Dalam komunitas pedesaan di seluruh dunia, petani desa
menderita akibat efek perubahan iklim, akibat efek perubahan iklim,
walaupun banyak yang tidak sadar akan tingkat keparahan dan sifat
global masalah ini.
Pada komunitas Maya di Tabi, Meksiko, misalnya, desa
berpenduduk 400 orang itu telah mengandalkan tradisi bertani selama
2.500 tahun, berdasarkan cuaca yang dapat diramalkan dengan tepat.
Namun, dalam 15 tahun terakhir, hasil panen tercatat hilang hingga 60%
akibat perubahan iklim, yang mewujudkan diri dalam kekeringan ekstrem
yang mencatat rekor yang bergantian dengan curah hujan tinggi yang
belum pernah terjadi, serta temperatur yang tak tertahankan dan sangat
dingin.
Untuk bertahan hidup, warga Tabi harus beradaptasi dengan
mempelajari cara baru bercocok tanam dan kadang-kadang memilih
pekerjaan baru yang kerap membuat mereka harus pergi meninggalkan rumah
dan keluarga mereka. Dalam kondisi serupa di semua bagian Afrika, badan
Habitat PBB telah melaporkan bahwa di wilayah sub-Sahara saja sekitar
14 juta orang setiap tahun dipaksa meninggalkan lahan pertanian yang
tadinya produktif, sering kali membuat mereka mencari nafkah di area
perkotaan yang berkekurangan.
N'goran Kouadio Désiré – Asisten Koordinator, Kantor Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Côte d’Ivoire: Negara saya adalah negara pertanian, jadi perubahan iklim menimbulkan dampak buruk pada pertanian kami.
Abdoulkarim Traore – Direktur Departemen Meteorologi Nasional Nigeria:
Salah satu konsekuensi perubahan iklim yang pertama di negara kami
adalah meningkatnya cuaca panas. Hari-hari menjadi sangat, sangat
panas. Cuacanya sangat panas di negara kami. Aspek penting lainnya
adalah frekuensi kekeringan. Jadi, ada kelangkaan air yang parah di
tempat-tempat tertentu. Musim-musim semakin pendek. Badai menjadi lebih
dahsyat. Tahun ini, misalnya, di Niger, terjadi banjir di hampir semua
bagian negara itu.
Supreme Master TV: Dengan apresiasi kepada para
periset internasional, Habitat PBB, dan pemerintah yang peduli, kami
berdoa bagi rakyat Meksiko, Afrika sub-Sahara, dan komunitas pedesaan
di mana pun agar dilindungi dalam melewati masa-masa sulit ini. Mari
kita sekarang berjuang untuk menghapuskan penderitaan umat manusia dan
memulihkan keharmonisan dengan Bumi.
Pada konferensi video 2009 di Togo, Maha Guru Ching Hai
sekali lagi berbicara dengan kepedulian bagi umat manusia tentang
dampak perubahan iklim terhadap kehidupan dan mata pencaharian.
Maha Guru Ching Hai: Peningkatan suhu artinya
curah hutan tak menentu – terlalu sedikit ataupun terlalu banyak – jadi
ada banjir yang membinasakan yang menggenangi hasil panen dan api yang
membakar hutan. Demikian pula di Afrika Barat, tempat tinggal 43% dari
total penduduk di Afrika sub-Sahara, jika Anda seorang petani, Anda
telah bisa merasakan bahwa iklim berada dalam kesulitan. Lebih sering
terjadi kekeringan,gelombang panas, banjir, badai, pembekuan, dan
belalang daripada sebelumnya. Dampak perubahan iklim ini meningkatkan
kerawanan pangan dan krisis pangan di Afrika. Jadi bergabunglah, dan
sebarkan pesan penting ini. Kita semua harus jadi vegan, bertindak
hijau, jika kita ingin selamatkan planet ini.
http://www.google.com/hostednews/ap/article/ALeqM5gqX7Aaks88eo8I1f6pOVyYb-Y7uQ?
docId=43193f7fdd404928949c796af99a3e44 http://newsinfo.inquirer.net/breakingnews/world/view/20101206-307353/Changing-climate-alters-
age-old-habits-of-Mexico-community http://