Analisa karang laut kuno mengungkapkan permukaan laut tidak stabil di masa lalu - 18 Sep 2011  
email to friend  Kirim halaman ini buat teman   Jika anda ingin menambahkan video ini ke dalam blog atau website pribadi anda, silahkan klik link berikut untuk mendapatkan source code-nya.  ambil source code   Cetak

Analisa karang laut kuno mengungkapkan permukaan laut tidak stabil di masa lalu.  
Penelitian sampel karang dari Bahama mengindikasikan bahwa permukaan laut selama periode yang dikenal sebagai Interglasial Terakhir, sekitar 120.000 tahun yang lalu, berfluktuasi sebesar empat hingga enam meter. Data ini terungkap melalui metode penanggalan karang yang lebih maju yang dikembangkan oleh sebuah tim riset AS yang dipimpin oleh Institut Oseanografi Woods Hole (WHOI).

Para ilmuwan mendapatkan pemahaman baru akan Interglasial Terakhir, yang adalah periode waktu ketika temperatur rata-rata global sepanas atau lebih panas daripada saat ini, dengan permukaan laut yang bisa menjadi sekitar enam meter lebih tinggi.

Para periset menunjukkan bahwa temperatur global yang meningkat saat ini bisa menyebabkan kenaikan permukaan laut yang tajam, dengan ahli geokronologi WHOI Dr. William G. Thompson mengatakan bahwa keringkihan situasi ini merupakan hal genting yang harus dipertimbangkan oleh sebagian besar populasi dunia yang tinggal di zona pantai.

Terima kasih banyak, Dr. Thompson dan rekan-rekan, atas penemuan Anda yang memberikan kepada kami pemahaman yang lebih komprehensif akan efek perubahan iklim. Mari kita dengan cepat memperhatikan pelajaran dari masa lalu ini dan bekerja menstabilkan planet kita untuk melindungi semua makhluk di Bumi.

Selama wawancara Desember 2010 dengan koran El Quintanarroense, Maha Guru Ching Hai memperingatkan implikasi peningkatan permukaan laut dan memberikan satu-satunya cara yang paling efektif untuk memulihkan keseimbangan dan perlindungan ekosfer.

Maha Guru Ching Hai: Ratusan ribu orang harus pindah karena kenaikan air atau karena tidak ada air. Baik banjir menghancurkan semua rumah dan panen sehingga mereka tidak dapat hidup lagi dan setelah itu adalah kekeringan, karena tidak ada pohon, tak ada apa pun untuk menahan air untuk mendistribusikan dengan reguler dan merata, jadi semua air mengalir habis sekaligus dan tak ada yang menampungnya; ia mengalir ke laut. Dan kemudian laut menjadi panas karena metana dan semuanya, dan semua limpasan kimia, dan kemudian laut lebih memanaskan es dan es itu mencair lebih banyak dan laut terus menaik. Jadi, orang harus lari karena pulau yang tenggelam atau kenaikan permukaan laut atau kebanjiran atau kekeringan. Itu semuanya ekstrem.

Anda tidak dapat hanya menyalahkan satu atau dua organisasi. Itu benar-benar bersama-sama karena kita memanaskan iklim dengan menebang pohon-pohon, dengan memelihara ternak yang menghasilkan metana. Menurut laporan terakhir, ternak bertanggung jawab atas 51%, sedikitnya, dari semua emisi gas rumah kaca yang memanasi planet ini. Jadi, jika kita menghentikan industri ternak, kita pangkas 51% dari panas itu.

http://www.thaindian.com/newsportal/enviornment/sea-levels-might-rise-or-fall-if-warming-continues_100562991.html
http://www.sciencedaily.com/releases/2011/09/110911145228.htm


Periset AS dari Universitas Stanford yang meneliti efek karbon dioksida yang memasuki air laut melalui ventilasi hidrotermal di dekat Ischia, Italia menemukan bahwa ekosistem laut keasamannya tinggi, dengan organisme kerang seperti tiram, remis, scallop, kepiting kecil, bulu babi, dan udang semuanya benar-benar tidak ada.

http://www.physorg.com/news/2011-09-oceans-acidity-biodiversity.html
http://news.stanford.edu/news/2011/september/acidsea-hurt-biodiversity-091211.html

Bank Pembangunan Asia memperingatkan dalam laporan bulan September bahwa perubahan iklim mempengaruhi produksi pangan di wilayah Asia-Pasifik dan mendesak negara-negara di wilayah itu untuk menanam tanaman tahan-iklim dan menerapkan teknologi baru yang memperbaiki produksi, untuk menghindari kenaikan dalam hal kelaparan dan malnutrisi.

http://www.thehindu.com/sci-tech/energy-and-environment/article2449325.ece?homepage=true
http://app.com.pk/en_/index.php?option=com_content&task=view&id=153083&Itemid=2
http://beta.adb.org/publications/food-security-and-climate-change-pacific-rethinking-options

Menyusul musim panas terpanas kedua dlm catatan di AS, Kota International Falls, Minnesota, mencapai suhu di bawah titik beku sebesar 19 derajat Fahrenheit (-7 derajat Celsius) pada 15 September 2011, temperatur terendah untuk bulan itu.

http://www.sott.net/articles/show/235000-US-Nation-s-Icebox-Sets-Record-With-Early-Chill
http://www.duluthnewstribune.com/event/article/id/209445/group/homepage/