Laporan PBB peringatkan efek perubahan iklim yang memburuk. Setelah penelitian beberapa tahun, sebuah dokumen baru telah diterbitkan oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB (IPCC). Dengan kesimpulan yang mengaitkan cuaca ekstrem dengan perubahan iklim, rilis versi akhir laporan ini bertepatan dengan Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa COP 17 yang dimulai hari Senin, 28 Desember, di Durban, Afrika Selatan.
Dr. Rajendra Pachauri – Ketua, IPCC PBB; vegetarian: Hanya beberapa hari lalu, kami mengeluarkan sebuah laporan khusus, yang pada dasarnya berhubungan dengan bencana dan kejadian ekstrem. Dan kami telah menghasilkan sejumlah temuan yang sangat penting. Salah satunya adalah bahwa perubahan dalam iklim benar-benar menyebabkan cuaca ekstrem dan meningkatkan kedahsyatan dan kekerapan kejadian iklim.
Supreme Master TV: Analisis menyeluruh yang diberikan dalam “Laporan Khusus tentang Mengelola Risiko Kejadian Ekstrem dan Bencana untuk Memajukan Adaptasi Perubahan Iklim” tidak hanya menegaskan efek buruk pemanasan global yang diamati para ilmuwan pada tahun-tahun terakhir ini, ia menambahkan bahwa mitigasi yang meyakinkan diperlukan untuk mencegah memburuknya kondisi secara signifikan. Misalnya, dalam meramalkan skenario emisi berdasarkan tindakan manusia untuk menghentikan perubahan iklim, satu yang dihasilkan dari intervensi terkecil akan meningkatkan hari-hari panas 10 kali lipat di kebanyakan wilayah di dunia.
Dr. Rajendra Pachauri: Jika kita tidak berbuat apa-apa, maka pada akhir abad ini, gelombang panas yang telah berlangsung sekali dalam 20 tahun akan terjadi sekali dalam 2 tahun. Dan saya tidak ingin mengingatkan Anda tentang apa yang telah terjadi tahun 2003. Ketika ada gelombang panas yang dahsyat di Eropa, lebih dari 40.000 orang tewas.
Supreme Master TV: Mengutip dampak dari kejadian bencana di masa lalu dan sekarang, laporan tersebut juga menyatakan bahwa kerugian bagi nyawa manusia dan nafkah penghidupan semakin besar. Eropa Selatan, Afrika barat dan bahkan Amerika Serikat menghadapi kemarau yang semakin lama dan buruk, dengan AS mengalami tahun terburuk pada 2011 dalam hal bencana cuaca, termasuk kebakaran besar di Texas menyusul kemarau berkepanjangan, serta badai salju keras pada Oktober di Pantai Timur.
Sementara itu, Asia telah melihat banjir yang belum pernah terjadi di tempat-tempat seperti Thailand utara, merenggut sekitar 600 jiwa, sementara Provinsi Sindh di Pakistan digenangi air sekali lagi saat warga masih memulihkan diri dari banjir tahun 2010 yang telah menyebabkan 6 juta orang kehilangan tempat tinggal.
Dengan 95% kematian yang disebabkan oleh bencana seperti ini terjadi di negara berkembang, IPCC menyerukan peningkatan langkah-langkah penyesuaian, sementara menekankan perlunya mengurangi gas rumah kaca adalah untuk menghindari bencana lebih jauh.
Dr. Rajendra Pachauri: Saya kira dunia harus menyadari pentingnya bertindak, karena jika kita menunda bertindak maka jelas kita mendatangkan biaya yang jauh lebih tinggi. Secara global, kita harus mengurangi emisi gas rumah kaca, karena adaptasi saja tidak akan cukup, dan kita tidak akan punya kapasitas untuk dapat menangani semua dampak ini di masa depan.
Supreme Master TV: Penghargaan kami kepada Dr. Pachauri, Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim, dan semua ilmuwan yang terlibat, atas wawasan lebih jauh ini dan ramalan tentang peningkatan efek buruk perubahan iklim. Semoga semua pemimpin bertindak sekarang dan menerapkan langkah-langkah yang menyejukkan planet ini untuk memastikan keselamatan semua kehidupan di Bumi.
Pada konferensi video Januari 2009 di Mongolia, Maha Guru Ching Hai berbicara tentang cara terbaik untuk dengan cepat meredakan perubahan iklim dan dampaknya yang berbahaya.
Maha Guru Ching Hai: Kita harus, pertama-tama dan hal yang paling penting, kita harus hentikan pemanasan global dengan memilih pola makan yang berkelanjutan yakni vegan. Ini akan hampir dengan seketika menstabilkan planet ini, cuaca ini, dan kemudian kita dapat memikirkan tentang adaptasi terhadap perubahan-perubahan itu. Saya harap kita tidak perlu beradaptasi, tapi sebaliknya, kita akan terlambat jika kita tidak mempedulikan persoalan itu pada akar masalahnya sekarang juga, kita bahkan tidak akan punya planet lagi untuk beradaptasi. Itu hal yang amat menyedihkan dan amat mendesak.
Jadi, untuk menetralkan pengaruh yang diakibatkan oleh iklim yang bahkan lebih hebat, kita harus menghentikan pemeliharaan ternak yang dibunuh untuk makanan. Kita harus jalankan gaya hidup vegan, non-hewani, bebas-kekejaman menurut ajaran semua agama, dan menurut bukti-bukti ilmiah bahwa cara ini adalah jalan terbaik bagi kita untuk menghentikan pemanasan global, dan jalan yang tercepat dan paling efisien dan paling tahan lama.
http://www.nytimes.com/2011/11/19/science/earth/UN-panel-finds-climate-change-behind-some-extreme-weather-events.html?_r=1 http://www.upi.com/Science_News/2011/11/18/Climate-conference-warns-of-extremes/UPI-61611321639176/http://www.scotsman.com/news/environment/more_violent_weather_lies_ahead_say_scientists_1_1974720http://www.ipcc.ch/news_and_events/docs/srex/SREX_slide_deck.pdfBerita TambahanBertepatan dengan dimulainya KTT perubahan iklim di Afrika Selatan pada 28 November 2011, kepala perunding untuk Aliansi Negara-Negara Pulau Kecil (AOSIS) Selwin Hart menyerukan keputusan yang menentukan, mengatakan bahwa mungkin terlambat bagi pulau-pulau kecil yang dapat terbenam oleh air laut yang menaik jika menunda kesepakatan internasional.
http://www.trust.org/alertnet/news/small-island-states-may-disappear-if-no-climate-deal/ http://www.mnn.com/earth-matters/wilderness-resources/stories/small-island-states-may-disappear-if-climate-agreement-is Saat temperatur di ibu kota negara AS, Washington DC mencapai rekor tertinggi 70 derajat Fahrenheit (21 derajat Celsius) pada 27 November 2011, ilmuwan memperingatkan implikasi yang lebih luas dari pemanasan seperti itu, berdasarkan laporan terbaru dari Organisasi Meteorologi Dunia PBB, yang menyatakan bahwa 13 tahun terpanas dalam catatan terjadi dalam 15 tahun terakhir.
http://www.physorg.com/news/2011-11-world-temps-global.htmlhttp://www.france24.com/en/20111129-past-decade-ties-worlds-hottest-un-agency