Permintaan akan air di Namibia diperkirakan melebihi persediaan
menjelang 2015 di negara paling kering di Gurun Sahara Afrika ini. Sebuah
laporan dari Institut Pembaharuan Energi dan Efisiensi Energi negara tersebut
menyatakan, “Analisis terbaru dari data iklim negara dalam kurun waktu lebih
dari seratus tahun menunjukkan peningkatan yang dapat diamati dengan
temperatur rata-rata 1 hingga 1,2 derajat Celsius. Pada tahun-tahun terakhir,
temperatur panas bertambah panas, hari yang panas di atas 35 derajat Celsius
menjadi lebih sering dan jumlah malam yang dingin berkurang.” Para petani
Namibia telah mengalami musim hujan yang dimulai lebih lambat dan berakhir
lebih cepat, oleh karenanya persediaan makanan terancam.
Terima kasih para peneliti Namibia yang mendokumentasikan
efek-efek hebat dari pemanasan global ini. Kita berdoa agar masyarakat planet
kita akan cepat mengadopsi pola makan yang benar-benar hemat air, bebas karbon,
serta berbasis tumbuhan untuk menyejukkan Bumi dan untuk menjamin cukupnya air
bagi kita semua.
Referensi:
http://afp.google.com/article/ALeqM5i2Q8OxnASIyAciQMm7K0umyx_7iA