Greenpeace Brasil, cabang dari kelompok pelestarian
global nirlaba, Greenpeace, yang berjuang demi solusi hijau bagi
masalah lingkungan di seluruh dunia. Ekosistem lautan global yang
sekarang terancam bisa dijadikan pelajaran. Riset akhir-akhir ini yang
dipimpin Dr. Boris Worm dari Universitas Dalhousie di Halifax, Nova
Scotia, Kanada, menunjukkan bahwa hampir setengah spesies dari lautan
telah punah karena penangkapan ikan berlebihan. Pada saat yang sama,
polusi lingkungan dan pemanasan global juga mengakibatkan kepunahan
yang sangat besar pada spesies lautan, mengakibatkan pemutihan karang
skala besar dan percepatan peningkatan zona mati di lautan.
Menurut studi terakhir oleh Institut Ilmu Kelautan
Virginia, AS, ada lebih dari 400 zona mati yang diketahui di lautan
dunia pada tahun 2008, dimana pada tahun 1960-an hanya ada 49 zona.
Selama beberapa dekade Greenpeace telah memajukan kesadaran publik
mengenai perlindungan lautan kita dan spesies lautan yang berharga
seperti ikan paus melalui berbagai cara termasuk film. Kita akan
melihat cuplikan dokumenter mengenai keadaan lautan di dekat Brasil
yang berjudul “Apakah Laut Milik Kita?” yang diproduksi oleh Greenpeace
Brasil.
Lautan, meskipun seluas yang bisa diukur dengan ukuran
manusia, hanyalah lapisan tipis air yang menutupi sebagian besar planet
kita. “Satu dunia yang sangat kecil, faktanya, sangat labil dan
tergantung pada belas kasih kita” - Jacques-Yves Cousteau
Apakah Laut Milik Kita?
Am: Hai teman! kakek buyut saya memberitahu kakek saya, yang
memberitahu ayah saya, yang memberitahu saya: “Anakku, laut ini
milikmu. Ikan di sini tidak akan pernah habis.” Ya, sangat menyedihkan
bila melihat mereka dalam masalah. Ikan-ikan lenyap. Untunglah ayah
saya tidak hidup melihat kami harus meninggalkan pulau kami; melihat
anak-anak keponakan dan cucunya harus bekerja sebagai pemelihara. Dan
saya, meskipun saya belum bersekolah, saya belajar. Saya belajar bahwa
tiga perempat dari planet kita ditutupi lautan, dan adalah dalam
kedalaman laut dimana kehidupan dimulai di Bumi.
Para ilmuwan yang berada di kapal penelitian tempat saya
bekerja, mereka mengajarkan saya banyak hal mengenai fauna lautan. Hai,
laut yang luas! Manusia bergantung padamu sejak jaman kuno. Dan ia
menyediakan 50% udara yang kita hirup. Itu berarti, setiap dua tarikan
nafas satu tarikan nafas berasal dari laut.
Sekarang, jika benar bahwa lautan adalah paru-paru dunia,
maka tampaknya kita sedang sakit. Ancaman terbesar bagi lautan adalah
pemanasan global, penangkapan ikan berlebihan dan kurangnya area
perlindungan laut, belum termasuk polusi, kurangnya kesadaran
lingkungan di antara warga dan spekulasi real estat di garis pantai.
Kurang dari satu persen pantai kita ditutupi oleh area perlindungan
laut.
Ilana Wainer: Ya, kita punya ikan, tapi laut akan kehabisan ikan dengan cepat jika kita tidak bertindak.
Lawrence Wahba: Saya telah menyelam di laut ini dari garis pantai lebih dari 30 tahun, sejak saya berumur tujuh atau
delapan tahun. Dan sekarang kami melihat ikan yang semakin berkurang daripada sebelumnya.
Ana Paula: Sebenarnya, imajinasi kolektif dari masyarakat kita
dan pendapat dari beberapa politisi menjadikan kami yakin bahwa garis
pantai yang luasnya 8.000 kilometer lebih sangatlah produktif dan bahwa
kita harus menggandakan produksi perikanan, dan itu tidaklah benar.
Ilana Wainer: Saya pikir bedanya adalah apa yang kita rasakan
saat ini adalah peningkatan suhu. Ini terjadi sangat cepat dan karena
sangat cepat, alam tidak punya waktu untuk beradaptasi.
Supreme Master TV: Dr. Ilana Wainer adalah profesor dari
Institut Ilmu Samudra Universitas São Paulo dan dia meneliti perubahan
iklim. Dia menjelaskan apa itu pemanasan global.
Ilana Wainer: Karena kita memiliki atmosfer, dia bekerja sebagai
selimut, memerangkap panas. Itu yang kita sebut “efek rumah kaca alami”
dan ini adalah sejenis perangkap panas. Tapi kini, dengan perkembangan
teknologi yang luas, peningkatan industrialisasi, fakta dimana kita
memiliki lebih banyak pabrik, lebih banyak industri, apa yang terjadi
adalah banyaknya gas yang naik ke atmosfer. Jadi kita menjadikan
selimut ini lebih tebal; yaitu kita memerangkap lebih banyak panas.
Jadi pemanasan global adalah terperangkapnya panas yang meningkatkan
suhu planet.
Supreme Master TV: Pemanasan ini tidak terjadi
secara merata di seluruh dunia. Ini lebih tampak di wilayah kutub,
dimana es mencair lebih cepat sehingga meningkatkan permukaan air laut
di seluruh dunia. Dalam beberapa dekade, baik kota pesisir maupun
ekosistem laut seluruhnya akan terkena dampaknya. Banyak yang terus
menangkap ikan berlebihan seperti pemukatan ikan.
Gilberto Sales adalah ahli ilmu samudra yang mengetahui
langsung kenyataan dalam perikanan dan dia mempelajari langkah untuk
melindungi spesies laut yang terancam punah. Tugas ini sangat penting
sebab kapal-kapal tidak hanya menangkap spesies untuk nilai komersial.
Hewan seperti kura-kura darat, burung, mamalia dan beberapa spesies hiu
juga tertangkap tanpa disengaja.
Gilberto Sales: Lebih dari 80% dari hewan laut dieksploitasi
secara komersial, mereka punah. Beberapa hewan seperti, udang laut
telah lama punah, sudah lama sekali. Jumlah kapal meningkat tiga hingga
lima kali dalam beberapa dekade terakhir di beberapa wilayah perikanan
dan ikan-ikan tidak bisa mengatasi tingkat eksploitasi lebih jauh.
Pembicara: Terima kasih kepada Taman Laut Nasional, bahkan
sekarang, ada ikan di sekitar Kepulauan Abrolhos. Nama tempat itu
berasal dari pelaut Portugis lanjut usia, yang mengatakan, “Saat engkau
datang ke sini, bukalah matamu.” Mereka menunjuk pada batu karang yang
berbahaya yang membuat kapal tenggelam. Tapi kini, saya pikir bahwa
Abrolhos juga satu peringatan menjaga mata kita terbuka, sebab masih
ada ancaman pada wilayah tersebut dan kita tidak bisa membiarkan
keindahannya dihancurkan.
Lawrence Wahba: Saya pikir area perlindungan laut adalah penting
tidak hanya untuk hewan laut, tapi juga untuk manusia. Penting untuk
hewan sebab ini memberikan lingkungan dimana mereka bisa kawin tanpa
menderita tekanan karena pencarian ikan, dan penting untuk manusia
sebab area ini bisa dijadikan studi ilmiah dan tempat berkunjung.
Pembicara: Lawrence Wahba adalah penyelam yang menjadi terkenal
karena petualangan menyelamnya dengan ikan hiu. Dia memproduksi
dokumenter alam, dan supaya menemukan hewan yang harus ia filmkan, ia
mengunjungi area perlindungan laut di seluruh dunia. Tempat yang
mengubah kehidupan saya bernama Atol das Rocas, yang jauhnya 226
kilometer laut menuju timur-timur laut dari Natal. Rocas adalah
cadangan biologis, surga tertutup yang ditujukan hanya untuk riset
alamiah dan untuk hewan. Suatu hari kapten sebuah kapal nelayan tempat
saya bekerja melewati Atol dan berkata bahwa kami akan mencari ikan di
sana di malam hari.
Am: Saya tidak suka dengan ide tersebut. Saya pikir itu pengecut keluar secara rahasia
untuk mendapatkan sesuatu yang bukan milik kita. Pada saat itu, saya sudah memahami perbedaan antara apa yang benar dan salah.
Pembicara: Laut mengamuk dengan dahsyat dan saya tidak menduga ketika kapal inspeksi menghadapi laut yang mengamuk untuk mengejar kami.
Am: Kemudian kami lari menjauh dan saat tiba di darat, saya
memutuskan untuk berhenti mencari ikan demi kebaikan. Untungnya, teman
saya memberikan saya pekerjaan menyelam untuk wisatawan di Fernando de
Noronha.
Supreme Master TV: Beberapa tahun kemudian, saya mendapat
kesempatan untuk kembali ke Atol tersebut, bersama dengan pemerintah
dan orang UNESCO (Organisasi Pendidikan dan Kebudayaan Perserikatan
Bangsa). Mereka mengumumkan bahwa Rocas adalah Situs Warisan Dunia.
Selain menciptakan area perlindungan yang baru, kita juga perlu menjaga
lebih baik area lainnya. Seperti saya katakan sekarang, saya bekerja
selama empat tahun di Fernando de Noronha. Saya belajar menyelam dan
mendengarkan langsung dari hewan.
Ibsen de Gusmão Câmara: Kita khawatir dengan penggunaan sumber
daya, tapi kita tidak khawatir dengan pelestarian lautan yang mungkin
lebih penting daripada penggunaan sumber daya.
Supreme Master TV: Untuk menjamin sumber daya tersebut tidak
habis, kita, orang awam, harus bertindak secara kolektif dan secara
individual. Secara kolektif, kita bisa meminta dibuatkan kebijakan
nasional untuk kelautan, dengan ikrar pemanfaatan laut yang
berkelanjutan.
Ibsen de Gusmão Câmara: Pikirkan, bermeditasi pada masalah lautan kita.
Am: Anda tahu, solusinya begitu sederhana yaitu mereka hanya
bergantung pada diri kita masing-masing. Kadang kita terus memikirkan
untuk mengubah dunia, tetapi berakhir dengan nyali ciut ketika melihat
skala tugas tersebut.
Pembicara: Tapi dengan tindakan kecil yang memajukan perubahan besar.
Lawrence Wahba: Jika kita menghormati lingkungan, kita sudah mengambil langkah maju besar.
Ilana Wainer: Jangan lakukan di pantai apa yang tidak Anda lakukan di rumah Anda sendiri.
Pembicara: Jika setiap orang melakukan bagiannya,
dia sudah berkontribusi secara menyeluruh. Untuk mengatasi pemanasan
global, kita harus hemat energi, air, dan mengurangi emisi gas rumah
kaca.
Ilana Wainer: Planet ini sedang mentransformasikan dirinya dan kita adalah komponen, kita berperan aktif dalam transformasi ini.
Gilberto Sales: Setiap orang, di manapun mereka tinggal, di kota besar, ibukota, mereka punya tanggung jawab besar, setiap dari diri kita.
Supreme Master TV: Dan untuk membantu meningkatkan jumlah area
perlindungan laut, kita harus memperhatikan informasi dan gerakan
menciptakan taman baru, area cadangan, dan wilayah perlindungan
lingkungan.
Ana Paula: Saudara, pemerintah juga memerlukan masyarakat meminta apa yang diinginkan.
Supreme Master TV: Contohnya, di sana di Ilhabela saya
menciptakan area perlindungan laut yang kecil: Ilhote das Cabras, 200
meter dari pantai. Kurang dari satu dekade, tanpa menderita segala
bentuk pencarian ikan, tempat tersebut mulai ramai dengan fauna dengan
ikan yang semakin langka ditemukan di pantai bagian tenggara, seperti
ikan grouper dan snook. Bila lingkungan dijaga dengan baik, hasilnya
segera didapatkan.
Leandra Gonçalves: Semoga setiap orang yang terlibat dalam
tindakan pemeliharaan lautan, ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan
oleh Greenpeace, demonstrasi yang menjadikan tiap orang merasa
bertanggung-jawab secara aktif terhadap lautan.
Am: Jadi, Anda lihat, setelah banyak berlayar, saya menemukan
bahwa tidak seperti yang dikatakan nenek moyang, kita tidak memiliki
laut; tetapi laut memiliki kita karena kita bergantung padanya untuk
kelangsungan hidup kita.