Jumlah ikan berkurang akibat rusaknya batu karang – 17 Apr 2009  
email to friend  Kirim halaman ini buat teman   Jika anda ingin menambahkan video ini ke dalam blog atau website pribadi anda, silahkan klik link berikut untuk mendapatkan source code-nya.  ambil source code   Cetak

Jumlah ikan berkurang akibat rusaknya batu karang

Kehidupan air Karibia terancam bahaya. Penangkapan ikan yang berlebihan, perubahan iklim, karang mati akibat terserang penyakit dan pemutihan, dan polusi dari limbah industri di pesisir pantai menyebabkan penurunan populasi ikan yang bergantung pada batu karang di Karibia, yang selanjutnya membawa dampak susulan, menurut penelitian terbaru dari Universitas Simon Fraser di Kanada. Penelitian tersebut meneliti banyak hasil penelitian terdahulu mengenai batu karang dan menyimpulkan bahwa bila populasi ikan menurun, maka batu karang juga menurun, yang selanjutnya menyebabkan hilangnya ikan. Sebuah penelitian oleh Perkumpulan Konservasi Alam Internasional dan Keanekaragaman Hayati Air dari Institut Afrika Selatan menunjukkan bahwa aktivitas manusia pada pembangunan daerah pedesaan juga mempengaruhi kehidupan liar air tawar di Afrika Selatan seperti halnya kepunahan mereka.

Hormat kami bagi para peneliti di Universitas Simon Fraser, Perkumpulan Konservasi Alam Internasional, dan Institut Keragaman Air Afrika Selatan, yang telah memberikan kami informasi mengenai keadaan rapuh makhluk air, sesama penghuni bumi kita. Mari kita bekerja dengan cepat menuju penyelamatan makhluk berharga ini sebagaimana kita diingatkan bahwa kita saling terhubung dengan semua kehidupan di atas Bumi.

Pada bulan Maret 2009, konferensi perubahan iklim SOS Selamatkan Bumi di Kota Xalapa, Meksiko, yang diikuti oleh petinggi Meksiko dan yang lainnya, tamu kehormatan Maha Guru Ching Hai berbicara lewat konferensi video mengenai cara tercepat untuk mengembalikan keseimbangan dari air laut.

Konferensi video dengan Maha Guru Ching Hai

SOS: Selamatkan Bumi di Xalapa, Meksiko pada tanggal 6 Maret 2009

Maha Guru Ching Hai: Para peneliti telah menemukan bahwa bahkan ikan kecil ini, ikan yang sangat kecil, memainkan peran penting untuk mengembalikan oksigen ke dalam air, yang sangat penting untuk mendukung bentuk kehidupan yang lain. Jadi setiap makhluk di atas bumi dan di lautan memiliki nilai, tidak masalah betapa kecil ukurannya, dan ada hal unik yang dilakukannya di planet ini. Ini adalah ketidakpedulian kita akan keseimbangan dan nilai semua kehidupan yang memberikan kontribusi bagi bahaya global kita saat ini.

Vegetarianisme, atau veganisme, merupakan cara tercepat untuk memperbaiki ketidakseimbangan ini. Jika setiap orang menjadi vegetarian, atau bahkan vegan, maksud saya bebas hewani, menjalankan diet bebas hewani, maka akan ada wawasan yang berbeda, konsep yang berbeda demi perkembangan semua hal. Dalam perkara kita, hal itu akan menimbulkan welas asih dan kepedulian, yang kita perlukan untuk mengembalikan pesona kehidupan laut kita.


Dapatkah Sistem Penanaman Organik Memberikan Keuntungan Yang Sama Seperti Sistem Konvensional?

Pertanian organik memberi manfaat yang lebih besar dibandingkan penanaman tunggal yang konvensional. Para peneliti dari Universitas Winsconsin di AS telah menemukan bahwa produksi dengan metode pertanian organik, yang menggunakan penanaman beberapa jenis tanaman, ternyata lebih menguntungkan daripada metode konvensional yang menggunakan sistem penanaman satu jenis tanaman, yang juga dikenal dengan nama penanaman tunggal. Pada tahun ke-13 dari penelitian tersebut dinemukan bahwa selain menguntungkan bagi lingkungan, praktik pertanian aneka ragam, rotasional, dan organik secara nyata lebih menguntungkan.

Angkat topi bagi para peneliti Universitas Winsconsin atas penelitian penting ini yang menunjukkan kepada kita bahwa kita dapat menopang diri kita lebih baik lewat cara organik. Mari kita melangkah lebih lanjut untuk mendukung tindakan tersebut bagi vitalitas kita sendiri seperti halnya untuk planet kita.

Yayasan Kehidupan Laut Khalid bin Sultan mengakhiri eskpedisi minggu pertamanya

Ekspedisi Saudi Arabia mempelajari ekosistem lautan. Sebagai bagian kerja sama dengan Komisi Nasional untuk Konservasi dan Pengembangan Margasatwa Saudi Arab, Institut Batu Karang Nasional AS, dan Perkumpulan Konservasi Alam Internasional, sebuah kelompok peneliti Yayasan Kehidupan Laut Khalid bin Sultan dari Saudi Arab telah memulai ekspedisi untuk mengeksplorasi kekayaan hayati Laut Merah di lepas pantai Pulau Farasan. Tujuannya adalah untuk mempelajari habitat yang berbeda-beda di daerah geologis yang unik ini,  untuk menilai kondisi dan kesehatan kehidupan laut dan sistem batu karang, dengan tujuan untuk konservasi seluruh dunia.

Para ilmuwan Yayasan Kehidupan Laut Khalid bin Sultan, kami memuji upaya anda dalam memberikan peningkatan kesadaran lingkungan. Kami nantikan hasil temuan dari perjalanan mempesona Anda, yang akan memberikan manfaat besar bagi kehidupan laut di daerah tersebut.

Penelitian: Panen jagung, kedelai hanya memperoleh sedikit keuntungan dari rekayasa genetik

Jerman melarang jagung hasil rekayasa genetik. Pada hari Selasa, Menteri Pertanian Jerman Ilse Aigner mengumumkan pelarangan jagung MON 810 hasil dari rekayasa genetik, dengan mengatakan bahwa jagung ini berbahaya bagi lingkungan. Keputusan ini sesuai dengan peraturan yang telah dijalankan di beberapa negara seperti Prancis, Austria, Hongaria, Luksemburg, dan Yunani yang juga telah melarang penggunaan jagung tersebut. Dalam penelitian terpisah, Perkumpulan Peneliti Terkait memeriksa tinjauan dari penelitian akademis dan menyimpulkan bahwa, meskipun ada klaim yang mengatakan mereka sebagai solusi atas kekurangan pangan dunia, produksi dari rekayasa genetik bahan pangan tidak memberikan hasil panen yang lebih banyak secara signifikan.

Menteri Aigner dan Jerman, kami menghargai tindakan Anda yang proaktif untuk melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Terberkahilah kalian semua dan semua lahan pertanian untuk menghasilkan bahan pangan yang harmonis dengan gaya hidup hijau yang berkelanjutan.