Menyerukan kepada anggota Komisi Penangkapan Ikan Paus Internasional (IWC)
untuk menegakkan larangan penangkapan ikan paus saat ini, tiga petisi
berbeda telah disampaikan kepada para anggota IWC yang bersidang minggu ini.
Yang pertama didukung oleh 1 juta penanda tangan, sementara petisi kedua
sebanyak 200.000. Petisi ketiga ditandatangani oleh lebih dari 200 ilmuwan
dari 30 negara untuk meminta agar larangan tahun 1986 yang berlaku saat ini
agar tetap diteruskan demi kelangsungan hidup hewan cetacea ini. Sebanyak 88
negara anggota IWC saat ini bertemu di Maroko, dimana mereka
mempertimbangkan untuk mencabut larangan tersebut.
Supreme Master Television berbicara dengan Asisten Riset Margasatwa Institut
Kesejahteraan Hewan yang berbasis di AS, Serda Ozbenian, tentang situasi
ikan paus yang diburu itu.
Serda Ozbenian - Peneliti Satwa Liar, Institut Kesejahteraan Hewan:
Dapatkah ikan paus bertahan dari industri ikan komersial? Tidak. Ikan paus
adalah spesies yang berumur panjang. Tidak ada populasi ikan paus yang pulih
kembali dari penangkapan ikan intensif di era penangkapan ikan paus. Tidak
ada bukti yang menunjukkan bahwa penangkapan ikan paus berkelanjutan.
Biologi mereka tidak dibangun untuk itu. Mereka memiliki periode kehamilan
yang sangat lama. Mereka adalah hewan sosial, karena itu mereka membesarkan
anak mereka, dan perlu waktu sangat lama untuk menjadi dewasa dan mencapai
usia pembiakan. Jadi, sama sekali tidak bisa.
Supreme Master TV: Menurut dokumentasi video, ikan paus juga
mengalami kematian yang lambat dan menyakitkan, dengan satu kejadian yang
difilmkan selama dua jam dimana digunakan perangkap dan bahan peledak. Serda
Ozbenian lebih lanjut menunjukkan penangkapan ikan paus tidak masuk akal
karena permintaan dagingnya saat ini sangat rendah, menyebabkan penumpukan.
Serda Ozbenian: Sebelum diberlakukan larangan, banyak populasi ikan
paus mendekati kepunahan. Larangan itu benar-benar menyelamatkan spesies
ikan paus dan karenanya harus ditegakkan, dan penangkapan ikan paus harus
dihentikan, terutama pada saat ini dan zaman ini. Hampir tidak ada
permintaan untuk dagingnya dan itu sungguh tidak berguna dan sangat kejam.
Supreme Master TV: Kami sangat bersyukur dan memuji upaya Ibu
Ozbenian, Institut Kesejahteraan Hewan, para ilmuwan internasional, dan
semua penanda tangan petisi yang peduli, atas dukungan Anda untuk
melestarikan ikan paus. Doa kami bagi perlindungan dan rasa hormat kepada
hewan laut yang cantik ini.
Maha Guru Ching Hai terharu sampai menangis atas tindakan peduli ini dan
semua yang terlibat di seluruh dunia, dan beliau menyampaikan harapan
sepenuh hatinya agar kekejaman perburuan ikan paus dihentikan seketika.
Selama bertahun-tahun, Maha Guru Ching Hai terus menyerukan belas kasih bagi
para makhluk tak bersalah ini, seperti pada konferensi video bulan Oktober
2009 di Jerman.
Maha Guru Ching Hai: Jika mereka naik ke atas perahu pembantai ikan
atau perahu penangkap ikan paus yang penuh darah untuk menyaksikannya
sendiri, saya bertanya dalam hati, bagaimana orang bisa melakukan ini untuk
mencari nafkah? Tapi, tentu saja, mereka sudah tertipu untuk melakukan itu.
Kita semua telah tertipu untuk melakukan hal-hal yang seharusnya tidak boleh
kita lakukan, yang tidak akan pernah terbayangkan. Karena hati kita asalnya
penuh dengan cinta dan kasih, tapi kita hanya mengabaikan perasaan kita.
Jika Anda pernah bertanya apakah ada neraka, cukup pergi ke rumah penjagalan
hewan atau perahu yang membunuh ikan paus dan pergi ke daerah pembantaian
anjing laut. Pergilah ke sana untuk mencari neraka, maka Anda akan percaya
bahwa neraka itu ada. Hakikat Ketuhanan asli kita adalah welas asih dan
cinta. Saya ulangi lagi dan lagi dan lagi: Anda bukanlah itu. Anda adalah
cinta kasih, Anda adalah inkarnasi kasih. Mohon kembali kepada hal itu.
http://www.google.com/hostednews/afp/article/ALeqM5iPUjGuZokfP3tyEKCC8pXzfvgnVghttp://www.france24.com/en/20100621-draft-whaling-deal-under-fire-scientists-greens