan kesimpulan bahwa pertambahan temperatur sebesar 2,5 derajat akan mengakibatkan efek yang secara nyata kurang dapat di terima pada basis apapun, terlebih lagi pada basis kewajaran, itu karena beberapa negara yang terkena dampak paling parah yang memikul tanggung jawab terbesar akan masalah yang timbul.
Ini merupakan daerah-daerah dimana ada garis kemiskinan yang cukup besar. Hal ini pasti tidak ada infrastruktur atau kapasitas dimana mereka mampu mengatasi efek dari perubahan iklim ini. Jadi inti dari yang ingin saya sampaikan adalah kita harus benar-benar melakukan sesuatu terhadap tren-tren yang terjadi saat ini, dan kita harus memberikan beberapa perubahan besar agar kita dapat menjaga kelangsungan masa depan planet ini.
IPCC Fourth Assessment Report h.5. Pemusatan pada lapisan atmosfer secara global akan CO2, metana (CH4), dan dinitrogen oksida (N2O) telah meningkat sebagai hasil dari aktivitas manusia sejak tahun 1750 dan sekarang meningkat drastis nilainya sebelum masa industri yang ditetapkan dari masa perputaran inti es beberapa ribu tahun sebelumnya. Emisi GHG global terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan manusia telah bertambah sejak masa sebelum industri, dengan pertambahan antara 70% dari 1970 dan 2004.
Dr. Pachauri : Ini memberikan Anda gambaran akan pertambahan emisi sejak era 1970. Tentunya, sangat jelas bahwa sumber emisi CO2 terbesar adalah pemakaian minyak fosil. Juga tentunya akibat pertambahan dari sumber-sumber CO2 lainnya seperti penebangan hutan, akibat pembusukan organik, lahan gambut, dan sebagainya. Kemudian ada gas-gas lain seperti metana dan N2O dari kegiatan pertanian dan sebagainya.
Sekarang jika seseorang menginginkan detail lebih lanjut tentang seberapa banyak emisi yang dihasilkan akibat kegiatan produksi daging, maka kita harus meneliti beberapa angka yang ingin saya sampaikan kepada Anda.
Sangat disayangkan, pertambahan secara global dalam penyediaan kalori per kapita tidak memberikan penyelesaian kepastian akan tersedianya makanan dan kekurangan gizi di negara-negara miskin, dan kenyataannya malah meningkatkan tekanan pada lingkungan.
Sekarag pada bulan-bulan ini, seperti yang kamu sadari, telah terjadi peningkatan harga dasar pada makanan. Dan untuk beberapa negara dan kalangan dimana hampir 80 sampai dengan 90 persen dari anggaran untuk rumah tangga adalah untuk membeli makanan, ini dapat menjadi bencana. Dan akibatnya, terjadi aksi demonstrasi, aksi protes di beberapa bagian dunia. Tetapi hal utama yang menyedihkan adalah kenyataan akan usaha selama beberapa dekade untuk mengentaskan kemiskinan hilang begitu saja karena hal-hal yang terjadi pada beberapa bulan ini. Jadi sangat penting bagi kita untuk mengerti akan ketidakadilan dan ketidaksetaraan akan distribusi makanan. Walaupun secara keseluruhan dunia sekarang mengonsumsi kalori dalam jumlah yang sangat besar, keduanya baik secara per kapita atau periode secara keseluruhan, pendistribusian tersebut menyisakan banyak hal yang masih perlu diperbaiki. Selama empat dekade terakhir ini tanah pertanian seluas 500 juta hektar dibuka dengan menebang hutan dan penggunaan daratan lainnya.
Baru-baru ini saya dari Brasil, sekitar dua bulan yang lalu, dan saya diundang untuk berbicara pada anggota senat di sana, dan Nyonya Marina Silva yang sebelumnya adalah Menteri Lingkungan juga senator lainnya memberitahu saya bahwa mereka sangat mengkhawatirkan akan meningkatnya jumlah penebangan hutan di wilayah Amazon sejak tahun lalu.
Hal ini sepertinya terus bertambah tahun demi tahun. Jadi maksud saya, apa yang harus kita khawatirkan adalah penggunaan lahan hutan kita untuk pertanian dan tujuan lainnya. 500 juta hektar akan di gunakan sebagai tambahan untuk dijadikan lahan pertanian hingga tahun 2020 yang kebanyakan dilakukan di Amerika Latin dan Sub-Sahara Afrika.
McMichael A.J., Powles J., Butler C. dan Uauy R., 2007. Makanan, produksi peternakan, energi, perubahan iklim, dan kesehatan. The Lancet 370: 9594, pp 1253 - 1263
Jika kita melihat pada proporsi emisi gas rumah kaca dari berbagai proses produksi di industri peternakan, proses itu juga meliputi penebangan hutan dan penggurunan tanah sebesar 35,4%, kemudian pupuk, baik yang langsung maupun yang tidak langsung, karena ingatlah bahwa sebagian besar dari produksi panen digunakan untuk memberi makan ternak untuk diambil dagingnya.
Dan ada fermentasi typus yang juga cukup besar, 25% dan sumber-sumber lain yang semuanya ditunjukkan di sini.
Sekarang untuk memproduksi 1 kilogram daging, saya percaya dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca dengan potensi pemanasan yang setara dengan 36,4 kilogram CO2 yang melepaskan senyawa pupuk yang setara dengan 340 gram sulfur dioksida, 59 gram fosfat, yang mengkonsumsi energi sebesar 169 megajoule.
Dan 1 kilogram daging bertanggung jawab atas emisi yang setara dengan emisi CO2 yang dipancarkan oleh satu mobil rata-rata Eropa yang menempuh sejauh 250 kilometer dan ini membakar cukup energi untuk menyalakan 100 watt lampu untuk 20 hari.
Sekarang, mari kita lihat ketidakadilan dari situasi tersebut, dan saya akan mengatakan sedikit lebih banyak tentang hal ini nanti. Ada 1,6 miliar orang di dunia yang tidak punya akses listrik dan tidak pernah memiliki sebuah bola lampu di rumah mereka. Bagi saya itu merupakan tragedi yang sangat besar mengingat kita saat ini telah berada di abad ke-21.
Jadi saya tidak mengatakan bahwa pengurangan emisi di sini akan diubah menjadi listrik di rumah orang-orang yang tidak memiliki listrik hari ini, tapi ini hanya menunjukan kesenjangan yang nyata antara masyarakat yang makmur dengan mereka yang sangat kekurangan.
SUARA: Sebagai tambahan, untuk meminta orang-orang mengurangi atau menghentikan konsumsi daging, Dr Pachauri sedang meminta masyarakat di dunia maju untuk memberikan bantuan kepada 1,6 miliar orang di planet ini yang tidak memiliki akses listrik.
Sebuah Institut Energi dan Sumber Daya Alam (TERI) non-profit di India yang berkedudukan sebagai Direktur Jenderal sedang membantu orang-orang yang kurang beruntung ini untuk membangun kehidupan yang lebih baik dengan membuat lentera dan lampu senter dari tenaga matahari yang tersedia di Kampanye Menyalakan Miliaran Kehidupan dari Organisasi TERI.
Departemen Pertanian AS (USDA) Merekomendasikan Jumlah Harian (RDA) konsumsi daging hanya 5,5 hingga 6 ons (170 g) per orang per hari. Dana Penealitian Kanker Dunia pada tahun 2007 merekomendasikan hanya 11 ons (300gm) daging merah per MINGGU demi kesehatan publik dan di bawah 18 ons (500 gm) per minggu untuk kepentingan pribadi.
Dr. Pachauri: Lebih dari 2/3 energi digunakan untuk produksi dan transportasi makanan ternak. Saat ini, itu merupakan suatu jumlah yang berarti. Dan ini jelas menunjuk ke konsep yang salah dari pabrik produksi peternakan daging. Tentu saja ini merupakan sumber tambahan dari gas rumah kaca yang berasal dari konsumsi daging.
Selain itu daging membutuhkan cara memasak dengan temperatur yang tinggi dengan waktu yang lama. Anda dapat memakan sayur-sayuran tanpa dimasak dan kadang itu mungkin lebih sehat karena Anda mempertahankan seluruh nutrisi yang ada di dalam produk sayur-sayuran. Tapi sebuah daging berukuran besar biasanya merupakan produk buangan, tulang, lemak, produk rusak yang telah melewati masa layak untuk dimakan dan sebagainya, lalu berakhir dengan pembakaran di kompor.
Jadi itulah sumber tambahan dari emisi yang kita butuhkan untuk digunakan menjadi perhitungan. Jika kita melihat 2 tipe makanan yang sepadan, katakan saja Anda membandingkan 6 ons steak daging (170 gram) dengan makanan yang ditunjukkan di atas, 1 mangkok brokoli, 1 mangkok terung, 4 ons kembang kol (113 gram), 8 ons nasi (226 gram). Sekarang jika Anda melihat setiap 2 perumpamaan pola makan ini, 1 dihubungkan dengan 0,4 pon CO2 (181 gram) emisi ini sepadan dan 6 ons daging steak (170 gram) sama dengan dengan 10 pon (4535 gram) CO2, yang hampir 25 kali lipat banyaknya.
Sektor peternakan benar-benar menjadi pengguna tanah terbesar. Produksi peternakan bertanggung jawab atas 70% dari seluruh tanah pertanian dan 30% dari permukaan tanah dunia. Dan 70% dari tanah yang dulunya hutan Amazon sekarang telah ditempati oleh padang rumput ternak dan lahan untuk menanam makanan ternak yang menutupi sebagian besar dari sisa tanah itu.
Saya sempat mengikuti ekonomi Brasil hampir 15 hingga 20 tahun yang lalu dan saya ingat bahwa pada periode tahun 1980-an Brasil memiliki hutang luar negeri yang sangat besar, sekitar 120 miliar US dollar pada saat itu. Dan salah satu yang mereka putuskan untuk menghapus hutang tersebut adalah dengan mengubah area hutan yang sangat luas menjadi padang rumput.
Itulah asal dari semua masalah ini muncul, namun hal tersebut tetap berlanjut sampai sekarang. Brasil tidak sendirian, ada beberapa negara lain di dunia yang memiliki hal yang sama. 20 persen dari padang rumput berkurang karena beternak yang berlebihan, pemborosan, dan erosi. Jadi Anda sekarang mengetahui banyak tentang hal ini dani ini sungguh tak pantas.
Pengaruh lain dari peternakan terhadap lingkungan adalah jumlah air. Untuk memproduksi 1 kilogram tepung jagung membutuhkan 900 liter, nasi 3000 liter, ayam 3900 liter, babi 4900 liter, dan daging sapi sebesar 15.500 liter.
Peternakan bertanggung jawab atas 64% dari emisi amonia yang memperbesar hujan asam. Peternakan merupakan salah satu di antara polusi tanah dan air terbesar dengan nitrat dan fosfor yang berasal dari makanan ternak yang disimpan di gudang dan dari penggunaan pupuk nitrogen.
Jadi jika seseorang menjumlahkan total seluruh pengaruh ini, maka sangat jelas, kita belum benar-benar menghitung untuk seluruh pengaruh produksi dan konsumsi daging terhadap lingkungan. Pengaruh dari peternakan terhadap perubahan iklim sangat besar.
Ya, sepertiga dari hasil biji-bijian dunia dan lebih dari 90% kacang kedelai digunakan untuk memberi makan ternak, ini merupakan pemborosan yang tidak bisa dipisahkan.
Diperlukan hampir 10 kilogram makanan ternak untuk menghasilkan 1 kilogram daging sapi; 4 hingga 5,5 kilogram hasil panen untuk menghasilkan 1 kilogram daging babi; dan 2,1 hingga 3 kilogram hasil panen untuk menghasilkan 1 kilogram daging unggas. Sekarang semua ini… benar-benar terjadi dalam skala yang jauh lebih besar dari kasus yang ada, bahkan dua atau tiga dekade yang lalu. Dan bahkan di negara saya, India, industri unggas sangat laku. Banyak yang menggunakan padi-padian impor untuk makanan unggasnya.
Saya pernah ke China selama beberapa tahun. Kunjungan pertama saya adalah pada tahun 1981. Ketika itu saya merasa bahwa sebagian besar warga China mengonsumsi daging babi dan hewan laut. Tetapi sekarang China mengalami peningkatan yang tajam dalam konsumsi daging. Jadi ini adalah ciri yang terjadi di seluruh dunia, dimana pendapatan meningkat, orang-orang beralih dari protein nabati ke protein hewani dan banyak mengonsumsi daging.
Sekarang, seorang petani dapat menghasilkan makanan untuk 30 orang sepanjang tahun untuk satu hektar lahan sayur-sayuran, buah-buahan, sereal, dan protein nabati. Tapi jika lahan tersebut digunakan untuk produksi telur, susu, atau daging, jumlah orang yang dapat diberi makan berkisar antara 5 hingga 10 orang. Jadi ada perbedaan yang signifikan di sana.
Dr. Pachauri: Jadi ada peningkatan produksi daging dalam satu periode waktu. Di tahun 2006, petani menghasilkan 276 juta ton daging, jumlah ini 5 kali lebih besar daripada tahun 1950-an. Jadi ini merupakan suatu peningkatan yang sangat tajam.
Jika kita melihat negara-negara yang mengalami peningkatan tajam seperti yang terlihat di sini, tentu itu bukan hanya negara-negara ini saja, ada juga negara-negara lain, Anda dapat melihat adanya perubahan yang signifikan dan peningkatan konsumsi di sini. Semua itu memberi kontribusi bagi peningkatan yang terjadi. Data ini diambil dari FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian).
Di tahun 2006, petani menghasilkan 276 juta ton daging Lima kali lebih besar daripada tahun 1950-an
Sumber: World Watch Institute, 2008
Di tahun 2006 petani menghasilkan sekitar 276 juta ton daging ayam, babi, sapi, dan daging lainnya – jumlahnya empat kali lebih besar daripada tahun 1961. Jadi rata-rata setiap orang memakan daging dua kali lipat daripada sebelumnya, sekitar 43 kilogram. ~Worldwatch Institute, State of the world 2008
Antara tahun 1950 dan 2000, populasi dunia naik dua kali lipat dari 2,7 menjadi 6,7 miliar orang sementara produksi daging meningkat lima kali lipat dari 45 menjadi 233 miliar kg per tahun. (1) Lancet, Food, livestock production, energy, climate change, and health, 2007. http://www.theaustralian.news.com.au/story/0,25197,22410650-12377,00.html
Jika kita melihat perkiraan kecenderungan industri peternakan, produksi daging global diperkirakan meningkat dua kali lipat hingga tahun 2050, itu mungkin akan meningkat dari 229 juta ton di tahun 2001 menjadi 465 juta ton. Tentu saja ini berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Compassion in World Farming (Cinta Kasih dalam Peternakan Dunia), jadi saya akan menerangkan ini dengan agak cepat karena saya yakin akan ada sebuah diskusi tentang ini.
Saya melewati angka ini. Dan ini juga dari organisasi yang sama, Compassion for World Farming. Di sebelah kiri adalah daftar hal-hal yang dilakukan untuk meningkatkan produksi daging. Di sebelah kanan adalah daftar beberapa implikasi dari apa yang ia lakukan, baik terhadap hewan-hewan maupun terhadap diri Anda sendiri, apa yang terjadi di masyarakat secara luas. Sekarang yang ingin saya katakan adalah kita perlu mengubah pola makan kita.
Alasan saya mengatakan ini mungkin karena mengurangi konsumsi daging dapat dilakukan oleh setiap orang. Seringkali ketika seseorang membicarakan perubahan iklim di depan hadirin, ada yang bertanya “Ok, saya setuju dengan semua ini, tapi apa yang bisa saya lakukan dalam kehidupan pribadi saya?”
Anda bisa menyuruh mereka untuk mengganti lampu bohlam dengan lampu neon yang kecil, mematikan lampu saat Anda pindah ruangan, berjalan kaki kapan saja Anda bisa daripada naik mobil, mengatur alat pemanas pada tingkat dimana Anda cukup memakai cardigan daripada duduk mengenakan T-Shirt di puncak musim dingin, di ruang kerja atau di rumah Anda, dan sebagainya.
Tetapi saya yakin bahwa yang bisa kita lakukan tanpa terlalu banyak usaha adalah mengurangi konsumsi daging.
Saya rasa itu merupakan perubahan gaya hidup dimana kita semua bisa melakukannya. Mengurangi jumlah industri peternakan dengan mengurangi konsumsi daging adalah cara yang paling efektif untuk memangkas emisi gas rumah kaca.
Jadi, rumah tangga di Inggris dan AS memboroskan sekitar 1/3 makanan yang mereka beli. Perubahan pola konsumsi diperlukan untuk mencapai masyarakat yang rendah karbon dan berkelanjutan. Sekarang kekuatan konsumen Inggris ada berapa banyak jumlahnya? Rata-rata rumah tangga bisa mengurangi emisi CO2 lebih banyak jika mereka mengurangi konsumsi daging, lebih besar daripada mereka mengurangi setengah penggunaan mobilnya.
Jadi ini adalah fakta yang penting. Sebuah keluarga 4 orang masing-masing makan burger sapi seperempat pon, bertanggung jawab atas emisi CO2 yang setara dengan mengendarai mobil dari London ke Cambridge, 16 kilogram emisi CO2.
Jadi ini adalah beberapa fakta yang menjadi alasan penting dan impliksi dari pengurangan konsumsi daging. Jika ada emisi karbon dioksida yang dihasilkan sebagai dampak dari siklus produksi daging secara keseluruhan, maka saya pikir kerugian pada masyarakat harus dimasukkan, harus ada pajak atau hal lainnya.
Saya menyebutkan sebelumnya bahwa ada 1,6 miliar orang di dunia yang tidak memiliki akses listrik. Sekarang kita boleh mendirikan pembangkit listrik termal dan membakar batubara atau apapun untuk menghasilkan listrik tersebut jika kita menghentikan konsumsi daging.
Bahkan jika kita harus melakukannya, banyak di antaranya tidak mampu mendapatkan sambungan listrik ke rumahnya. Jadi lembaga kami telah meluncurkan program utama yang kami sebut Linghting a Billion Lives (Menerangki Miliaran Kehidupan). Pada intinya hal itu berdasarkan penggunaan teknologi fotovoltaik.
Kami menggunakan lentera dan obor surya, yang secara kebetulan sudah biasa digunakan di daerah pedesaan miskin. Saya pikir secara menyeluruh apa yang dikatakan Gandhi adalah relevan dalam setiap tindakan yang diperlukan untuk mengatasi perubahan iklim. “Terjadilah perubahan yang ingin Anda lihat dari dunia ini.”
PEMBAWA ACARA: Kami senang bisa berbagi dengan Anda kutipan-kutipan presentasi penting dari Dr. Rajendra Pachauri yang membuktikan bagaimana produksi dan konsumsi produk hewani dapat menyulut perubahan iklim di acara Planet Bumi: Rumah Tercinta Kita. Unduh ceramah Audio dan PowerPoint presentasi Dr. Pachauri Tanya jawab ceramah dan slide presentasi Dr. Pachauri