Pada buku terakhirnya yang berjudul
“Industri Daging Mengancam Dunia Kita”, Fabrice Nicolino, wartawan
Prancis, penulis, dan aktivis lingkungan telah menyelidiki sejarah yang
penuh darah dan kekerasan dalam industri peternakan.
Bpk.Nicolino: Orang-orang dan publik perlu
tahu dari mana daging berasal dan bagaimana para hewan diperlakukan.
Bpk.Nicolino: Nyatanya kita menyuruh orang-orang yang sangat jauh dari kita, secara geografis, sosial,
dan mental. Kita menyuruh mereka untuk memperlakukan hewan sebagai benda.
Kita membayar mereka untuk menyembelih satwa di rumah jagal
dan yang tidak ingin kita lihat.
Bpk.Nicolino: “Selama ada rumah jagal,
maka akan ada medan perang.” Saya setuju 100% dengan hal itu. Saya rasa
ada kaitan mendalam, simbolis dan mental, antara rumah jagal, cara
mengerikan dalam memperlakukan satwa, dengan cara mematikan dalam
memperlakukan manusia dalam krisis tertentu, dalam perang mengerikan
tertentu.
PEMBAWA ACARA: Buku ini diterbitkan pada akhir tahun 2009, telah
mendapat perhatian besar di Prancis karena inilah karya pertama di
Prancis yang menyelidiki peternakan negara tersebut. Dalam bukunya,
Bapak Nicolino juga menganalisa produksi produk hewani di seluruh dunia
dan menyimpulkan bahwa keseluruhan sistemnya adalah bahaya nyata saat
ini bagi keselamatan manusia dan planet kita.
Bpk.Nicolino: Orang-orang yang menciptakan
sistem ini tentu saja ingin menghasilkan uang. Kita kembali pada awal
ilmu produksi satwa; mereka membayangkan bagaimana menghasilkan uang
sebanyak mungkin dari satwa ini. Bagaimana kita bisa lakukan ini? Jadi,
untuk sampai ke sana, sungguh sederhana, mereka mengabaikan kebutuhan satwa.
Satwa tidak bisa eksis lagi sebagai makhluk hidup, karena makhluk hidup,
apakah satwa atau manusia, mempunyai kebutuhan untuk bergerak, kebutuhan
untuk berlari, kebutuhan untuk keluar, kebutuhan masuk lagi,
kebutuhan memiliki teman, kebutuhan akan waktu, udara segar,
kebutuhan tidak melakukan apa-apa – semua hal yang tidak sesuai dengan
industri peternakan. Tidak sesuai.
PEMBAWA ACARA: Kebenaran yang menyakitkan di balik industri daging yang
sengaja disembunyikan dari dunia; banyak orang yang tidak menyadari bahwa
bangkai ini dikemas rapi untuk dijual sedangkan di belakangnya terdapat makhluk hidup
yang dipelihara secara tidak manusiawi lalu dibunuh.
Bpk.Nicolino: Saya telah menanyai diri
sendiri dan semua orang, “Bagaimana
agar kita dapat mengakhiri tindakan yang memperlakukan makhluk hidup
dengan kejam seperti ini?”
Itulah pertanyaan yang sangat penting bagi saya. Saya rasa kita
telah menghilangkan satwa ini dari realitas.
PEMBAWA
ACARA: Pada peternakan sapi perah, mereka sama sekali tidak
mempertimbangkan kesejahteraan sapinya. Induk sapi terus-menerus dibuat
hamil melalui inseminasi buatan dan berulang kali disuntikkan hormon
untuk mendorong jumlah produksi susu yang tidak alami, dengan
konsekuensi menghancurkan rahim mereka dengan penyakit seperti radang
kelenjar dada serta peradangan menyakitkan pada kelenjar payudara.
Bpk. Nicolino: Anak sapi, misalnya, jika
dibiarkan hidup alami, sapi kecil akan tetap menyusu pada induknya
selama delapan bulan. Apa Anda menyadarinya? Delapan bulan adalah waktu yang
lama. Pada industri peternakan, anak sapi yang sama diambil dari
induknya setelah satu atau maksimal dua hari. Induknya terus
menghasilkan susu, terus keluar susu di putingnya tentu saja, Jadi,
susunya diambil. Ngomong-ngomong, tahukah Anda bahwa antara tahun 1945
dan hari ini, kita bergerak dari 2.000 liter susu setiap tahun yang
disediakan oleh satu sapi menjadi 12.000 liter, jadi telah bertambah
sebanyak enam kali lipat; ini kolosal.
PEMBAWA ACARA: Pada akhir hidupnya yang pendek, sedih, dan sakit, sapi
perah tanpa belas kasih disembelih demi makanan satwa peliharaan atau
daging burger. Anak sapi betina menjalani takdir yang sama seperti
induknya, sementara anak sapi jantan biasanya dijaga agar tidak bisa
bergerak sepenuhnya kemudian dibunuh hanya setelah beberapa bulan
hidupnya. Daging sapi muda berasal dari bayi sapi yang disiksa secara
mengerikan dan ketakutan dan merupakan salah satu produk sampingan yang
kejam dari industri sapi perah.
Bpk.Nicolino: Mereka mengambil anaknya,
menguncinya, ditaruh pada tempat gelap dan mengurangi gerakan badannya,
kenapa? Demi alasan yang sangat sederhana: jika dia bergerak, jika hewan bisa
bergerak, dia tentu saja akan menggerakkan ototnya. Tapi jika menggerakkan
ototnya maka dagingnya tidak akan putih lagi, berubah menjadi merah
muda. Dan industri daging akan memberitahu bahwa konsumen menginginkan daging putih. Untuk
membuatnya
putih, hewan itu tidak bisa bergerak. Maka, satwanya dikunci dalam
kegelapan, dan hidup, bahkan tidak hidup, begitulah! Dia dikunci di
kegelapan dan bahkan tidak bisa menggerakkan kukunya.
PEMBAWA ACARA: Tak terhitung banyaknya satwa yang dibantai setiap hari atas nama
keuntungan dan keserakahan. Bapak Nicolino berikutnya berbicara tentang
dampak yang sangat merusak dari rumah jagal yang terus beroperasi demi
manusia.
Bpk.Nicolino: Di Prancis, kita membunuh
lebih dari satu miliar satwa ternak setiap tahunnya, untuk memberi makan
orang Prancis. Lebih dari satu miliar dan mereka tidak saja dibunuh
tetapi dibunuh dalam kondisi keji dan biadab.
Jadi, timbulnya kebiadaban
dalam masyarakat dengan tampilan luar yang damai, demokratis,
bahagia, tidak mencerminkan konsekuensi yang sebenarnya. Saya
mengira bahwa dengan peternakan, dengan industri daging, psikologi
manusia, jiwa manusia telah disentuh dalam hatinya, dalam, sangat dalam.
Tanpa kita sadari, dengan menerima cara hewan ternak
diperlakukan, kita telah memotong bagian terpenting dari sifat
kemanusiaan kita. Saya rasa konsekuensinya luar biasa
serius, tetapi, kita tidak menyadari sepenuhnya.
PEMBAWA ACARA: Bapak Nicolino melihat harapan demi perubahan dalam diri
manusia yang akhirnya akan mengakhiri kekerasan.
Bpk.Nicolino: Industri ternak eksis hanya
dalam
beberapa puluh tahun ini. Jadi, apa yang telah dilakukan, apa yang telah
dirajut sesungguhnya tidak bisa dilakukan dalam sekejap mata.
Kita memerlukan gerakan sosial, pengerahan masyarakat yang akan
mengedepankan nilai lain di depan nilai-nilai tersebut, rasa hormat
pada satwa, hormat terhadap irama psikologinya, hormat bagi kebutuhan
mentalnya karena satwa memiliki kebutuhan mental, kebutuhan psikologi,
mereka bukan tak berdaya, mereka memerlukan sejumlah hal. Jadi, gerakan
sosial dalam skala besar, yang timbul dengan nilai baru, di antaranya
adalah rasa hormat terhadap satwa.
PEMBAWA ACARA: Kebenaran yang menyakitkan di balik industri daging sengaja disembunyikan dari dunia; banyak orang
yang tidak menyadari
bahwa bangkai yang dikemas rapi untuk dijual, sebenarnya merupakan makhluk hidup
yang dipelihara secara tidak manusiawi lalu dibunuh.
Bapak Nicolino: Tentu, saya pikir
siapa pun dengan logika yang baik akan bertanya pada dirinya,
pertanyaannya, “Mengapa kita menerima hal seperti itu?”
Kita mengubah hewan menjadi benda dan
barang dagangan. Kita memutuskan bahwa hewan hanyalah potongan-potongan
dan bahwa kita dapat mengeksploitasi mereka. Hal ini membuat perasaan manusia seperti kasih sayang menghilang
sepenuhnya.
Bapak Nicolino: Kita melemahkan diri kita
saat ini, untuk industri yang mempertimbangkan hewan sebagai barang. Dan sebagai tambahan, daging ini
merusak, amat buruk bagi kesehatan, sungguh buruk, dan juga merusak
ekosistem, ekosistem utama dari planet ini. Ia meruntuhkan seluruh hutan
tropis, merusak ekuilibrium iklim karena industri
peternakan menghasilkan jumlah gas rumah kaca yang luar biasa. Jadi
pertanyaan besarnya adalah bagaimana kita tiba di sana? Mengapa kita sampai
pada situasi bencana ini?
PEMBAWA ACARA: Konsekuensi menakutkan dari
peternakan hewan yang intensif telah memanifestasikan dirinya di satu
wilayah di Prancis yang telah menyebabkan kenaikan besar jumlah alga
yang menghasilkan gas rumah kaca beracun hidrogen sulfat. Tahun 2009,
seekor kuda berjalan di pantai Brittany dan meninggal dalam beberapa menit
setelah menghirup asap tersebut.
Bapak Nicolino: Industri peternakan membawa
kita menuju bencana planet secara global. Saya memberi beberapa contoh yang amat sederhana
yaitu Prancis, tapi juga mewakili negara-negara lain di dunia. Di
Prancis, di Brittany, pabrik susu dan daging di Prancis jumlahnya luar biasa
dan hewan-hewan itu
terkonsentrasi pada tujuh persen dari wilayah tanah Prancis.
Di
Brittany, ada yang kita sebut “gelombang hijau.” Itu adalah gelombang
reguler dari alga hijau di pesisir, sebelumnya hanya pada musim panas,
tapi sekarang juga di musim dingin. Kita sudah tahu tentang hal ini selama 30
tahun. Ada riset yang sudah menumpuk, riset yang tak terhitung banyaknya, kita sudah
tahu selama 30 tahun bahwa 98% dari gelombang hijau tersebut diproduksi
karena nitrogen yang surplus.
Ada dua sumber dari nitrogen: satu adalah
limbah cair dari hewan, dan yang satu lagi, pupuk yang digunakan
oleh industri pertanian. Kita bisa katakan itu lebih dari separuh dari
fenomena ini disebabkan oleh kotoran hewan yang tak bisa dibersihkan
dan tersebar di ladang-ladang, tapi hujan membawa nitrogen dari kotoran
cair ke dalam sungai, dan sungai membawa nitrogen ke pesisir dan ini
menyebabkan ledakan dari alga hijau, yang menghasilkan gelombang hijau.
PEMBAWA ACARA: Bapak Nicolino berkata bahwa dalam
sejarah, banyak negara industri peternakan yang memegang kekuatan luar
biasa. Ia merasa dunia tidak akan membiarkan industri
mengerikan itu menghancurkan planet ini dan membantai miliaran hewan tiap
tahunnya.
Bapak Nicolino: Ini adalah kegilaan. Sebuah
sistem yang telah lolos dari semua kontrol sosial. Ini adalah sebuah sistem
yang telah meluas, yang punya banyak kekuatan. Di Amerika Serikat
contohnya, Dorongan daging dianggap sebagai dorongan industri yang
paling kuat. Ada novel terkenal di Amerika Serikat yang disebut “Hutan,”
yang diterjemahkan ke Prancis menjadi “La Jungle,” dari Upton Sinclair. Itu
adalah buku tahun 1906 yang sudah menceritakan semuanya. Dan juga
membicarakan tentang pengaturan seperti mafia antara industri daging
untuk membangun kerajaan. Jadi sudah pasti bahwa kerajaan di industri ini
telah memperoleh kekuatan luar biasa yang membuat seluruh dunia
bergetar, mulai dari politikus, dan tak ada yang berani menyerangnya
secara
terbuka. Tapi yang pasti bahwa ini adalah sebuah sistem tanpa masa
depan. Tak punya masa depan, dan membawa kita ke arah yang sungguh menghancurkan.
Bapak Nicolino: Karena kita dapat mengatakan, dari
satu ujung planet ke ujung yang lain, masalah iklim adalah yang
terpenting dari segalanya. Lebih dari serius, karena membahayakan
peradaban manusia.
Bapak Nicolino: Orang-orang bertanya
pada diri mereka tentang pertanyaan yang amat, amat umum, tentang
kondisi dari dunia, kondisi planet kita, serta menemukan bahwa
kadang sulit menanyakan diri mereka tentang apa yang mereka makan di
piring mereka.
PEMBAWA ACARA: Pada pabrik-pabrik peternakan, hewan-hewan seperti
ayam yang berjumlah ribuan dijejalkan ke dalam ruang kecil dimana mereka
tidak pernah melihat Matahari dan hidup dalam keadaan kotor karena
kotoran mereka jarang atau tidak pernah dibersihkan.
Mereka diberi
obat-obatan dosis tinggi untuk membuat mereka tumbuh lebih cepat dan
untuk menjaga agar mereka tetap hidup karena penyakit sangatlah ganas
dalam kondisi hidup yang amat buruk. Penyakit-penyakit ini sering tidak
terkontrol pada tempat-tempat tersebut, namun mereka pada akhirnya menyebar
ke manusia dengan konsekuensi mematikan.
Bapak Nicolino: Sekarang ini ada banyak
studi, ada puluhan dan puluhan dipublikasi di majalah-majalah terbesar
di planet. Dengan kata lain, bukan saya, Fabrice Nicolino, yang
menciptakan hal-hal ini, sungguh ada riset-riset yang diterbitkan di
jurnal-jurnal terbesar di seluruh dunia. Apa yang dikatakan riset
tersebut? Riset tersebut membuktikan bahwa ada hubungan antara konsumsi daging merah
yang
tinggi dengan penyakit yang amat serius
seperti obesitas, diabetes, penyakit kardiovaskuler, dan kanker tipe
tertentu.
Bapak Nicolino: Hal-hal ini telah
dibuktikan, mereka bukanlah desas-desus; mereka adalah isu yang
terbukti. Jadi konsekuensi kesehatannya mengerikan, dan terlebih
lagi karena mereka menggandakan fenomena lain, penyakit-penyakit
epizootic, penyakit yang menyebar seperti kilat di industri
peternakan.
Lima tahun lalu, para ahli mengumumkan bahwa flu burung,
yang hadir dari peternakan unggas di Asia, berisiko membunuh puluhan
juta manusia. Sementara, ada beberapa peringatan dengan tipe yang sama.
Juga telah ada flu babi yang sekarang disebut flu H1N1, tapi itu adalah
flu babi, yang berasal dari industri peternakan babi. Dan apa yang
nampak pasti bagi saya adalah lambat laun, terlepas dari masalah
kesehatan yang saya sebutkan, akan ada penyakit epizootic yang
bertransformasi menjadi pandemi manusia; hal itu sungguh terbukti
bagi saya.
PEMBAWA ACARA: Sebuah makalah oleh pakar lingkungan
Robert Goodland dan Jeff Anhang yang diterbitkan oleh Institut
WorldWatch menyimpulkan bahwa industri peternakan bertanggung
jawab atas lebih dari 51% dari semua emisi gas rumah kaca global dari
manusia. Sebagai tambahan, sumber nomor satu dari gas rumah kaca yang
amat berbahaya metana, yang memiliki potensi pemanasan global 72x dari
karbon dioksida sepanjang periode 20 tahun, berasal dari membesarkan ternak.
Bapak Nicolino: Industri peternakan
bertanggung jawab atas sebagian besar dari emisi gas rumah kaca, dan
cara terbaik serta cara yang termudah, paling langsung, yang sederhana
adalah memerangi krisis iklim hari ini dengan mengurangi konsumsi daging kita.
Bapak Nicolino: Kita harus berkata tenang:
“Para hadirin, kita lihat bahwa sistem yang telah kita ciptakan adalah
buruk, menyebabkan masalah, mungkin tak teratasi. Jadi kita harus
melangkah mundur, menemukan persimpangan, menemukan jalan baru dan ini
berarti pengurangan yang pantas untuk konsumsi daging kita. Setiap orang
akan memperoleh sesuatu, seperti masalah kesehatan dunia akan berkurang,
masalah penyakit epizootic akan berkurang,
dan krisis iklim secara alami akan berkurang.
PEMBAWA ACARA: Bapak Nicolino dengan tulus berharap agar
dunia segera bangkit untuk bergabung melawan kekejaman sistem
pabrik peternakan dan mendukung tindakan ini untuk mengakhiri
penderitaan yang mendalam dari teman-teman hewan kita.
Bapak Nicolino: Saya berharap industri
peternakan secepatnya dapat ditiadakan, karena amat berbahaya! Terlalu
berbahaya bagi kemanusiaan dan tentu saja bagi hewan. Itu sudah
dijelaskan tersendiri.
Bapak Nicolino: Jika pergerakan ini
memberikan dirinya prioritas untuk membuat industri peternakan
menghilang, maka kita harus punya kesempatan menghentikan mesin neraka ini,
karena itu sungguh sebuah mesin neraka! Sehingga kita dapat punya
kesempatan menghentikan mesin neraka ini sebelum semuanya meledak! Itulah
perasaan saya. Itu sungguh seruan atas sebuah revolusi. Tidak ada
keraguan. Dalam buku yang saya tulis, secara mendasar ada dua hal yang
saya katakan: Perasaan dukacita mendalam, kesedihan mendalam
untuk nasib dari para hewan. Itu adalah sebuah buku yang sungguh saya
dedikasikan untuk hewan-hewan, mati tanpa pernah hidup, dan itu
amat penting bagi saya. Ada sentimen yang mengobsesi saya, kesedihan
nyata. Saya beritahu diri saya, “Mengapa kita manusia memperlakukan hewan
seperti ini? Bagaimana kita berani perlakukan mereka seperti itu?”
Bapak Nicolino: Menuruts saya, kita telah mwngambil
jalur yang amat buruk, dan kita tentu harus berpaling kembali; mencari
jalur lain untuk hidup berdampingan dengan hewan-hewan.
Bapak Nicolino: Jadilah Vegan, Bertindaklah
Hijau, Selamatkan Bumi!
Informasi lebih lanjut tentang
Fabrice Nicolino, silakan kunjungi Fabrice-Nicolino.com atau
Bidoche-Lelivre.com
“Industri Daging Mengancam Dunia Kita” tersedia di
Amazon.fr