Dengan memakai data satelit dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, para peneliti di Universitas Stanford, Kalifornia, AS menemukan bahwa lebih dari 80% perluasan tanah pertanian di kawasan tropis antara tahun 1980 dan 2000 tidak berasal dari pemakaian tanah yang ada, tetapi terutama dari hasil pembabatan hutan hujan.

Yang juga telah didokumentasikan yaitu hutan itu dibebaskan untuk membuat padang rumput bagi ternak serta menanam hasil panen seperti kedelai dan produk bungkil kelapa sawit untuk pakan ternak.

Peneliti Stanford dan penulis penelitian Dr. Holly Gibbs menyatakan, “Ini memiliki implikasi besar pada pemanasan global, bila kita terus memperluas lahan ternak kita dalam hutan tropis pada kecepatan itu.

Penelitian sebelumnya, “Iklim Memetik Manfaat dari Perubahan Pola Makan”, dari Badan Penilaian Lingkungan Belanda, menemukan bahwa peralihan global ke pola makan vegan akan menghasilkan reboisasi yang penting bersama 80% reduksi dalam biaya peredaan perubahan iklim.

Terima kasih, Dr. Gibbs, para kolega Stanford, dan Badan Penilaian Lingkungan Belanda yang telah menyoroti hubungan antara pembabatan hutan tropis dan pemeliharaan ternak. Semoga kita semua menyadari pentingnya menjauhi produk hewani demi menyelamatkan hutan hujan tropis dan membalik pemanasan global.

Seperti pada banyak kesempatan lain, Maha Guru Ching Hai mengingatkan beban kerusakan pemeliharaan ternak, dan perlu untuk menghentikannya demi planet kita, pada konferensi video Oktober 2009 di Jerman.