email to friend  Kirim halaman ini buat teman   Jika anda ingin menambahkan video ini ke dalam blog atau website pribadi anda, silahkan klik link berikut untuk mendapatkan source code-nya.  ambil source code   Cetak

USGS menunjukkan bagaimana air raksa berbahaya terkumpul di lautan

Suatu laporan dari Peneliti Geologi AS (USGS) mendokumentasikan pergerakan air raksa sebagai bahan pencemar industri yang ada di udara larut ke dalam air, dimana zat ini kemudian menyebar lewat lautan dan mencemari kehidupan laut. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa 75 persen dari manusia yang terkena air raksa berasal dari tindakan konsumsi hewan laut seperti ikan dan kerang. Lebih jauh, USGS menemukan bahwa level air raksa di air telah meningkat sebesar 30 persen sejak pertengahan tahun 90-an sampai tahun 2006, dan kadarnya terus meningkat. Dampak keracunan dari air raksa termasuk kerusakan atau bahkan kematian jaringan syaraf, dengan perhatian kesehatan terhadap bahaya kerusakan permanen yang diteruskan dari ibu hamil kepada bayinya. Dampaknya pada kehidupan laut akan terlihat sama beratnya, termasuk pertumbuhan yang terhambat, kelainan fisik dan masa hidup yang lebih pendek. Memuji kedalaman bahasan laporan tersebut, Menteri Dalam Negeri AS Ken Salazar mengatakan, “Kita selalu mengetahui bahwa air raksa sangat berbahaya, sekarang kita harus mengurangi emisi air raksa agar kita mampu mengurangi level air raksa di lautan.”

Para peneliti Pelayanan Geologi AS, terima kasih banyak telah membantu menyoroti risiko besar terhadap kesehatan dari air raksa bagi manusia dan juga hewan laut. Semoga setiap orang memilih tindakan yang aman yaitu suatu gaya hidup tanpa makanan laut sebagaimana kami bekerja keras untuk memperbaiki lingkungan untuk diri kita sendiri dan juga makhluk laut.

 

Pada suatu konferensi video pada bulan Juli 2008, menunjuk pada para petinggi dan tamu pada pameran “Tur Menyentuh Hati” di Formosa (Taiwan), Maha Guru Ching Hai mengingatkan perlunya untuk memimpin gaya hidup berkesadaran lingkungan untuk meyakinkan kesejahteraan dari makhluk laut.

 

Konferensi video dengan Maha Guru Ching Hai

Formosa – 5 Juli 2008

 

Maha Guru Ching Hai: Hewan liar menderita nasib yang sama karena kita juga mengalirkan bahan-bahan kimia kita, insektisida, pestisida menuju sungai, menuju danau, menuju lautan. Jadi kita kehilangan banyak spesies berharga ini, kita telah kehilangan sangat banyak, banyak dari kita, karena mereka juga adalah kita. Dan kita juga kehilangani diri kita sendiri, banyak dari manusia, karena bahan-bahan ini, bahan-bahan beracun – bahkan dari industri peternakan – dan kita tetap belum tersadarkan.


Jadi kita harus melindungi lingkungan. Dan kehidupan liar, mereka dapat menjaga diri mereka sendiri. Jika lingkungan kita ramah dan kondusif bagi gaya hidup sehat, kemudian kehidupan liar tidak akan pernah sakit. Kehidupan liar tidak akan memiliki masalah.



Ikan paus menyambut  rekor kelahiran baru di dunia.

Kelahiran 39 bayi ikan paus tahun ini diumumkan oleh Akuarium New-England yang berada di AS, yang jumlahnya lebih besar dibandingkan tahun 2000, ketika hanya satu bayi yang lahir, dan melampaui rekor terdahulu yaitu 31 ekor. Sebagai mamalia laut yang mulai terancam di Bumi, jumlah ikan paus ini kurang dari 400 ekor. Bayi-bayi ini lahir di dekat Georgia dan Florida di AS setelah sang ibu bepergian sejauh 1.000 mil di sepanjang Pesisir Timur.

 

Sungguh berita yang menggembirakan dari Akuarium New England! Kami sangat bahagia mengetahui kehidupan baru yang menakjubkan pada komunitas ikan paus. Dengan berkah dari Tuhan, mari kita bekerja dengan cepat untuk mengembalikan kondisi yang mendukung hal ini dan kesehatan mamalia laut cantik yang lain.

 

Jepang menyumbang untuk menjaga negara-negara kepulauan Pasifik tetap dapat dihuni

Sebagai bagian dari suatu upaya berkelanjutan untuk membantu sesama negara kepulauan dalam menghadapi pemanasan global, jepang menjanjikan US$528 juta, terutama untuk pembangkit listrik tenaga surya dan penyediaan air bersih lewat penyulingan air laut. Sumbangan ini, yang mewakili peningkatan nilai dari yang dilakukan tiga tahun lalu, diumumkan pada Pertemuan Pemimpin Pasifik kelima di Utara Jepang. Juru bicara Perdana Menteri Aso menyatakan, “Perubahan iklim merupakan permasalahan hidup dan mati. Ini mengenai keberlangsungan hidup negara kepulauan.”

 

Jepang, Surga tersenyum terhadap kedermawanan Anda terhadap kerabat pulau Pasifik. Tentu saja upaya peduli seperti ini akan menginspirasi harapan dan kekuatan baru sebagaimana kita semua berjuang keras untuk meningkatkan keadaan bagi makhluk hidup lain di atas planet ini.