Karena pemanasan global menyebabkan laut menyerap lebih banyak CO2, para
peneliti AS berkata bahwa laut menjadi semakin bising, dengan dampak
terhadap kehidupan laut yang belum diketahui.
Dr. Richard Zeebe, profesor madya oseanografi dari Universitas Hawaii AS,
menjelaskan bahwa peningkatan keasaman akibat penyerapan gas berdampak
terhadap perambatan gelombang suara pada frekuensi tertentu menjadi semakin
tajam.
Meningkatnya kadar keasaman dan kebisingan yang ditimbulkan oleh manusia
yang berasal dari kapal, konstruksi, survei seismik, dan sinyal sonar dapat
merusak kemampuan hewan laut dalam hal navigasi serta berkomunikasi secara
efektif.
Dr. Rima Morrell, seorang komunikator hewan dan anggota dari Perhimpunan
Geografi Kerajaan Inggris Raya serta Institut Antropologi Kerajaan,
menyampaikan pandangannya melalui wawancara telepon dengan Supreme Master
Television tentang informasi lebih jauh mengenai bagaimana tanggapan ikan
paus terhadap aksi merusak yang ditimbulkan oleh manusia.
Dr. Rima A Morrell – Pendiri Cagar Alam Living Ark, Anggota dari
Perhimpunan Geografi Kerajaan Inggris Raya serta Institut Antropologi
Kerajaan (P): Tiba-tiba laut yang dulunya merupakan tempat kebebasan
tetapi sekarang keadaannya telah dibatasi oleh suara dan benda yang telah
diciptakan oleh manusia.
Ibu serta bayinya saling kehilangan, dan hal seperti ini tidak pernah
terjadi sebelumnya. Namun, terlepas dari apa yang telah terjadi di laut,
ikan paus sendiri tetap seimbang dan mereka senang dengan kebahagiaan yang
didapatkan manusia melalui kontak dengan mereka. Dan itulah mengapa mereka
memilih untuk mendatangi manusia dan berada di sekitar manusia berada.
PEMBICARA: Dr. Morrell, Dr. Zeebe, dan kolega, terima kasih kami atas
penelitian yang menarik perhatian terhadap aspek baru mengenai perubahan
iklim dan dampaknya yang merusak. Semoga kita semua bersatu untuk melindungi
lautan serta planet kita.
Dengan menekankan bahwa semua hewan mempunyai peranan yang besar terhadap
kesejahteraan manusia, Maha Guru Ching Hai sering berbagi pemahamannya
kepada dunia kita, seperti yang sampaikan pada konferensi video Agustus 2009
di Thailand.
Maha Guru Ching Hai: Hewan-hewan sungguh makhluk yang mulia, ramah,
tidak egois, dan harmonis satu sama lain, dengan lingkungan, dan dengan
Surga. Peran mereka sejak dahulu kala selalu membawa kasih dan berkah
ke dunia ini dengan kehadiran murni mereka.
Seandainya kita menghentikan perusakan, penyiksaan, pembunuhan terhadap
mereka, dan memberi mereka kesempatan untuk memenuhi misi yang Tuhan berikan
kepada mereka, maka planet kita akan terselamatkan dan akan terjaga dalam
kemegahan.
Mereka menunggu di samping dengan dukungan penuh pada manusia untuk hari
dimana mereka bisa menjadi teman kita lagi, bukan korban kita. Pada hari
perdamaian antara manusia dan hewan, mata kita mungkin mulai terbuka akan
peran dari sesama penghuni Bumi yang sungguh luar biasa ini.
Referensi:
http://www.starbulletin.com/news/20091227_Ocean_noise_pollution_turns_up_with_greenhouse_gas_emissions.htmlhttp://www.soest.hawaii.edu/oceanography/faculty/zeebe.html