Dengan tingkat pemanasan Arktik seperti sekarang ini yang kian cepat,
terutama dalam dua dekade terakhir, Dr. Ashley Ballantyne dari Universitas
Colorado, AS dan kolega internasional lainnya berupaya memahami dengan lebih
baik risiko kenaikan temperatur ini.
Untuk melakukannya, ia melihat balik sejarah Bumi saat Zaman Pliosen antara
2,5 hingga lebih dari 5 juta tahun lalu, ketika level CO2 antara 350-450
bagian per juta, dibandingkan dengan hari ini yang hampir 390 bagian per
juta. Akan tetapi, di luar jumlah yang sama dari gas rumah kaca di atmosfer,
temperatur Arktik pada saat itu jauh lebih tinggi.
Penemuan Dr. Ballantyne menunjukkan bahwa temperatur saat ini di Arktik
benar-benar belum menunjukkan perubahan di masa depan dari daerah itu.
Dr. Ashley Ballantyne – Universitas Colorado, AS: Kami sangat
terkejut mempelajari perkiraan kami bahwa temperaturnya hingga mencapai 19
derajat (Celsius) lebih panas selama Pliosen di Arktik. Ini sangat berbeda
dengan lanskap Arktik hari ini, dimana sangat tipis dan tandus jika tidak
ada lapisan es. Hal ini menyiratkan bahwa tidak hanya Arktik sangat sensitif
dengan level CO2, tapi apa yang telah kita amati sejauh ini di Arktik adalah
tanggapan sementara dan bahwa Arktik belum mencapai keadaan seimbang.
Supreme Master TV: Penelitian itu menyatakan bahwa perubahan berarti
yang diakibatkan oleh kenaikan CO2 saat ini di atmosfer tidak hanya dapat
membahayakan adaptasi dan kelangsungan hidup spesies, tapi bahkan dapat
membuat proses pemanasan tanpa es yang tak dapat diubah. Penelitian terkait
telah meramalkan bahwa pencairan yang terus terjadi di tundra Arktik dapat
memicu pelepasan gas rumah kaca yang menghancurkan seperti metana yang
potensial ke dalam atmosfer, membuat pemanasan global tak terkendali.
Dr. Ballantyne: Hal ini menyiratkan bahwa Arktik dalam ancaman
kondisi lebih panas di masa depan, bahkan jika kita menyetabilkan level CO2
di empat ratus bagian per juta. Dan pemanasan ini akan menghasilkan
perubahan tak terbalikkan dalam ekosistem besar kita.
Supreme Master TV: Apresiasi kami, Dr. Ballantyne dan rekan-rekan,
atas penelitian Anda yang memperingatkan ketidakstabilan Arktik di masa depan
bahkan tanpa emisi gas rumah kaca lebih jauh. Semoga kita bertindak cepat
dalam meredakan perubahan iklim dengan menerapkan
langkah-langkah yang perlu untuk melestarikan Bumi.
Pada wawancara Agustus 2008 oleh Radio FM East Coast Irlandia, Maha Guru
Ching Hai meminta umat manusia untuk mengindahkan peringatan ilmiah seperti
itu melalui tindakan paling efektif untuk segera menyeimbangkan kembali
biosfer.
Maha Guru Ching Hai: Menurut para ilmuwan, apa pun yang telah mereka
ramalkan atau tentukan tentang situasi kritis kita adalah 99% tepat. Mereka
ingin kita mengubah cara kita menjalani kehidupan kita dengan mengurangi
emisi CO2. Dan cara tercepat yang dapat dilakukan secara perseorangan, tanpa banyak
protokol dan ribut-ribut, adalah menjadi vegan. Kini keadaan benar-benar
kritis, seperti yang telah kita saksikan, bencana yang meningkat di seluruh
dunia, karena perubahan iklim. Kita masih punya waktu, kita masih punya
sedikit waktu untuk mengubah jalannya takdir, berkat penduduk yang
bervegetarian, anggota lama dan baru, yang mengurangi sebagian besar
retribusi karma dalam jangka waktu tersingkat. Jadi, kita seperti mempunyai
batas waktu yang diperpanjang sebelum titik tanpa harapan. Tapi itu tidak
banyak. Kita harus berubah cepat untuk menghindari lebih banyak kerusakan
terhadap Bumi serta hilangnya lebih banyak nyawa dan sumber daya.
http://www.upi.com/Science_News/2010/06/30/Study-Arctic-climate-at-tipping-point/UPI-95001277922906
http://www.cbc.ca/technology/story/2010/06/30/study-ozone-arctic-ice-levels.html
http://www.dailygalaxy.com/my_weblog/2009/07/permafrost-melt-500-billion-tons-of-prehistoric-organic-matter-may-rapidly-accelerate-global-warming.html