Kritik ahli akhir-akhir ini dari organisasi
internasional In Defense of Animals (IDA) telah menemukan
banyak kekurangan dalam laporan dari Asosiasi Kebun Binatang dan
Akuarium (AZA) tahun 2007 yang menyatakan bahwa kebun binatang
memiliki manfaat pendidikan.
Dr. Lori Marino adalah seorang pakar ilmu saraf
dan ahli kecerdasan lumba-lumba dan ikan paus di Universitas
Emory di Amerika Serikat mengatakan "Karena tidak disetujui oleh
rekan sejawat, laporan ini pada dasarnya diterbitkan tanpa
evaluasi di dalam komunitas ilmuwan. Tinjauan sejawat dan
evaluasi sejawat pada laporan ini tidak dilakukan, jadi pada
intinya, setiap orang dapat membuat klaim tentang apa pun."
Penelitian IDA yang terkini yang berjudul “Apakah
Kebun Binatang dan Akuarium Mendorong Perubahan Sikap para
Pengunjung?” telah diterbitkan di jurnal tinjauan sejawat
Society & Animals.
Dr. Lori Marino berkata, "Pada dasarnya kami
menerapkan analisis yang sangat sederhana; ini adalah semacam “Metode
Penelitian Dasar 101”. Ada begitu banyak kekurangan yang
mendasar. Dan kami memaparkan serta menggambarkan kekurangan
pada penelitian mereka dalam kritik kami. Kami juga memberi
saran agar penelitian mereka dapat menjadi penelitian yang lebih
sah dan teliti bila mereka memutuskan melakukan saran kami."
Catherine Doyle, seorang ahli gajah yang vegan
dari IDA, lebih jauh menekankan dampak penting dari penelitian
ini, "Pada dasarnya, salah bila kebun binatang dan akuarium
mengklaim untuk pendidikan, ini adalah pernyataan cacat yang
bahkan tidak melakukan penelitian sejawat dan kemudian
memasarkan klaim tersebut kepada masyarakat umum sebagai
kenyataan. Sebagaimana masyarakat menjadi semakin sadar akan isu
tentang hewan, kebun binatang dan akuarium dengan putus asa
mencoba membenarkan pengurungan hewan demi tontonan umum.
Khususnya mereka yang berada dalam kondisi yang sangat tidak
sesuai seperti paus orca dan gajah yang sangat menderita."
Sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Lori Marino,
tempat buatan seperti ini mengurangi kredibilitas dari klaim
bahwa fasilitas tersebut meningkatkan pemahaman serta sikap
pengunjung terhadap hewan dan tempat perlindungan alam.
Sebaliknya, Dr. Lori Marino menawarkan alternatif
yang lebih terpercaya dan manusiawi, "Apa yang harus dilakukan
adalah melihat hewan-hewan berada di alam liar. Melihat
hewan-hewan berada di lingkungan mereka sendiri atau menonton
filmnya. Saya kira hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah
tidak merusak habitat alami mereka. Sangat penting bahwa kita
mengizinkan hewan memiliki habitat di mana mereka dapat
beradaptasi. Mungkin hal terbaik yang kita lakukan demi hewan
adalah menempatkan mereka sesuai dengan alamnya atau melepaskan
mereka dan membiarkan mereka hidup sebagaimana mestinya."
Dr. Marino, Catherine Doyle dari In Defense of
Animals, dan semua ilmuwan yang terlibat telah mengungkapkan
melalui penelitian yang didokumentasi dengan baik bahwa kebun
binatang dan akuarium tidak mendidik. Semoga segera tiba saatnya
dimana kita memandang dan menghormati margasatwa sesama penghuni
sebagai kesetaraan yang membantú memperindah dunia kita.
http://www.idanews.org/ida-breaking-news/new-scientific-analysis-debunks-zoos%E2%80%99-education-claims
http://www.nbb.emory.edu/faculty/personal/documents/MarinoetalAZAStudy.pdf
http://www.idausa.org
http://anairhoadsorg.eclectic-resources.net/new-scientific-analysis-debunks-zoos%E2%80%99-education-claims
http://www.aza.org/uploadedFiles/Education/why_zoos_matter.pdf