Planet Bumi: Rumah Tercinta Kita
 
Paru-Paru Bumi yang Lenyap: Hutan Hujan Amazon yang Terancam (Dalam Bahasa Portugis)   

Carlos Ritti, Koordinator Kampanye Iklim Greenpeace, Brasil: Penghancuran Amazon akan membawa kita, sedikit demi sedikit pada lingkaran setan. Penghancuran Amazon adalah sumber utama dari gas rumah kaca disini. Ia menyumbangkan pada pemanasan global di sini di Brasil. Pemanasan global merubah bentuk hutan menjadi lingkungan yang lebih kering yang lebih rentan pada api dan pengrusakan. Jadi, sedikit demi sedikit, pengusakan ini menjadi lebih hebat dan dipercepat.

Supreme Master TV: Minggu ini fokus kita adalah enghilangnya secara cepat hutan hujan Amazon, yang dikenal sebagai “paru-paru Bumi.” Inilah mutiara alam yang amat sangat penting untuk menjaga kestabilan iklim global. Dengan ukuran 7,5 juta  kilometer persegi, daerah Amazon meliputi hutan hujan dan sungai terluas di dunia. Daerah luas ini berada tepat di bawah garis khatulistiwa dan membentang di delapan  negara termasuk Brasil, Peru, Ekuador, Kolombia, Venezuela, Guyana, Surinama, dan Bolivia termasuk Guiana Prancis, bagian seberang lautan  dari Prancis.

Bagian terluas dari hutan hujan tersebut, 60% berada di Brasil dan menutupi hampir setengah wilayahnya, diikuti oleh 13% di Peru.1 Nama daerahnya adalah “Amazon” atau “Amazonia”  cabang dari Sungai Amazon, sungai terpanjang di dunia diperkirakan panjangnya mencapai 7.000 kilometer. Sumber sungainya adalah Gunung Andes Peru setinggi 5.000 meter dan dari sana mengarah ke timur, akhirnya bermuara di Lautan Atlantik. Daun lebar, lembab  hutan hujan Amazon memainkan peran penting dalam menjaga ekosfer planet kita, dengan tumbuhannya yang memberikan lebih dari 20% oksigen dunia dan menyerap 1,5 miliar metrik ton karbon dioksida dari atmosfer setiap tahun.

Dr. Vandhana Shiva, Advokat Lingkungan, Fisikawan, Penulis, dan Pendiri Navdanya, India: Hutan ini adalah sumber penyerapan karbon dioksida tertinggi. Hutan ini adalah pengatur temperatur iklim, curah hujan, angin dan pola-pola iklim. Dan jika Amazon hilang, kita akan kehilangan paru-paru kita, kita akan  kehilangan hati kita, kita akan kehilangan jantung kita.

Carlos Ritti: Kita punya 20% air bersih yang tersedia dipermukaan planet ini di Amazon.

Supreme Master TV: Sejak tahun 1970 Brasil telah kehilangan sekitar 600.000 kilometer persegi hutan, daerah yang lebih luas dibanding ukuran Spanyol dan Portugal jika digabung. Dan selama 10 tahun terakhir sekitar 2,8juta hektar atau 0,48% menghilang setiap tahun. Penyebab utama dari penebangan hutan besar-besaran  ini adalah membuka lahan demi pemeliharaan ternak  dan menanam pakan ternak. Ilmuwan memperingatkan jika kerusakan hutan hujan di sini dan di seluruh dunia terjadi dalam kecepatan  seperti ini, semua hutan hujan akhirnya akan menghilang pada akhir abad ini.

Dr. Carlos Nobre, Direktur Pusat Ilmu Pengetahuan Sistem Kebumian, Brasil: Pemanasan global, menambah kebakaran yang disebabkan manusia dan penebangan hutan; ketiganya dapat membawa pada ekspansi besar padang rumput tropis atau cerrado di Amazon. Mungkin dari sepertiga sampai 50% dari daerah hutan bisa menjadi sejenis padang rumput atau padang rumput yang luas.

Supreme Master TV: Konservasi Amazon adalah penting untuk menjaga keanekaragaman hayati Bumi. Daerah itu adalah rumah satu dari 10 spesies tumbuhan dan hewan di Bumi. Ilmuwan memperkirakan Amazon diwarisi dengan 40.000 jenis tumbuhan, 427 jenis mamalia, 1,294 spesies burung, 378 tipe reptil,  427 spesies amfibi, dan 3.000 jenis ikan.

Anthony Kleanthous, Penasehat Senior Kebijakan pada Bisnis dan Ekonomi yang Berkelanjutan, Inggris: Kita telah kehilangan 30% keragaman hayati dan tumbuhan di bumi ini hanya dalam 40 tahun. Dan di daerah tropis kita bicara tentang 60% berkurangnya aneka satwa dan tumbuhan. Itu tidak boleh terus berlangsung. Jika itu terjadi kita tidak akan punya apa-apa untuk dimakan dan kita tidak punya apa-apa untuk menjalankan ekonomi kita.

Dr. Peter Raven, Ahli Botani Terkemuka dan Profesor Biologi Universitas Washington, AS: Di sana mungkin ada dua kali lebih banyak spesies di daerah tropis, karena ada di daerah beriklim hangat dan masih banyak lagi yang belum diketahui. Jadi, di Amazon mungkin 19 dari 20 spesies belum pernah  dilihat oleh ilmuwan dan tidak pernah diberikan nama.

Supreme Master TV: Akibat kekeringan berkepanjangan dan mundurnya gletser Andes kekeringan parah terjadi semakin sering dan intensif di Amazon. Setelah kekeringan “sekali dalam seabad” di tahun 2005, kekeringan yang meluas menghancurkan lebih dari tujuh juta kilometer persegi dari daerah itu ditahun 2010, dan satu anak sungai penting dari Sungai Amazon turun pada tingkat terendahnya dalam 40 tahun. Para ilmuwan dari Universitas Leed dan Sheffield di Inggris dan Institut Penelitian Lingkungan Amazon di Brasil (IPAM) menyatakan, kekeringan tahun 2010 akan, dalam jangka pendek, mengubah Amazon  murni menjadi pelepas karbon dioksida berkebalikan dengan peran biasanya sebagai penampung karbon  penting bagi Bumi.

Para peneliti memperkirakan di tahun-tahun mendatang jutaan pepohonan sekarat di lembah Amazon  akan melepaskan lima miliar metrik ton CO2 ke atmosfer dan tiga miliar metrik ton CO2 tidak akan diserap dari udara, karena berkurangnya pohon yang tumbuh akan mengurangi flora di daerah tersebut. Untuk menghubungkan delapan miliar metrik ton karbon dioksida yang biasanya akan diserap  Amazon secara normal, mengingat di tahun 2009 AS melepaskan 5,4 miliar metrik ton CO2 dari pembakaran bahan bakar fosil saja.

Dr. Carlos Nobre: Mayoritas dari skenario pemanasan global memperlihatkan, dengan jelas, temperatur lebih tinggi di Amazon dan beberapa dari skenario memperlihatkan tren menuju iklim lebih kering, dengan sedikit hujan di Amazon.

Fransisco Aquino, Ahli Ilmu Bumi, Brasil: Perubahan iklim atau perubahan dalam pola sirkulasi kelembaban dari Amazon mempengaruhi Brasil selatan. Kebanyakan kemarau yang tercatat di bagian selatan Brasil dalam tahun-tahun terakhir berhubungan dengan kurangnya kelembaban yang berasal dari Amazon. Itu jelas, juga.

Supreme Master TV: Karbon Hitam, atau jelaga, agen gas rumah kaca yang kuat yang mempercepat pencairan yang mempercepat pencairan lapisan es dan gletser dunia, jumlahnya meningkat dari pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar fosil dan pembersihan  hutan dengan api. Potensi pemanasan globalnya selama periode 20 tahun untuk efek penyerapan panas dari karbon dioksida diperhitungkan lebih dari 4.700 kali

Profesor Jefferson Simoes, Direktur Institut Nasional Brasil untuk Ilmu Kriosfer, Brasil: Saya ingin menekankan dampak dari pembakaran biomassa dan transportasi ke selatan. Adalah di tengah Amazon kita mendapatkan pembakaran biomassa Itulah kejadiannya, nyatanya, di savanna Brasil, dan di baris depan antara savanna dan hutan Amazon. Dan memang terkait dengan ekspansi dari pertanian demi bisnis dan peternakan.

Bagaimana bisa jenis material ini terangkut sampai Antartika? Kelihatannya sangat jauh.

Sekarang kita tahu bahwa aktivitas tersebut mampu mengangkut materi dalam waktu singkat, dalam seminggu atau lebih, dari daerah-daerah utama pembakaran biomassa, ke selatan dan kemudian terutama ke bagian paling utara dari Antartika, yaitu  Semenanjung Antartika.

Gerard Wedderburn Bisshop, Ilmuwan Senior Yayasan Pelestarian Dunia: Antartika Barat adalah tempat yang mengalami pemanasan tercepat di Bumi. Pencairan di sana terjadi pada tingkat yang mengkhawatirkan  dan mereka menemukan,  di luar dugaan para peneliti, bahwa Karbon Hitam juga ada di sana dalam jumlah besar.

Supreme Master TV: Pada penelitian tahun 2009 oleh Universitas Toronto, Kanada dan Institut Kanada untuk Penelitian Lanjutan memperkirakan kenaikan permukaan laut setinggi enam sampai tujuh meter pastinya karena runtuhnya Lapisan Es Antartika Barat. Kejadian merusak seperti ini akan berarti tenggelamnya banyak kota di pesisir di Amerika.

Seperti tahun 2005, Brasil diperkirakan memiliki 207-juta ternak, ukuran populasi kedua setelah India saja. Greenpeace Brasil memperkirakan di tahun 2009 bahwa industri peternakan bertanggung jawab terhadap sekitar 80% penebangan hutan Amazon.

Dr. Rajendra Pachauri, Ketua Panel Antar Pemerintah untuk Pemanasan Global PBB: Sektor peternakan sejauh ini adalah pengguna antropogenik terluas dari tanah. Produksi peternakan bertanggung jawab untuk 70% dari seluruh tanah pertanian dan 30% dari area permukaan tanah dunia. Dan 70% dari lahan hutan terdahulu di Amazon sekarang dikuasai oleh ladang hewan ternak, dan perkebunan untuk pangan ternak meliputi bagian besar dari yang tersisa.

Saya mengikuti ekonomi Brasil hampir selama 15 hingga 20 tahun lalu dan Anda akan ingat ada sebuah periode tahun 1980an dimana Brasil memiliki utang luar negeri yang cukup besar, sekitar US$ 120 miliar pada saat itu. Dan salah satu langkah yang mereka ambil untuk melikuidasi hal tersebut dan menetralisirnya adalah dengan mengubah area besar dari hutan menjadi lahan peternakan. Itulah saat seluruh masalah dimulai, tetapi itu terus berlanjut.

Supreme Master TV: Laporan pelopor tahun 2006 “Bayang Panjang Peternakan” oleh Organisasi Pangan dan Pertanian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan pemeliharaan ternak adalah sumber nomor satu dari metana yang dihasilkan manusia, yang bertanggung jawab sebesar 37%.

Jose Goldemberg, Spesialis Energi, Brasil: Brasil adalah penghasil yang sangat kecil dari gas rumah kaca. Jadi, Brasil terhitung hanya satu persen dari emisi dunia jika kita mengeluarkan Amazon. Jika kita memasukkan Amazon, Brasil turun dalam daftar dan menjadi penghasil ke empat di dunia. Emisi yang disebabkan oleh pengrusakan Amazon tiga kali lebih besar dari semua emisi Brasil yang tersisa. Situasi ini sebenarnya masalah lingkungan terbesar yang di hadapi oleh Brasil dan ini harus ditanggapi, tidak hanya karena masalah lingkungan tetapi juga karena di sana ada 20 juta orang Brasil yang hidup di Amazon dan mereka tidak akan dapat tinggal di daerah itu jika hal ini tidak berubah.

Supreme Master TV: Maha Guru Ching Hai telah sering mendiskusikan mengenai sangat pentingnya hutan hujan dunia dan bagaimana kita bisa dengan efektif melindungi ekosistem planet kita seperti dalam konferensi video bulan Oktober 2009 di Jerman.

Maha Guru Ching Hai: Menyelamatkan hutan tropis dunia, paru-paru dunia, adalah satu dari prioritas sangat penting. Karena ketika hutan hujan tropis dihancurkan, ada banyak efek samping yang menakutkan. Ini tidak hanya perubahan permanen pada suhu dunia, curah hujan, dan pola cuaca yang mengatur hutan. Ini tidak hanya tentang jutaan orang yang mungkin kehilangan dukungan mereka yang bergantung pada hutan.

Hutan hujan itu sendiri biasanya adalah pelindung kita, tetapi ketika iklim semakin panas, disamping menyerap CO2 untuk melindungi iklim planet kita, mereka akan memancarkan kembali CO2 juga. Mereka tidak akan membantu kita, hutan hujan, jika iklimnya semakin panas. Tetapi malahan, mereka akan memperburuk masalah pemanasan global.

Hentikan industri peternakan yang merupakan cara paling efektif untuk menghentikan pemanasan global dan memulihkan planet kita. Ini akan menyelamatkan hutan yang berharga kita.

Supreme Master TV:
Bagaimana kita menutup industri peternakan? Pola makan vegan organik adalah jawaban yang jelas. Jika dunia menghargai gaya hidup tanpa produk hewani, aktivitas merusak dari industri ini akan segera berakhir dan kehidupan pohon dan hewan akan terselamatkan. Perubahan mulia seperti ini oleh umat manusia akan memberikan manfaat, berupa efek pendinginan oleh pengurangan signifikan dari produksi metana kita dan gas rumah kaca berbahaya lainnya, yang akhirnya menjaga planet kita.



 
Cari di Semua Acara
 
 
Paling populer
 Vegan: Cara Tercepat untuk Mendinginkan Planet
 "Home": Film Dokumenter Lingkungan dari Yann Arthus-Bertrand
 Pertanian Ahimsa: Pertanian Organik tanpa Tanah
 Dr. Rajendra K. Pachauri - Peringatan Global: Dampak Produksi dan Konsumsi Daging terhadap Perubahan Iklim
 “Perubahan Iklim, Perubahan Kehidupan” - Pesan dari Greenpeace Brasil
 Metode Pertanian Alami Yoshikazu Kawaguchi
 Dunia Taman Asli yang Memikat bersama Alrie Middlebrook
 Dampak Merusak Peternakan Babi
 Penyebab Cepat Hilangnya Biodiversitas Global: Industri Peternakan
 Ilmuwan Perubahan Iklim Dr. Stephen Schneider tentang Keadaan Planet Kita