Akhir-akhir ini, semakin banyak peneliti yang menunjukkan bahwa jumlah metana yang yang
tersimpan di dalam lautan, permafrost, dan tundra Arktik sangat banyak
dan akan segera terlepas ke atmosfer akibat pemanasan global.
Untuk
mempelajari lebih jauh mengenai persoalan ini, Supreme Master
Television mewawancarai Dr. David Archer yang bergelar PhD dalam bidang
Geofisika. Selama 15 tahun terakhir, beliau telah menjadi seorang
profesor di Universitas Chicago di Illinois, AS.
Profesor Archer adalah seorang ahli dalam soal siklus karbon global dan
spesialisasi dalam penelitian proses pengendapan laut. Ia mengajar
kelas pemanasan global, kimia lingkungan, dan siklus-siklus geokimia
global.
Dr. Archer juga telah menulis sebuah buku mengenai perubahan iklim yang berjudul: Global Warming: Understanding the Forecast (Pemanasan Global: Memahami Ramalan). Beliau juga sedang menulis buku lainnya yang berjudul, From Here to Eternity: Global Warming in Geologic Time (Dari Sini menuju Keabadian: Pemanasan Global dalam Masa Geologis). Di acara Planet Bumi: Rumah Tercinta Kita hari ini, kami hadirkan wawancara Supreme Master Television dengan Dr. Archer.
Supreme Master TV:
Saya mengetahui bahwa salah satu lingkup penelitian Anda tentang metana
hidrat atau metana beku. Dapatkah Anda memberitahu kami apakah metana
beku itu dan bagaimana ia dapat menjadi gas metana?
Dr. David Archer:
Metana hidrat adalah sebuah bentuk khas dari gas dimana gas tersebut
membeku dan terperangkap dalam sebuah bola es dan gas metana berada di
dalam bola es tersebut, membeku, dan terperangkap di dalam es ini.
Tetapi jika suhu menjadi terlalu panas maka es ini akan mencair dan
akan melepaskan metana ke alam.
Supreme Master TV: Apa yang dapat memicu pelepasan mereka?
Dr. David Archer:
Panas dari pemanasan global, dari peningkatan konsentrasi gas rumah
kaca. Jadi karbon dioksida adalah sebuah gas rumah kaca yang dapat
menyebabkan permukaan bumi menjadi panas. Ini sudah kita ketahui dengan
baik. Pemanasan di permukaan Bumi juga membuat lautan menjadi semakin
panas. Sekarang prosesnya agak lama. Tapi jika metana beku di dalam
lautan mencair dan gasnya dilepaskan ke dalam atmosfer maka akan fatal.
Metana adalah gas rumah kaca yang jauh lebih kuat daripada karbon
dioksida, dan oleh karenanya, hal ini dapat memberi efek pemanasan yang
lebih kuat daripada karbon dioksida.
Supreme Master TV: Menurut Anda, ada berapa banyak metana yang tersimpan di dalam Bumi?
Dr. David Archer:
Jumlahnya sebenarnya sangat besar. Mereka mengukur jumlah karbon dalam
ukuran miliaran metrik ton, jadi mungkin ada seratus atau beberapa
ratus miliar metrik ton karbon dalam bentuk minyak dan mungkin beberapa
ratus miliar metrik metana dalam bentuk simpanan gas alam tradisional.
Jenis bahan bakar fosil yang paling besar adalah batu bara dan mungkin
ada lima
ribu gigaton, satu miliar metrik ton batu bara. Jadi, batu bara adalah
jenis bahan bakar fosil terbesar. Tetapi metana hidrat yang berada di
dalam lautan ini, jumlahnya juga dapat mencapai ribuan miliar metrik
ton.
Jadi
ada cukup banyak karbon di bawah lautan yang dapat menggandakan jumlah
karbon di atmosfer jika lautan memanas. Itu adalah jumlah yang sangat
besar. Jika satu bagian kecil, katakan saja 10% nya terlepas ke
atmosfer secara bersamaan maka itu sama dengan mengubah konsentrasi CO2
sepuluh kali lipat.
Dr. David Archer:
Jika Anda dapat memegang Bumi dan menggoncangnya maka es yang menyimpan
metana tersebut akan melayang ke dalam air. Itu terjadi di dasar lautan
karena ada lapisan lumpur di atasnya. Tetapi jika Anda menggoncang
semuanya ke atas maka ia akan mengapung ke atas dan ada banyak metana
yang akan terlepas sehingga iklim kita akan rusak sepenuhnya.
Supreme Master TV: Teletak di bagian bumi manakah gudang-gudang metana beku ini?
Dr. David Archer: Mereka cenderung terletak di lepas pantai, di sekitar lautan, jadi tidak terlalu dalam, bukan di tengah lautan, karena di sana
metananya tidak cukup untuk membuat hidrat dan jika terlalu dangkal
tekanannya juga tidak cukup tinggi untuk membuat hidrat. Jadi mereka
kira-kira berada di pertengahan laut. Lautan Arktik mempunyai lebih
banyak metana beku karena di sana airnya lebih dingin jadi metana beku
di Arktik dapat ditemukan di kedalaman yang lebih dangkal karena air di
sana lebih dingin dan dapat menyetabilkan hidrat-hidrat tersebut.
Jadi,
semakin dangkal lautannya maka semakin cepat panas dari pemanasan
global dapat menjangkaunya daripada lautan di tempat lainnya. Selain
itu pemanasan di daerah garis lintang yang tinggi jauh lebih besar. Di
Alaska dan Siberia, pemanasannya jauh
lebih cepat daripada di sini, di Chicago, karena begitulah cara kerja
iklim Bumi. Selain itu, kutub utara adalah tempat yang mempunyai metana
beku terbanyak sedangkan di sana mendapatkan pengaruh pemanasan global yang paling besar.
Supreme Master TV: Berbicara mengenai Kutub Utara, apakah ada metana beku di tanah permafrost?
Dr. David Archer:
Ya, diperkirakan ada beberapa metana beku di permafrost tetapi yang
lebih bahaya dari permafrost adalah tanah gambut yang menyimpan karbon
organik beku, Anda tahu rumput, akar-akar, dan benda-benda seperti itu.
Mereka telah membeku selama puluhan ribu tahun dan sekarang jika mereka
mencair, mereka akan mengurai dan menghasilkan metana serta karbon
dioksida.
Hal seperti ini terjadi di danau-danau tundra kutub
utara. Jadi sebuah danau yang menutupi permukaan telah mengurai daerah
gambut yang ada di bawahnya dan oleh karena itu Anda dapat menemukan
bahwa gelembung yang keluar sangat banyak, jadi sangat mungkin bahwa
dengan pemanasan yang semakin parah akan mencairkan es di sana menjadi
lebih banyak danau yang kemudian melepaskan lebih banyak metana ke
dalam atmosfer.
Di
acara Planet Bumi: Rumah Tercinta Kita hari ini, kami menghadirkan Dr.
David Archer, seorang profesor ilmu geofisika dari Universitas Chicago
untuk berdiskusi dengan kami mengenai perubahan iklim. Selama pencairan
es Kutub Utara di musim panas tahun 2007, kecepatan pencairan es sangat
mengkhawatirkan para peneliti di komunitas ilmiah.
Dari tahun
2006 sampai tahun 2007, mereka tidak pernah menyaksikan penurunan es
yang sangat drastis di musim panas, tetapi kehancuran beting es Wilkin
seluas 406 kilometer persegi di Antartika pada tanggal 28 Februari 2008
telah menarik perhatian dan keprihatinan global terhadap perubahan
iklim. Peristiwa ini melebihi prediksi terburuk yang dibuat oleh Panel
Antarpemerintah Tentang Perubahan Iklim (IPCC) Perserikatan Bangsa
Bangsa. Sekarang, mari kita dengarkan Dr. Archer yang menggambarkan
dengan jelas akan pentingnya lapisan es di Arktik dalam menyetabilkan
iklim kita.
Dr. David Archer:
Lapisan es memainkan peranan yang sangat kuat dalam pola iklim dimana
ia memantulkan cahaya matahari kembali ke luar angkasa. Jadi jika Anda
mencairkan lapisan es tersebut maka matahari yang bersinar di Kutub
Utara selama 24 jam sehari pada waktu musim panas tidak banyak
memantulkan cahaya matahari, jadi lautan mulai menyerap cahaya matahari
tersebut dan itu dapat mempengaruhi iklim di Kutub Utara dan secara
tidak langsung mempengaruhi metana di sana. Ia juga mempengaruhi
lapisan es di Greenland dan sirkulasi di Atlantik Utara serta banyak hal lainnya di garis lintang tinggi.
Supreme Master TV:
Saya memberanikan diri untuk bertanya kepada Anda, berapa konsentrasi
karbon dioksida di udara sekarang ini dan berapa sebelumnya ketika kita
belum mengetahui pemanasan global.
Dr. David Archer:
Konsentrasi sebelum tahun 1750, tidak ada seorang pun yang dapat
mengukur konsentrasi karbon dioksida pada saat itu, tetapi kita
memiliki gelembung-gelembung udara purba yang terperangkap di dalam
inti-inti es sehingga kita dapat mengukurnya, kita dapat mengetahui
bahwa pada waktu itu, sebelum ada aktivitas manusia, konsentrasi karbon
dioksida sekitar 280 bagian per juta. Jadi di dalam satu juta molekul
udara, 280 dari mereka adalah karbon dioksida.
Dan
saat ini, sudah menjadi sekitar 380 atau 385, seperti itu. Sebelum
periode iklim kita memanas sejak zaman es terakhir, konsentrasi CO2 di
udara sekitar 200, jadi bermula dari 200 sampai 280 cukup untuk
mengubah iklim bumi ketika saat itu ada dua mil es di atas kepala kita
di sini, di Chicago ke dunia interglasial. Jadi dulu sekitar 200 hingga
280, tapi sekarang kita telah mencapai 380 lebih. Data inti es yang
memberitahu kita tentang nilai konsentrasi pada tahun 1750 atau dalam
umur es sekarang kembali ke 800.000 tahun, konsentrasi CO2 saat ini
jauh lebih tinggi daripada yang pernah ada selama periode 800.000 tahun.
Supreme Master TV:
Jadi, dalam sejarah bumi, kita pernah mengalami pemanasan global
sebelumnya dan kita telah pulih darinya dan kita menuju ke dalam
periode gletser dan kemudian kita memanas lagi. Apakah kita yang
menyebabkannya? Menurut Anda, apakah ini hanya fase lain dari siklus
tersebut?
Dr. David Archer:
Baiklah, di satu sisi Anda benar, tetapi di sisi lain Anda menggunakan
kata “kita” dan kita sebagai manusia tidak pernah mengalami perubahan
iklim seperti yang kita sebabkan sekarang sebelum peradaban dan
pertanian, semua hal ini terjadi dalam suatu periode waktu iklim yang
sangat, sangat stabil yang disebut Holocene yang berlangsung puluhan
ribu tahun terakhir.
Sebelum itu adalah zaman es, iklim es jauh
lebih bergolak dan ada perubahan-perubahan yang kuat; hanya dalam
beberapa tahun iklim akan berubah dari satu keadaan ke keadaan lain dan
kemudian kembali lagi. Tetapi pada saat manusia beradab muncul, iklim
menjadi sangat stabil dan sekarang kita terancam untuk meninggalkan
iklim yang stabil tersebut menuju ke sebuah iklim yang bergejolak yang
pernah terjadi sebelumnya terhadap kita, sebagai sebuah spesies.
Supreme Master TV:
Tetapi kali ini bukan berasal dari letusan-letusan yang menyemburkan
jumlah karbon dioksida secara besar-besaran, kali ini disebabkan oleh
manusia, akumulasi karbon dioksida dari bahan bakar fosil dan
peternakan.
Dr. David Archer:
Itu sangat benar. Kita dapat mengukur jumlah karbon dioksida di
atmosfer dan membandingkannya dengan berapa banyak bahan bakar fosil
yang sedang kita bakar dan sangat jelas bahwa konsentrasi karbon
dioksida meningkat karena aktivitas manusia, itu bukan karena
gunung-gunung berapi atau hal-hal seperti itu.
Supreme Master TV:
Tetapi akibatnya akan serupa dengan apa yang kita lihat di masa lalu.
Bumi akan memanas dengan cara yang serupa dan mendapat hasil-hasil yang
serupa.
Dr. David Archer:
Ya, ada sebuah bencana iklim 55 juta tahun yang lalu yang disebut
peristiwa Paleocene-Eocene Thermal Maximum. Saat itu tidak jelas apa
yang terjadi tetapi saat itu terjadi pelepasan karbon dioksida dari
Bumi ke dalam atmosfer dengan seketika; mereka tidak mengetahui berapa
lama tetapi jumlah karbon yang dilepaskan mungkin dapat dibandingkan
dengan jumlah batu bara yang kita miliki atau jumlah metana beku.
Begitulah cara bumi memanas dan diperlukan 150.000 tahun lagi bagi
iklim untuk pulih darinya.
Ketika
Anda melepaskan karbon dioksida ke udara, ia akan mengumpul ke dalam
sistem atmosfer dan lautan dan diperlukan waktu yang sangat lama untuk
pulih. Bumi mempunyai mekanisme untuk menyetabilkan iklimnya. Sungguh
sulit dibayangkan dimana mekanisme untuk menyetabilkan iklim berjalan
sangat lambat; diperlukan ratusan ribu tahun. Jadi sekarang kita
mempunyai kekuatan sendiri untuk mengubah iklim Bumi dalam jangka waktu
yang sangat, sangat cepat.
Supreme Master TV: Berapakah tingkat konsentrasi yang berbahaya dimana jika kita mencapainya maka akan membawa berbagai bencana?
Dr. David Archer: Saya pribadi berpendapat bahwa kita telah melewati sebuah batas berbahaya. Aktivitas gempa bumi dan cepatnya pencairan es di Greenland
menurut saya itu merupakan tanda-tanda bahwa kita telah berada di
wilayah berbahaya. Cara lain untuk menjawab pertanyaan Anda adalah
hal-hal tersebut bukan saja ‘mungkin berbahaya’ tetapi ‘penuh bahaya’.
Sangat
sulit untuk memprediksi, tetapi orang-orang sering mengartikan itu
sebagai peningkatan temperatur rata-rata hingga 2 derajat Celsius yang
melebihi tingkat normal. Sejauh ini, Bumi telah memanas sekitar 0,7
derajat Celsius dan bahkan jika konsentrasi CO2 di udara berhenti
meningkat hari ini dan terus di tingkat 380 selamanya, temperatur Bumi
akan terus meningkat sampai sekitar 1 derajat Celsius. Jika kita ingin
menghindari pemanasan lebih dari 2 derajat Celsius, kita harus
menghentikan seluruh emisi karbon dioksida; ini berarti industri harus
berhenti.
Sekarang
ini peningkatannya sekitar dua kali lebih cepat, dua kali dari karbon
dioksida yang diemisikan per tahun dalam 50 tahun hingga sekarang. Kita
harus menghentikannya dan jangan membiarkannya bertambah, lalu dalam
beberapa dekade berikutnya, ia harus mulai menurun. Jika tidak kita
akan melebihi kenaikan temperatur berbahaya sebesar 2 derajat Celsius.
2
derajat Celsius berarti panas di Bumi akan melebihi panas dalam sejarah
jutaan tahun. Jadi jika kita memprediksi bahwa kita akan mengalami
musim kering, badai semakin hebat, atau permukaan air laut meningkat
puluhan meter, tetapi itu sulit untuk membuat prediksi semacam itu
karena Bumi akan memanas lebih cepat dari yang pernah terjadi
sebelumnya.
Supreme Master TV: Apakah Anda merasa kita mungkin mencapai titik tanpa harapan jika suhu terus memanas?
Dr. David Archer: Ya, menurut saya ada kemungkinan dimana lapisan-lapisan es besar seperti lapisan es Greenland
atau lapisan es Antartika barat akan mulai mencair ke lautan,
meningkatkan permukaan air laut. Dan itu mungkin sudah mulai terjadi;
itu mungkin. Kita dapat melihat kecepatan pencairan es tersebut,
mengalir lebih cepat daripada biasanya, dan mereka dapat mendengar
gempa-gempa bumi di dalam es yang menunjukkan bahwa es tersebut sedang
mencair lebih cepat daripada biasanya. Jadi jika lapisan-lapisan es
tersebut mencair semakin cepat, maka kita mungkin akan mencapai titik
tanpa harapan.
Supreme Master TV: Menurut Anda, akan seperti apakah dunia ini jika kita mencapai titik itu?
Dr. David Archer:
Baiklah, ada suatu waktu di masa lampau, seperti yang Anda sebutkan
sebelumnya dimana konsentrasi CO2 jauh lebih tinggi daripada hari ini
dan tidak ada es di planet ini. Jadi, tingkat permukaan air laut pada
saat itu akan mencapai sekitar 70 meter lebih tinggi daripada hari ini.
Jadi jika Anda melihat peta bumi, maka akan tampak berbeda. Florida akan hilang, sebagai contoh, banyak sungai-sungai delta akan kebanjiran jika situasinya seperti itu.
Itu
disebut sebuah dunia panas; di dalam sebuah dunia panas, perbedaan
temperatur antara khatulistiwa dengan kutub sangat kecil, jadi pada
dasarnya, semuanya beriklim tropis sampai daerah-daerah kutub. Mereka
pernah menemukan gigi-gigi buaya aligator pada fosil-fosil di Siberia
dan Alaska.
Buaya tidak dapat hidup jika temperaturnya di bawah titik beku, jadi
sepertinya pada saat itu seluruh dunia beriklim tropis sampai ke daerah
kutub.
Tetapi
detil tentang bagaimana iklim bekerja atau berapa banyak orang yang
hidup pada saat itu sangat sulit untuk diprediksi, dan yang lebih sulit
lagi adalah peralihan dari dunia yang relatif dingin ke dunia yang
panas seperti itu. Semua hutan berada di tempat yang salah, jadi apakah
mereka mati atau sebaliknya tumbuh baru untuk menyesuaikan perubahan
iklim, ini semua tidak ada yang tahu. Sangat sulit untuk mempersiapkan
masyarakat untuk menanggulangi transisi seperti itu.
Supreme Master TV:
Itu benar-benar seperti masalah pemanasan global yang sedang membawa
kita ke sebuah arah baru dimana kita harus mempererat kerja sama,
seluruh bangsa harus saling bermurah hati dengan bangsa lainnya (Ya).
Dan bahkan individu-individu harus melakukan suatu perubahan gaya hidup, semoga semua berjalan ke arah yang lebih baik.
Dr. David Archer:
Saya rasa itu benar, meskipun mereka dapat mengubah infrastruktur
energi dimana ketika Anda menyolok sesuatu ke dalam dinding, energi itu
berasal dari sumber energi yang bebas-karbon. Maksud saya, setiap
individu berperan sangat kuat dalam hal mengubah penggunaan energi,
tetapi itu saja tidak akan cukup.
Kita
harus menghentikan pembangunan pembangkit listrik batu bara atau kalau
tidak semuanya akan hilang. Saya merasa bahwa Perserikatan Bangsa
Bangsa harus memimpin menuju perubahan-perubahan semacam ini. Dan saya
juga merasa bahwa kita sekarang sudah mempunyai sumber energi
alternatif tetapi belum tersedia untuk seluruh dunia.
Supreme Master TV: Jadi, Anda ingin mengatakan kepada para pemerintah dan pembuat kebijakan bahwa sekaranglah waktunya untuk bertindak?
Dr. David Archer: Ya. Terakhir saya mendengar bahwa ada 160 pabrik-pabrik baru bertenaga batu bara yang akan dibangun di AS sendiri dan di China,
mereka membangun sebuah pabrik batu bara setiap minggu, dan jika mereka
terus membangun seperti ini maka semuanya akan hilang. Pabrik-pabrik
bertenaga batu bara adalah penjahat bagi kemanusiaan, itulah yang ingin
saya sampaikan kepada para pemimpin.
Supreme Master TV:
Apakah kita harus menggunakan energi matahari atau energi hidrogen
sebagai energi yang hijau sehingga kita memiliki energi yang tidak
menghasilkan gas-gas rumah kaca sama sekali?
Supreme Master TV:
Ya, itu akan jauh lebih baik. Hidrogen bukanlah sumber energi; itu
lebih seperti sebuah cara penyimpanan energi. Kita harus membuat
hidrogen, jadi mungkin Anda dapat menggunakan sel-sel matahari untuk
memecahkan air untuk membuat hidrogen lalu menggunakan hidrogen di
dalam sebuah mobil atau apapun, tetapi tidak ada tempat untuk menambang
sumber daya itu, jadi itu bukanlah sumber energi utama.
Tetapi
kita mempunyai banyak cahaya matahari yang menyinari Bumi setiap hari
dan mereka belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk produksi energi kita,
jadi jika kita dapat menggunakannya dengan efisien maka itu dapat
memenuhi semua kebutuhan kita. Saya pernah membaca bahwa untuk
menyuplai Amerika Serikat, mereka memerlukan sekitar 2% dari lahan di
Amerika Serikat. Jadi, itu kedengarannya banyak, tetapi jika Anda
memberitahu seseorang seratus tahun yang lalu bahwa 2% tanah diperlukan
untuk menyediakan energi, mereka akan mengatakan itu terlalu banyak.
Mereka mungkin mengatakan bahwa itu tidak mungkin.
Supreme Master TV: Apakah Anda terus terjaga bermalam-malam karena mengkhawatirkan pemanasan global?
Dr. David Archer:
Ya, kadang-kadang. Saya merasa bahwa kita memiliki teknologi untuk
menghindari pemanasan global. Kita mengetahui cara-cara alternatif
untuk menyuling energi dari batu bara, untuk menghemat energi, dan kita
mulai mempelajari cara untuk membangun kincir angin, sel-sel surya, dan
mengembangkan energi yang efisien. Jadi saya tidak merasa itu tidak
mungkin untuk dihindari. Menurut saya, secara teknologi kita mengetahui
cara untuk melakukannya tetapi ini adalah sebuah masalah sosial yang
jauh lebih sulit daripada yang pernah dihadapi umat manusia sebelumnya
karena diperlukan kerja sama global.
Supreme Master TV: Ada
dua peneliti di Universitas Chicago yang telah menunjukkan bahwa
menerapkan pola makan vegetarian adalah salah satu cara yang paling
efektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Apakah Anda mempunyai
komentar mengenai penelitian mereka?
Dr. David Archer:
Mereka meneliti hal ini dengan sangat teliti. Sangat jelas bahwa ketika
Anda menanam biji-bijian lalu memberikannya kepada hewan ternak maka
Anda akan kehilangan 90% energi dari biji-bijian itu. Jadi hasil
pertanian itu bukan saja diboroskan dan hanya dapat memberi makan lebih
sedikit orang, tetapi seperti yang mereka temukan, itu juga jauh
memerlukan lebih banyak energi bahan bakar fosil dalam proses
produksinya. Itu menghasilkan banyak emisi CO2.
Selain
itu, laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pengamatan ilmuwan-ilmuwan
lainnya, jelas bahwa menerapkan pola makan vegetarian akan menjadi
tindakan yang paling efektif yang dapat dilakukan seseorang untuk
membantu mengurangi dampak-dampak pemanasan global.