Laporan yang baru-baru ini dikeluarkan oleh Survei Geologi AS
tentang keadaan mundurnya gletser di pegunungan Himalaya akibat pemanasan global
menyebutkan suplai air yang berkurang bagi jutaan orang bersama dengan bertambah
naiknya permukaan laut, dan kemungkinan meningkatnya luapan banjir dari
sumber-sumber seperti danau-danau gletser.
Yang menjadi perhatian khusus bagi 39 ilmuwan yang terlibat
dalam studi ini adalah kian cepatnya pencairan sumber air bersih di Himalaya.
Mengusahakan untuk meningkatkan kesadaran lebih lanjut akan dampak pemanasan
global seperti ini, penjelajah dan perenang Inggris Bpk. Lewis Gordon Pugh, yang
di bulan Mei 2010, menantang bahaya suhu yang membekukan dan tempat tinggi yang
oksigennya tipis dalam renang simbolis satu kilometer menyeberangi danau di
dasar Gunung Everest, yang telah terbentuk sendiri akibat pemanasan global.
Penjelajah dan perenang Inggris Bpk. Lewis Gordon Pugh: Renang
ini adalah renang terberat yang pernah saya lakukan, karena saya harus
memperoleh keseimbangan yang baik. Jika Anda berenang dengan lamban dimana Anda
hanya memakai Speedo, Anda akan membeku hingga meninggal. Tapi, jika Anda
berenang terlalu cepat, di atas sana
di ketinggian 5.300 meter sangat sulit untuk bernapas. Apa yang
saya coba lakukan dengan berenang ini adalah untuk mengaitkan perusakan
lingkungan dan adanya konflik di Bumi ini.
Bayangkan bila Anda adalah seorang petani dan tinggal di hilir
Sungai Gangga, dan persediaan air Anda semakin berkurang. Dan air yang Anda
peroleh itu tercemar dan beracun, maka Anda akan menjadi sangat, sangat marah.
Kita perlu melindungi persediaan air kita, karena kita tidak bisa hidup di atas
Bumi ini tanpa air yang baik dan bersih.
Supreme Master TV: Tanpa memakai pakaian pelindung, Bapak Pub
sebelumnya telah melakukan kegiatan yang sama di Kutub Utara – tempat yang tanpa
pemanasan global akan tertutup oleh es. Keprihatinan mendalamnya dalam
meningkatkan kesadaran akan tempat paling terancam bahaya oleh perubahan iklim
telah memungkinkan ia bertemu dengan pemimpin dunia untuk mendiskusikan
solusinya.
Lewis Gordon Pugh: Bagi saya, saya sangat bersemangat untuk
mencoba menarik perhatian akan apa yang terjadi, dan kecepatan yang sedang
terjadi, dan saya akan lakukan apa pun untuk menarik perhatian ke isu ini. Jika
kita tidak dapat menyetop perubahan iklim, tidak ada masa depan. Saya rasa hal
terpenting adalah kita perlu melakukannya sekarang untuk percaya bahwa kita bisa
menghentikan perubahan iklim. Sebelum saya memulai petualangan apa pun, saya
percaya bisa melakukannya.Dan itulah hal yang paling penting.
Supreme Master TV: Salut dan kagum kami, Bapak Pugh, atas
kebulatan tekad, kepedulian, dan tindakan yang sangat berani untuk mempercepat
tindakan kita mengerem perubahan iklim. Semoga pemimpin dan warga semua
melakukan bagiannya untuk selamatkan planet ini.
Dalam pesan video untuk konferensi perubahan iklim Juni 2009 di
Meksiko, Maha Guru Ching Hai menjelaskan tentang daruratnya pencairan gletser di
seluruh dunia dan di saat bersamaan menyampaikan solusi yang paling efektif.
Maha Guru Ching Hai: Hampir semua gletser di planet ini akan
hilang dalam beberapa dasawarsa ini, membahayakan kelangsungan hidup lebih dari
2 miliar manusia. Satu miliar manusia ini akan menderita dampak dari kemunduran
gletser Himalaya, yang sudah berlangsung dengan laju yang lebih cepat daripada
tempat lain di dunia, di mana di dua pertiga wilayah itu lebih dari 18.000
gletser mengalami kemunduran. Dampak awal dari pencairan gletser adalah banjir
yang merusak dan tanah longsor. Ketika kemunduran es gletser berlanjut, hujan
berkurang, akibatnya terjadi kekeringan yang menghancurkan dan kekurangan air.
Untuk mendinginkan planet ini paling cepat, kita harus hentikan
konsumsi daging demi menghentikan industri peternakan. Jika setiap orang di
dunia menerapkan pola makan non-hewani yang sederhana tapi luar biasa ini, maka
kita bisa membalikkan efek pemanasan global dengan sangat cepat.
http://www.treehugger.com/files/2010/08/usgs-confirms-himalayan-glaciers-melting-climate-change-to-blame.phphttp://www.usgs.gov/newsroom/article.asp?ID=2573 http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/england/devon/8699152.stm