Kami undang Anda untuk mendengarkan kutipan berikut dari ceramah Maha Guru Ching Hai yang berjudul, "Makhluk Astral," disampaikan pada tanggal 13 Maret 1987 di Taipei, Formosa (Taiwan). Ceramah ini direkam selama tahun-tahun awal Maha Guru Ching Hai berkarya di hadapan publik. Jadi, kualitas audio mungkin tidak akan sesuai dengan standar rekaman sekarang. Terima kasih atas pengertian Anda.
Maha Guru Ching Hai: Ketika kita meninggal, kita tidak dapat pergi ke Surga jika kita tidak mempunyai pahala yang besar, yang merupakan hasil berlatih Kebenaran. Beberapa pahala kebajikan, memungkinkan kita dapat menjadi dewa (makhluk surgawi yang masih termasuk di dalam Tiga Dunia) tetapi hanya yang berpahala yang terbesar dapat menjadi Bodhisattva, serta sangat sedikit yang dapat mencapai tingkatan Buddha. Tetapi ini bukanlah topik kita hari ini. Mereka yang tidak mempunyai banyak pahala tetapi tidak membuat karma penghalang yang berat tidak akan ke neraka atau menjadi setan gentayangan setelah kematiannya. Sebaliknya, mereka menjadi makhluk tingkatan rendah - Asura, yang tinggal di tempat yang paling dekat dengan Bumi. Sedikit di atasnya adalah alam dewata (bukannya Kerajaan Tuhan).
Alam Asura terbagi dua. Satu "surga" dan yang lain "neraka". Kedua alam ini berada di dunia Asura. Mereka yang berada di "neraka" tidak mempunyai kebebasan, seperti narapidana di penjara. Mereka yang di "surga" menikmati kebebasan, dapat datang dan pergi sesuai dengan kehendak mereka. Mereka mempunyai kekuatan gaib. Mereka suka berkelahi, saling menggoda dan menimbulkan banyak masalah bagi manusia. Mereka memerintahkan umat manusia untuk mengerjakan ini dan itu, tetapi kenyataannya, kadang mereka hanya ingin bermain-main atau bersenang-senang dengan manusia dan tidak bermaksud mencelakakan.
Beberapa orang - atau "guru" - lebih peka. Kadang ketika tubuh halus mereka keluar dan meninggalkan jasmaninya, makhluk Asura akan datang menempati tubuh mereka sementara, mungkin bermaksud untuk menggunakan tubuh mereka untuk mengerjakan sesuatu yang buruk atau menikmati kesenangan duniawi. Kadang tubuh seseorang dapat dihuni oleh banyak makhluk-makhluk demikian, kemudian kita mengatakan dia kerasukan. Kita dapat mendengarkan ia berbicara dengan bermacam-macam suara yang bukan suara orang itu sendiri. Kadang yang dikatakannya tidak sesuai, karena kehilangan kendali mulutnya. Ia akan membuat bermacam-macam suara karena banyak makhluk Asura yang menghuni tubuhnya, berbicara dan berbuat seenaknya, orang itu tidak berdaya.
Beberapa makhluk Asura yang tidak terlalu jahat akan segera pergi setelah cukup bersenang-senang dengan tubuh kita. Dalam hal ini, orang yang kerasukan itu tidak akan terlalu disakiti. Ada beberapa makhluk Asura yang rakus. Mereka menyukai tubuh manusia dan ingin memiliki selamanya, jadi mereka tidak akan pergi. Mereka memasuki tubuh manusia seperti orang pindah rumah yang tidak ditempati dan tidak akan meninggalkannya meskipun diusir.
Mereka yang tidak berlatih metode yang benar, tidak mengikuti seorang Guru yang baik untuk mendapatkan kekuatan perlindungan, dan mempunyai jiwa yang lebih peka akan lebih mudah bertemu makhluk dunia Asura yang rendah. Ketika mereka memasuki tubuh Anda, Anda tidak akan dapat mengenalinya dengan segera. Kadang Anda hanya mendengarkan seseorang berbicara di telinga Anda, tetapi Anda tidak dapat melihat siapa di sekitarnya. Kadang Anda dapat melihatnya. Itu tergantung dari kepekaan Anda. Beberapa orang yang bisa melihat setan juga bisa melihat makhluk Asura yang datang mendekat.
Ketika makhluk Asura mendatangi Anda, mereka tidak akan memperlihatkan bentuk aslinya. Mereka juga mempunyai beberapa kekuatan gaib, akan mengubah diri menjadi beberapa bentuk para Suci, seperti Buddha Shakyamuni atau Yesus. Mereka dapat mengubah rupa menjadi bentuk saya. Tetapi orang yang berlatih rohani dan telah mendapat bimbingan dari seorang Guru Sejati dapat membedakan mereka dengan segera. Sebagai contoh, ketika makhluk Asura berubah menjadi bentuk jelmaan saya dan berbicara dengan Anda, jika Anda murid saya, Anda akan dapat membedakannya dengan segera apakah itu merupakan perwujudan saya atau wujud dari suatu makhluk Asura. Tetapi jika Anda belum mengikuti saya untuk berlatih atau tidak mendapat bimbingan dari Guru Sejati, Anda akan terkecoh untuk mempercayai bahwa mereka adalah Buddha Amitabha, Yesus Kristus, Avalokitesvara atau Buddha lainnya, kemudian Anda akan bersujud di hadapan mereka. Anda akan melakukan apa saja yang mereka perintahkan, yang sering merupakan kekacauan. Kemudian mereka juga akan memerintahkan Anda untuk mengajar, memberi inisiasi, dan mengerjakan beberapa gerakan tangan mudra dan melompat-lompat dengan penuh semangat. Kadang Anda akan mendengar beberapa suara di dalam Anda yang memerintahkan Anda mengerjakan sesuatu - pada umumnya hal-hal yang tidak berguna. Meskipun "Buddha palsu" dapat meramalkan hal-hal yang sepele, kebanyakan yang mereka katakan palsu dan tidak benar. Sebagai contoh, mereka mungkin memberi tahu Anda sesuatu akan terjadi besok, tetapi sebenarnya tidak. Mungkin hanya satu persen dari yang mereka katakan menjadi kenyataan.
Ketika makhluk halus tersebut datang, orang yang berlatih Kebenaran Sejati akan merasakan, tetapi yang tidak berlatih Kebenaran tidak akan merasakan. Ketika makhluk Asura ini menempati tubuh kita sementara, mereka akan menyuruh kita melakukan banyak hal bahkan bertengkar dengan orang lain.
Delapan bulan yang lalu ketika saya berada di Jerman, saya tinggal di sebuah kuil, saya kenal seorang wanita Au Lac yang diganggu oleh suara ribut setiap hari. Iblis-iblis tersebut menjelekkan anak laki-laki dan menantunya serta memberitahukannya bahwa mereka berdua tidak memperlakukannya dengan baik, padahal sebenarnya tidak demikian. Roh-roh iblis tersebut melakukannya dengan sengaja untuk menciptakan kekacauan. Mereka juga menyuruhnya bertengkar dengan orang lain di tempat kerja, bahkan menyuruhnya menggunakan pisau untuk mengejar orang lain dan berusaha membunuhnya. Meskipun ia tidak pernah membunuh tetapi menimbulkan kepanikan di sekitarnya, dan akhirnya dipecat. Dia juga tidak bisa damai di rumah, sering bertengkar dengan anak laki-laki dan menantunya, karena ia mencurigai mereka. Sebenarnya ia mencurigai setiap orang, karena makhluk-makhluk Asura tersebut akan memberi tahu bahwa tidak ada seorang pun yang baik kepadanya dan orang yang seperti demikian akan datang menyerang dalam waktu lima menit dan akan melakukan sesuatu yang buruk. Wanita yang kerasukan ini terpengaruh dan mempercayainya, kemudian berkelahi dengan yang lain, meskipun tidak ada roh jahat.
Makhluk Asura tersebut senang jika ada orang berkelahi karena pada dasarnya mereka mempunyai sifat senang berkelahi. Orang-orang yang senang berkelahi semasa hidupnya akan menuju ke Asura setelah mereka meninggal, serta melanjutkan sifat jelek ini. Mereka menggunakan orang-orang peka tersebut, yang memiliki kebijaksanaan rendah serta mudah mempercayai orang lain, untuk berkelahi satu dengan yang lainnya. Kemudian makhluk-makhluk Asura ini akan tertawa dan terhibur.
Kadang mereka mengubah bentuk mereka menjadi Buddha Shakyamuni, Bodhisattva Avalokitesvara, Chi Kung, atau dewa-dewa kecil lainnya untuk mengelabui orang. Mereka akan berkata bahwa mereka merupakan dewa yang telah datang untuk mendidik umat manusia, menyuruh orang memuja mereka. Mereka juga berkhotbah beberapa "khotbah". Kadang masuk akal juga karena mereka telah mempelajari sebelumnya. Baiklah, jika umat manusia bisa melakukannya, mengapa mereka tidak bisa? Pertama-tama mereka mungkin mendengarkan beberapa khotbah lalu mengulanginya untuk orang lain, menyuruh pendengarnya memuja mereka atau memberi persembahan. Sewaktu-waktu mereka akan menyuruh mengawini lebih dari seorang karena mereka senang menikmati seks. Tetapi mereka sendiri tidak mempunyai tubuh manusia untuk menikmati, jadi mereka menyuruh orang yang kerasukan untuk memiliki beberapa wanita, atau makan daging atau sesuatu yang istimewa, kemudian mereka menggunakan tubuh manusia untuk menikmati semua yang mereka senangi.
Mereka yang merokok atau peminum juga di bawah pengaruh makhluk Asura. Orang yang berlatih Kebenaran yang mempunyai Mata Kebijaksanaan yang telah terbuka dapat melihat bahwa mereka yang merokok, menghisap ganja, berjudi atau minum minuman keras dikelilingi oleh makhluk Asura yang tidak terlihat. Meskipun hanya bau rokok akan membuat mereka senang. Mereka tidak dapat merokok, minum, berjudi, atau menghisap ganja karena mereka tidak mempunyai tubuh, karena itu mereka menggunakan orang-orang peka dan mempunyai mental yang lemah, kemudian menyuruh mereka melakukan hal ini.
Semakin banyak seseorang minum, mereka akan semakin ingin minum, karena makhluk Asura yang mengelilingi mereka akan membawa semakin banyak makhluk Asura lain untuk menikmatinya bersama. Semakin banyak makhluk Asura, orang kerasukan ini semakin banyak minum. Itulah sebabnya tidak mudah bagi peminum berat menghilangkan kebiasaan buruknya. Sama halnya dengan orang yang merokok, menghisap ganja, berjudi, dan lain-lain. Dalam bahasa China kita sebut "Setan Judi" atau "Setan Minum". Saya kira ini bukanlah sesuatu gurauan atau prasangka umum, tetapi persamaan yang sangat realistis.
Tetapi, mereka yang berlatih Metode Quan Yin dapat melepaskan kebiasaan buruk dengan cepat. Kalau tidak, bukanlah suatu hal yang mudah. Di sini saya mempunyai banyak murid yang sebelumnya merokok, sebenarnya hanya sebagian kecil, karena tidak banyak perokok yang ingin mencari Kebenaran. Beberapa dari mereka pada mulanya merokok tiga atau empat bungkus sehari, tetapi setelah inisiasi mereka berhenti merokok. Di antara mereka berada di ruang ceramah ini tetapi saya tidak mau menunjukkannya pada Anda karena mungkin ia tidak ingin dikenal. Tidak hanya ia sendiri yang berhenti merokok, tetapi teman-temannya juga telah dipengaruhinya dan telah berhenti merokok.
Sama halnya dengan minuman keras. Ada seseorang yang telah minum selama lima puluh tahun, setelah inisiasi ia meninggalkannya. Setelah berlatih Metode Quan Yin, dengan segera kebiasaan minum, merokok, dan makan daging hilang dengan sendirinya. Hal itu sangat mengejutkan teman-temannya dan mereka bertanya mengapa ia tiba-tiba berubah. Mereka hampir tidak percaya. Tetapi ini adalah kisah nyata di zaman modern ini, bukan sebuah dongeng zaman dahulu.
Apakah Anda mempercayai bahwa minum minuman keras berasal dari pengaruh makhluk Asura? Dapatkah Anda yang di sini melihat keadaan ini? Kita berada di bawah pengaruh mereka karena beberapa dari mereka iblis jahat, dan yang lain senang minum atau merokok. Kita sendiri mungkin mengetahui Asura jenis apa yang akan datang ke diri kita.
Ada orang-orang yang tidak berlatih dengan baik, tidak berlatih dengan metode yang benar, atau yang berlatih tanpa tujuan yang benar - mereka berlatih, tetapi mereka sendiri tidak cukup murni. Sebagai contoh, mereka menjalankan latihan dengan tujuan untuk ketenaran, kekayaan, dan beberapa kekuatan gaib, atau mereka tidak dapat melenyapkan nafsu mereka dan masih terlibat makan daging, minum, atau nafsu seks yang berlebihan dan sebagainya. Jika terlalu berlebihan, makhluk Asura akan memanfaatkan tubuh mereka untuk melakukan hal-hal yang salah. Ini Asura yang terburuk. Asura yang terburuk ini akan membuat mereka bertengkar dengan orang lain. Jenis Asura yang jelek hanya membuat kita minum, merokok, dan lain-lain.
Makhluk Asura tidak hanya memanfaatkan orang yang berlatih Kebenaran, tetapi juga orang awam. Makhluk Asura yang paling buruk sangat menyukai mereka yang tidak menjalankan latihan secara murni atau berlatih dengan maksud yang tidak murni, sedangkan makhluk Asura yang lebih rendah hanya membuat mereka yang peka atau mempunyai mental yang lemah kecanduan rokok, minuman atau ganja, yang menghancurkan tubuh dan jiwa. Ini benar-benar manusia yang patut dikasihani, karena meskipun mereka tidak menyukai dan tidak melakukan hal ini, tubuh mereka dimanfaatkan oleh makhluk lain karena kelemahan sendiri.
Keadaan ini sering terjadi sehingga Anda terperangkap di dalam kesulitan jika Anda tidak cukup hati-hati. Makhluk Asura tersebut akan membuat Anda mempercayai bahwa mereka adalah para Buddha, Orang Suci. Pada mulanya manusia mempunyai kepandaian untuk menilainya. Kita akan merasa ragu. "Mengapa Buddha ingin menikmati hal-hal buruk tersebut? Buddha dan Orang Suci semestinya yang paling mulia, bijaksana, dan paling welas asih. Mengapa mereka mau mempunyai istri banyak, memakan daging hewan dan minum?" Tetapi saat itu makhluk Asura berusaha mengajukan alasan yang kuat untuk meyakinkan kita, dan karena tubuh kita dihuni, kita akan mempercayai mereka, sekali kita dikendalikan, kita tidak dapat melarikan diri dan kita akan mengerjakan apa saja yang mereka katakan. Kemudian kita akan kehilangan hak kita dan kita menjadi semakin lemah dan lemah, kehilangan kemampuan kita sendiri, sedikit demi sedikit sampai kita harus bergantung kepada mereka secara menyeluruh. Kita seperti tidak ada lagi, dan kemudian kita sendiri menjadi makhluk Asura.
Jika majikan tidak berada di dalam tubuh kita, tubuh ini tidak akan berguna bagi kita. Kita menyebutnya "majikan" kita, "jiwa" kita, "wajah asli" kita, atau "kebijaksanaan". Tanpa "majikan" atau "jiwa" ini, tubuh kita bukan lagi milik kita untuk digunakan; tubuh kita menjadi alat makhluk Asura.
Dunia ini penuh makhluk Asura dan makhluk lainnya, yang dapat Anda lihat jika Mata Kebijaksanaan kita terbuka. Banyak makhluk lainnya selain Anda, seperti dewa dan makhluk Asura, yang juga berada di sini mendengarkan khotbah saya. Bukanlah hanya tubuh jasmani saya, tetapi juga Guru Batin saya, Buddha dan Bodhisattva yang memberi Anda ceramah. Anda tidak dapat melihat semua ini karena Mata Kebijaksanaan Anda masih belum terbuka. Oleh sebab itu Anda mengira hanya Anda umat manusia yang berada di sini.
Ada banyak makhluk Asura, setan, dan iblis di dunia ini. Bukan "setiap orang" yang Anda lihat adalah manusia. Tetapi Anda tidak dapat membedakan siapa itu karena Mata Kebijaksanaan Anda masih belum terbuka. Pada waktu Anda dapat melihat semua ini, Anda mungkin akan takut karena Anda akan mengetahui orang yang bukan merupakan manusia lagi.
Kadang makhluk Asura tidak hanya mengusik kita secara langsung, tetapi juga menggunakan keluarga kita untuk menyusahkan kita. Sebagai contoh, ketika kita ingin berlatih rohani mereka mungkin akan mengganggu kita, dan jika mereka tidak berhasil dengan cara ini, mereka akan mencoba menggunakan anggota keluarga kita untuk mengganggu dan menghalangi kita berlatih. Semua ini karena pengaruh dari Asura. Meskipun makhluk Asura dari tingkatan tinggi masih termasuk di dalam Tiga Dunia. Saya tidak mau menyebutkan dengan istilah "surga yang tidak ada proses berpikir ataupun tidak ada proses tidak berpikir" atau istilah-istilah Buddhis lainnya. Sangat sulit. Saya ingin membuatnya sederhana, sehingga saya hanya mengatakan alam pertama, alam kedua, alam ketiga dan sebagainya. Akan membuat Anda lebih mudah mengerti.
Alam pertama dipenuhi makhluk Asura, alam kedua untuk orang yang mempunyai pengetahuan yang lebih luas dan kelakuan yang lebih baik sewaktu masih hidup. Di alam kedua masih banyak tingkatan yang berbeda, penjelasannya dapat Anda temukan di dalam sutra Buddhis. Jadi saya tidak mau menghabiskan waktu Anda di sini. Jika Anda ingin mengetahui nama tingkatannya, Anda dapat melihatnya di dalam kamus istilah Buddhis, atau sutra Buddhis.
Karena di alam kedua banyak tingkatan yang berbeda, beberapa makhluk di dunia ini tidak begitu ramah, yang akan mempersulit kita ketika kita berlatih mencapai tingkatan yang lebih tinggi, seperti tingkatan alam kedua. Mereka lebih perkasa dari Asura, jadi gangguan yang mereka timbulkan juga lebih besar. Sangat sulit untuk mencapai alam kedua, tetapi lebih sulit menemui Buddha dan Bodhisattva, karena semua pintu sepanjang jalan dihalangi oleh bermacam-macam makhluk yang menyulitkan, yang tidak mengizinkan kita untuk melewatinya.
Tentunya, makhluk-makhluk Asura juga memiliki beberapa kekuatan gaib. Mereka mungkin meminjami kita kekuatan "mata dewa". Mereka mempunyai kemampuan ini karena mereka tidak mempunyai tubuh jasmani, oleh karena itu tidak terikat olehnya dan lebih bebas dari kita, mereka dapat terbang bebas dan cepat. Mereka dapat melihat makhluk yang tidak terlihat karena mereka sendiri tidak terlihat juga. Mereka dapat melihat lebih jelas daripada kita, jadi kadang-kadang mereka dapat membaca pikiran manusia dan meramalkan beberapa hal. Tetapi ini tidak berguna. Jika suatu hari mereka pergi, kita akan kembali seperti semula, tidak mengetahui sesuatu yang istimewa, atau bahkan menjadi lebih bodoh, lebih lemah dari sebelumnya karena kita telah lupa bagaimana menggunakan tubuh jasmani. Setiap kali mereka ingin menggunakan tubuh kita, mereka mendorong jiwa kita ke samping seperti jika kita meninggal; jiwa kita berdiri di samping dan mengetahui apa yang terjadi, tetapi kita tidak dapat mengendalikannya karena tubuh kita di bawah kekuasaan mereka.
Baru saja saya berkata banyak orang sensitif yang dikuasai oleh roh jahat karena mereka lebih bodoh dan mempercayai orang dengan mudah. Secara pasti orang-orang ini akan digunakan Asura. Jenis manusia yang lain, yang akan dimanfaatkan oleh Asura adalah: praktisi Kebenaran tanpa seorang guru yang baik untuk membimbing mereka, yang tidak mempunyai metode yang baik untuk melindungi mereka, atau mempunyai motif berlatih yang tidak murni. Mereka bertujuan memiliki kekuatan gaib sehingga bisa mendapatkan ketenaran, kekayaan, pujian, dan lain-lain. Makhluk Asura akan gembira akan hal ini. Mereka akan menggunakan keserakahan orang-orang ini dan menunjukkan kepada mereka beberapa kekuatan gaib untuk membuat mereka mempercayai bahwa mereka adalah Buddha atau Bodhisattva yang datang untuk mendidik manusia. Mereka akan berkata, "Saya telah datang untuk mendidikmu karena saya melihat Anda begitu ingin berlatih Kebenaran." Mereka juga berkhotbah, memberi tahu Anda banyak hal serta mengajak Anda ke alam yang palsu untuk bersenang-senang.
Jadi, hal terpenting bagi latihan Kebenaran adalah kita harus memiliki cita-cita luhur. Cita-cita luhur yang dimaksudkan adalah mencari kebebasan kita sendiri dan juga kebebasan makhluk hidup lainnya dari lingkaran kehidupan dan kematian. Di samping tujuan yang luhur dan murni, latihan yang aman dan benar memerlukan metode yang tertinggi serta Guru Sejati. Bukannya hanya latihan menghitung napas, itu hanyalah teknik dasar. Seperti yang baru saja saya kemukakan, seorang praktisi yang mendambakan kekuatan gaib akan diajak oleh "buddha" yang merupakan samaran makhluk Asura dan diajak ke alam palsu seperti "tanah suci barat" yang palsu. Makhluk Asura mempunyai kemampuan imajinasi, terutama mereka yang memiliki lebih banyak pahala kebajikan, yang dapat menciptakan alam palsu. Mereka mencontoh sebagian kecil dari Tanah Suci Barat agar orang itu bisa melihat-lihat. Sebagai manusia awam yang belum pernah ke Tanah Suci Barat yang sebenarnya, dia tidak mengetahui apakah yang dilihatnya itu sejati atau palsu. Sama halnya seperti kita dihipnotis atau kita sedang mabuk. Kita menyetujui apa pun yang dikatakan orang lain, tidak mempunyai kebijaksanaan dan otak kita sendiri untuk menilainya. Kita tidak menyadari apakah yang kita lihat Buddha atau bukan, kemudian kita bersujud kepadanya, bahkan kita tidak berani mendekatinya karena takut mungkin melakukan suatu hal yang tidak menghormati Buddha. Kemudian bagaimana cara kita membedakannya?
Buddha palsu akan berkata, "Anda sekarang adalah Buddha atau Bodhisattva, Orang Suci dan sebagainya, dan Anda mempunyai tugas untuk memberikan pelajaran kepada orang lain." Mereka akan mengajarkan kita sebuah metode dan memberi tahu apa yang patut kita lakukan. Oleh karena itu, kita melihat begitu banyak "guru" juga dapat membuat orang merasakan beberapa "tanggapan". Orang-orang ini merasakan diri mereka melompat, bergetar, atau melakukan beberapa mudra tangan. Mereka dapat mendengarkan beberapa suara atau mereka dapat meramal yang akan terjadi besok atau lusa. Makhluk Asura dapat menyembuhkan beberapa penyakit yang ringan-ringan saja, karena kekuatan mereka terbatas. Kemudian orang-orang semakin mempercayai dan akan melakukan apa saja yang disuruhnya.
Kadang Asura akan membuat piring terbang (UFO) dan mengajak kita menumpanginya untuk jalan-jalan. Kemudian kita mengira mereka dari "surga", tetapi sebenarnya hanyalah makhluk Asura dengan UFO yang membawa kita ke dunia Asura. Karena dunia tersebut juga sangat indah, kita akan gampang salah menyangka Surga atau Nirwana pada saat kita berada di sana. Kita tidak dapat membedakannya. Dunia mereka ratusan kali lipat lebih indah daripada dunia kita, dengan wanitanya yang sangat cantik. Oleh karena itu, jika kita tidak mempunyai seorang Guru Sejati untuk membimbing kita, kita akan tersesat, apakah kita sendiri sampai di sana atau makhluk Asura yang mengajak kita ke sana. Ketika kita melihat pemandangan yang indah, kita akan merasa bahwa dunia itu sungguh mengagumkan dan sekali kita mempercayai mereka, mereka akan mengantar kita ke sana setelah kita meninggal.
Jika kita tidak mempunyai pahala kebajikan ketika kita masih hidup, kita akan pergi ke neraka segera setelah meninggal dunia. Mereka yang mempunyai sedikit pahala kebajikan akan pergi ke "neraka kelas satu", surga di dunia Asura. "Neraka kelas dua" merupakan neraka yang sebenarnya, tetapi sebenarnya keduanya adalah neraka karena kondisi itu masih berada di dunia Asura. Bahkan di dunia Asura, kita dapat mempunyai masa kehidupan yang panjang, katakanlah sampai seribu atau dua ribu tahun, bahkan jutaan tahun. Ini akan membuat kita merasa bahwa itu dunia yang utama, alam abadi, atau Tanah Suci Barat, tidak menyadari masih adanya alam-alam yang lebih tinggi.
Beberapa orang berpikir bahwa mereka sudah mencapai tingkatan Buddha setelah berlatih beberapa waktu, mereka mengatakan, "Semua Buddha telah datang untuk memberi pelajaran kepada saya," tetapi kenyataannya tidaklah semudah itu untuk menemui Buddha. Kita harus berlatih dengan tekun, hati yang tulus, murni, begitu murni seperti kristal yang transparan tanpa noda sedikit pun. Tetapi meskipun Anda dengan tulus ingin berlatih kebebasan, kebijaksanaan sempurna untuk membebaskan makhluk hidup, pertama-tama Anda masih harus menemukan seorang Guru Sejati yang masih hidup. Hanya setelah mengikuti-Nya berlatih selama beberapa tahun Anda mungkin akan melihat satu atau dua Buddha. Beberapa orang mengira bahwa latihan itu mudah pencapaiannya karena mereka dapat melihat "Buddha" setiap saat mereka kehendaki. Mungkin mereka mengira bahwa mereka lebih istimewa, tetapi ini mustahil. Bahkan jika kita ingin menjadi seorang dokter, kita harus menghabiskan waktu yang lama untuk belajar dengan tekun agar berhasil. Jika kita ingin menjadi guru, kita harus belajar kepada beberapa guru lainnya selama beberapa tahun sampai kita mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk menjadi guru yang berkemampuan. Tidak menjadi masalah ilmu apa yang Anda pelajari, tetap harus bekerja keras dalam waktu yang lama. Bahkan tidaklah mudah mempelajari pengetahuan keduniawian, apalagi belajar menjadi Buddha. Jadi bagaimana mereka dapat mencapainya begitu cepat? Orang semacam ini berpikir bahwa hukum alam tidak berlaku bagi mereka, tetapi mereka salah. Semua makhluk di dunia ini, siapa pun mereka, harus mengikuti hukum alam. Bahkan tidak terkecuali Buddha Shakyamuni.
Itulah sebabnya Buddha Shakyamuni berkata bahwa kita, mulai dari Buddha sampai semua makhluk hidup, semua mendapatkan manfaat dari empat pemelihara kita: tanah air dan pemerintahannya, orang tua, pasangan dan teman, dan guru. Selama kita hidup di dunia ini, tidak menjadi masalah apakah kita Buddha, Bodhisattva, atau makhluk hidup, kita berhutang budi kepada empat pemelihara ini. Orang yang berlatih Kebenaran tidak terkecuali. Kita harus bersyukur, kita harus menghormati hukum alam, kalau tidak, kita hanya mengundang masalah. Baik Buddha Shakyamuni maupun Yesus Kristus mengajarkan kita untuk selalu mengutamakan "kebaikan". Tanpa kebajikan atau welas asih, seseorang tidak pantas melakukan latihan rohani apa pun, bahkan jika berlatih pun ia hanya akan menjadi "Buddha tanpa kebajikan". Orang semacam itu sudah tidak disenangi di dunia ini, jadi bagaimana mungkin mereka diizinkan masuk ke Tanah Suci Barat dan menjadi Bodhisattva yang "tidak mempunyai kebajikan"? Di dalam Sutra Surangama disebutkan secara jelas bahwa seseorang yang berlatih Kebenaran yang makan daging atau minum minuman keras paling tinggi hanya akan menjadi Raja Kegelapan. Ia tidak akan menjadi Bodhisattva apa pun.
Ini hanyalah salah satu contoh. Orang-orang yang menjalankan latihan yang tidak baik, berpikir bahwa mereka lebih tinggi dari hukum alam, jadi tidaklah menjadi masalah bagi mereka makan daging makhluk lainnya, memiliki suami atau istri lebih dari seorang, berbohong, menipu orang lain, mengumpulkan banyak persembahan. Mereka mengaku telah mencapai tingkatan Buddha dan kelakuan mereka tidak dipengaruhi oleh hukum alam semesta.
Jika Anda telah mencapai kebebasan, Anda masih harus menaati perintah/pantangan dengan disiplin. Hanya dengan menghormati hukum ini Anda dapat mencapai kebebasan abadi. Meskipun Buddha atau Bodhisattva, jika Mereka kehilangan Kebenaran atau kebajikan, Mereka akan jatuh lagi. Sebagai contoh, seorang presiden adalah wakil tertinggi dari sebuah negara, tetapi jika ia melakukan tindakan kriminal, bukankah ia akan ditangkap oleh polisi, dihakimi oleh undang-undang dan dipenjarakan? Ia tidak dapat melakukan apa pun yang diinginkannya meskipun ia seorang presiden. Demikian pula halnya bagi para Buddha dan Bodhisattva.
Kadang karena keadaan pribadi Anda, Anda tidak dapat menjalankan pola makan vegetarian, atau Anda tidak dapat mematuhi aturan latihan karena Anda berpikir bahwa Anda hanyalah seorang manusia awam. Dalam hal ini saya dapat mengerti keadaan Anda, karena Anda tidak melakukannya dengan sengaja. Tetapi Anda tetap tidak dapat menghindari halangan karma yang telah Anda buat. Apakah Anda melakukannya dengan sengaja atau tidak, hukum karma diatur sedemikian sehingga setiap perbuatan akan menimbulkan akibat. Alasan-alasan seperti suami atau istri Anda menentang latihan Anda, dan tidak mau memasakkan makanan vegetarian untuk Anda, dan tidak ada tempat bagi Anda untuk makan hidangan vegetarian dan sebagainya dapatlah dimengerti karena hal yang demikian dapat terjadi.
Tetapi, beberapa orang yang makan daging, minum arak, mengumbar nafsu mereka, masih berpikir mereka adalah Buddha. Ini tidaklah mungkin. Orang-orang yang saya singgung tadi masih dapat mengaku bahwa mereka bukanlah praktisi Kebenaran yang berhasil karena mereka tidak dapat melakukan vegetarian secara murni atau tidak mematuhi aturannya karena kondisi keluarga mereka atau pekerjaan mereka. Sedangkan orang yang lainnya berpikir bahwa mereka dapat makan apa pun dan melakukan apa saja yang diinginkannya. Mereka mengumbar nafsu seksnya, mereka membunuh, makan daging, minum arak, menipu, dan melakukan segala macam hal. Tetapi mereka masih berpikir bahwa mereka adalah Buddha. Bagaimana bisa ada Buddha semacam itu? Bahkan kita tidak menyambutnya, apalagi menyembahnya sebagai "Buddha" dan menghormatinya sebagai "guru" kita! Itu sungguh tidak masuk akal.
Banyak orang telah mengakui bahwa mereka adalah praktisi Kebenaran, tetapi tidak satu pun dari mereka yang menjadi Buddha. Itu karena mereka tidak benar-benar memahami hukum alam semesta dan dipengaruhi oleh makhluk Asura yang mengatakan, "Saya adalah Buddha ini dan itu, yang datang untuk mengajar Anda. Sekarang Anda telah mencapai tingkatan Buddha, Anda tidak perlu lagi menghiraukan hal-hal sepele. Dalam latihan untuk Kebenaran Sejati Anda seharusnya tidak terlalu terikat." Mereka akan berbicara dengan cara ini agar orang berpikir bahwa kita sendiri agung, bahwa tingkatan kita sudah sangat tinggi sehingga kita tidak perlu menghiraukan hukum alam semesta. Akan benar-benar membawa masalah jika kita berpikir dengan cara ini. Oleh karena itu, seorang pencari Kebenaran tanpa kebijaksanaan yang cukup akan mudah dikelabui dan tidak dapat menghindari halangan yang sangat besar dari Maya. Ia tidak akan dapat menghindar meskipun ia ingin melakukannya. Roh-roh iblis akan menariknya kembali dan meletakkan sebuah "batu" besar di jalan untuk menghalanginya bebas. Bimbingan dari seorang Guru yang baik, seorang Guru Sejati yang masih hidup sangatlah mutlak dibutuhkan, karena pertama, Ia akan mengajarkan kita aturan dasar dan tingkah laku moral yang diperlukan di dalam latihan. Ia akan menyuruh kita agar mempunyai hati yang murni, cita-cita yang luhur, sehingga kita tidak akan tersesat dan dikelabui oleh roh-roh iblis.
Kedua, ketika kita melihat Guru batin kita sewaktu meditasi, kita akan mengenalnya karena kita telah mengetahuinya. Bentuk-Nya yang bersinar akan muncul di hadapan kita, terlihat sama seperti tubuh jasmani-Nya. Jika kita tidak mempunyai seorang Guru yang ada pada saat ini dan kita melihat Guru masa lalu pada saat kita bermeditasi, muncul untuk mengajak kita ke suatu tempat atau mengajar kita, kita tidak akan dapat mengenali-Nya apakah Guru ini Guru masa lalu yang sebenarnya atau bukan, karena kita tidak pernah melihat-Nya. Buddha Shakyamuni meninggal dua ribu lima ratus tahun yang lalu, dan Yesus Kristus sekitar dua ribu tahun yang lalu. Kita mengetahui Mereka hanya dari gambar atau foto yang berasal dari imajinasi generasi berikutnya. Jadi, jika kita melihat Mereka sewaktu bermeditasi, kita tidak dapat membedakan apakah Mereka sejati atau bukan. Sedangkan kita dapat mengenali bentuk cahaya Guru kita yang sekarang karena kita mengetahui-Nya.
Ketika kita bermeditasi dan pergi ke dunia yang lebih tinggi, kita akan melihat Guru kita di sana. Jika kita mendapat masalah apa pun, Ia akan membantu kita untuk mengatasinya, Ia akan mengajak kita ke dunia yang lebih tinggi, kita benar-benar akan melihat Guru zaman dahulu yang telah mencapai Pencerahan. Kalau tidak, kita hanya akan melihat yang palsu, jika kita berlatih secara buta tanpa bimbingan yang benar, karena kita tidak mengetahui bagaimana rupa Yesus atau Shakyamuni ketika Mereka ada di dunia ini. Di dunia Asura banyak contoh-contoh palsu tersebut.
Itulah sebabnya di sepanjang jalan menuju Pencerahan, kita memerlukan Guru Sejati yang masih hidup untuk membimbing kita. Ketika kita pergi melewati dunia Asura, Guru akan memberi tahu kita apa yang seharusnya tidak kita lihat, atau ia akan menutupi pemandangan yang tidak baik untuk kita lihat, kemudian kita akan melihat kegelapan yang luas atau Cahaya seperti saat penglihatan kita ditutupi tirai. Dengan cara ini Guru menolong kita melewati dunia Asura dan setelah itu Guru akan menyingkap "tirai" tersebut. Guru harus melakukan hal itu, kalau tidak, sebelum kita mempunyai kekuatan yang cukup untuk mengatasi ilusi, kita akan terpesona oleh pemandangan dunia Asura yang lebih indah daripada dunia kita, kita akan mengira bahwa itulah tujuan kita dan ingin tinggal di sana, dan pada saat kita tertarik akan hal itu, kita tidak akan mempercayai Guru kita lagi meskipun Beliau memberi tahu kita Kebenaran. Makhluk Asura akan berkata, "Guru Anda tidaklah pandai. Datanglah kepada saya dan saya akan membawa Anda ke Buddha Amitabha." Dengan cara ini mereka akan merayu dan mengelabui kita dan akan sangat terlambat saat kita sadar telah dikelabui.
Oleh karena itu, ketika Anda berlatih metode sejati sangatlah mungkin Anda tidak melihat dunia apa pun dengan segera, karena Guru Anda tidak akan mengizinkan Anda melihatnya, jika itu dunia yang rendah. Tetapi Anda akan melihat buktinya seperti beberapa sinar atau sebuah jalan untuk memberi tahu di mana Anda berada meskipun Anda tidak dapat melihat keseluruhan dunianya. Tidaklah bermanfaat bagi kita melihat dunia rendah ini, yang hanya memancing kita dan membuat kita tersesat dan terjebak. Sekali Anda tertarik akan dunia mereka, mereka akan menyesatkan kita dan menggunakan semua tipu muslihat untuk membuat kita mempercayai mereka sampai akhirnya Anda akan menjadi anak buah mereka!
Kita harus mengetahui bahwa meskipun kita benar-benar melihat Buddha secara batin, tidaklah perlu begitu bergembira karena ini bukanlah yang tertinggi. Anda harus melewati tingkatan "suara dan bentuk" untuk menemui keagungan Anda yang sejati. Ketika masih ada suara dan bentuk, "Buddha", "Aku", masihlah ada perbedaan dari kedua hal itu; masih ada tingkatan "Aku" melihat "Buddha", yang berarti masih belum "Saya adalah Buddha". Oleh karena itu, ketika Anda melihat Buddha atau Guru Anda ketika bermeditasi, itu karena Guru ingin membimbing Anda ke tingkatan yang lebih tinggi.
Setelah Anda berlatih beberapa saat dan mencapai tingkatan tertentu, Anda akan merasakan bahwa Anda sudah mencapai sebuah langit-langit yang tidak mungkin Anda tembus. Pada saat itu tidak seorang pun yang dapat menolong Anda kecuali Guru Anda sendiri. Ia akan menarik Anda ke atas melalui halangan tersebut kemudian Anda dapat meneruskannya lagi.
Itulah sebabnya bimbingan dari seorang Guru Sejati diperlukan. Bukan sesuatu yang perlu dibanggakan jika Anda dapat melihat Guru muncul sewaktu bermeditasi, kemudian membawa Anda ke dunia yang lebih tinggi, karena pada saat itu Anda masih mempunyai konsep bahwa "Saya mempunyai Guru", "Saya mengagumi Guru". Anda masih belum berada pada tingkatan tertinggi, keadaan yang tertinggi. Sebelum kita dapat mengenali bahwa kita sendiri adalah Guru Sejati, kita harus mempunyai Guru Sejati untuk membimbing kita di sepanjang jalan. Jadi, di dalam sekte Zen mereka mengatakan, "Babatlah siapa pun yang kita lihat sewaktu meditasi kita, apakah ia Buddha atau Maya." Tetapi kebanyakan orang hanya dapat mengulangi pepatah ini dan tidak mengalaminya secara nyata. Mereka mengira bahwa "tidak berkeinginan menjadi Buddha atau berdoa tanpa mengharapkan apa pun" adalah hebat, tetapi itu bukanlah arti pepatah tersebut. Anda tidak dapat memenuhi pepatah "Babatlah Buddha" jika Anda sendiri tidak memiliki pengalaman yang sama. Jika Anda belum melihat Buddha, apakah yang Anda "babat"? Seseorang "membabat Buddha" karena ia ingin mencapai tingkatan yang lebih tinggi.
Di India, ada seorang praktisi Kebenaran yang sangat terkenal, yang telah membina dirinya selama puluhan tahun sebelum ia menjadi seorang Guru Agung. Sebelum ia mencapai tingkatan Buddha dan mencapai "tubuh intan yang tidak dapat dihancurkan" yaitu kebijaksanaan sempurna, ia sering memuja patung dewi, seperti kita memuja Bodhisattva Avalokitesvara di sini. Ia sangat menghormati patungnya dan rindu akan perwujudan dari patungnya. Jadi setelah beberapa saat impiannya menjadi kenyataan; patungnya menjadi hidup dan ia dapat berbincang-bincang dengan dewi itu setiap hari. Setiap kali ia pergi ke kuil, patungnya akan berjalan turun, berbicara dengannya dan mengajarinya. Ia sangat menyukai dewi itu sehingga ia menjadi sangat akrab dengannya. Tetapi kemudian ia menemui gurunya dan setelah mendengarkan ajaran gurunya ia mengetahui bahwa tingkatannya masih rendah.
Sebagai contoh, jika kita sangat menyukai Bodhisattva Avalokitesvara, Yesus Kristus, atau Santa Maria, suatu hari kita mungkin dapat berkomunikasi dengan Mereka. Kita mungkin melihat Mereka, berbicara dengan Mereka dan sebagainya. Kemudian kita akan berpikir itu sangat menakjubkan. Tetapi betapa pun kita sangat dekat dengan Mereka atau mengagumi Mereka, ini hanyalah hal eksternal saja. Melihat Mereka tidak dapat menolong kita menemui Diri Sejati kita, tidak membuat kita menyadari kekuatan atau hak yang kita miliki semula, atau menyingkapkan pada kita Kebenaran alam semesta. Kita tidak memperoleh satu pun dari hal-hal ini.
Setelah orang India, praktisi Kebenaran itu menemui gurunya, ia mengetahui dengan segera bahwa apa yang dilihat sebelumnya bukanlah yang tertinggi. Kemudian ia mencoba berlatih metode yang diajarkan gurunya dengan sangat tekun dan mengalami kemajuan pesat. Tetapi setiap kali pada tingkatan tertentu, ia akan berhenti dan tidak mampu mendobrak untuk melewatinya karena setiap kali ia akan melewati tingkatan itu, dewi yang dulu ia kagumi akan menghadangnya dan tidak mengizinkannya untuk lewat. Dalam waktu yang lama, ia tidak dapat mengatasi halangan "suara dan bentuk" ini. Suatu hari ia mengeluh kepada gurunya tentang hal ini. Gurunya berkata dengan marah, "Mengapa tidak?" dan mengambil batu runcing, menekan ke tengah dahinya dengan batu itu sehingga berdarah. Orang awam akan mengira gurunya sangatlah kejam dengan melakukan hal ini yang sepertinya hendak membunuh muridnya, tetapi hal itu memberi hasil seketika bagi murid itu karena kemudian dia tahu bagaimana mengatasi ilusi dewi tersebut. Sejak saat itu ia bermeditasi dengan sepenuh hati. Ketika ia melihat dewi itu muncul kembali ia membabatnya menjadi dua bagian dengan "Pedang kebijaksanaan." Akhirnya ia mengatasi masalah ini. Mungkin kedengarannya mudah, tetapi tidaklah demikian. Anda tidak dapat membayangkan bagaimana rasanya kalau tidak mengalaminya sendiri.
Seorang Guru Sejati tidak akan mengajar kita berlatih pada pusat yang rendah di tubuh kita. Banyak pusat di tubuh kita yang dapat dikembangkan yang disebut "Chakra". Kita bisa mendapatkan tenaga yang banyak dari pengembangan bagian lebih bawah dari perut, jantung kita, atau hidung, dan sebagainya, tetapi ini bukanlah pusat yang menuju ke tempat tertinggi. Jika kita memulai latihan dengan pusat-pusat di bawah Mata Kebijaksanaan tidaklah mudah bagi kita untuk mencapai tingkatan alam yang lebih tinggi, karena kita akan terbiasa mengonsentrasikan "pikiran" pada pusat-pusat yang lebih rendah tersebut. Karena itu, para Guru Sejati tidak akan mengajarkan kita untuk memusatkan perhatian pada pusat-pusat yang lebih rendah. Semua pusat di bawah Mata Kebijaksanaan kita adalah sistem pembuangan dan mereka semua kelihatan sangat kotor. Tingkatan yang dapat Anda capai dengan berlatih pada sistem pembuangan masih dalam lingkaran "kelahiran, keberadaan, keruntuhan, dan kehancuran" yang tidak ada habisnya dan tidak kekal.
Kita sering mendengar bahwa banyak metode berlatih tetapi kita tidak mengetahui mana yang terbaik. Banyak orang mengaku bahwa mereka adalah guru yang tertinggi, sebagian dari mereka berlatih mengendalikan pernapasan dan yang lain mengembangkan pusat bagian bawah perut dan sebagainya. Mereka juga mendapatkan sesuatu, tetapi bukanlah hal yang kekal. Hal ini akan kita ketahui jika kita melihat kitab suci, atau akan mengetahui bahwa metode-metode ini bukan yang tertinggi, setelah kita sendiri berlatih Kebenaran beberapa saat lamanya.
Praktisi yang bertingkatan tinggi tidak menonton TV, tidak pergi ke bioskop, atau mendengarkan musik dan sebagainya. Tahukah Anda mengapa demikian? Karena kita sudah terlalu banyak memperhatikan dunia luar. Setiap hari kita membuka mata dan melihat keindahan dunia, telinga kita juga mendengarkan bermacam-macam suara. Tidak mudah bagi kita untuk "mendengarkan ke dalam Sifat Sejati kita", untuk memusatkan perhatian kita ke dalam alam batin kita. Jika kita masih suka menikmati musik duniawi, perhatian kita akan makin terpecah. Jika kita ingin berlatih untuk yang tertinggi, kita harus meningkatkan pikiran kita dan menariknya ke dalam diri kita. Kita harus melakukan "latihan ke dalam". Oleh karena itu praktisi agung tidak mendengarkan musik-musik duniawi atau menginginkan kesenangan duniawi apa pun karena sangat sukar menarik pikiran kita ke dalam, sangat mustahil jika mereka masih menyukai musik luar, yang akan mengalihkan perhatian mereka lagi!
Baru saja saya katakan kepada Anda, banyak orang yang mengembangkan pusat-pusat di bawah Mata Kebijaksanaan mereka, yang hanya termasuk dalam tingkat "kelahiran, keberadaan, keruntuhan, dan kehancuran." Keadaan tersebut tidaklah abadi. Apakah Anda mengetahui bagian yang mana dari tubuh kita terdapat kebijaksanaan? Pertama-tama jika kita mengesampingkan kebijaksanaan atau kekuatan gaib, bukankah bagian yang paling berguna dari tubuh kita adalah otak? Apapun yang kita pikirkan, kita menggunakan otak kita. Kita harus menggunakan otak kita untuk memecahkan masalah atau mengatasi masalah. Karena itu jika kita menempatkan kesadaran kita, yang paling penting ini, pada pusat yang lebih bawah, yang terdapat di bawah otak kita, apakah itu masuk akal?
Sebagai contoh, ketika kita mempunyai masalah untuk dipecahkan, bukankah kita mengerutkan dahi dan memusatkan kesadaran kita di sini? [Guru menunjuk ke pusat di dahi-Nya.] Kadang-kadang jika kita menggunakan otak kita terlalu banyak, kemudian kita tidur terlentang dan membiarkan darah mengalir ke otak kita dan setelah itu kita dapat melanjutkan berpikir lagi. Otak kita sangat penting, di dalamnya terdapat kebijaksanaan kita yang terletak di beberapa susunan tertentu dari otak kita, yang memungkinkan kita untuk berpikir. Kita mempunyai kemampuan ini secara alami. Tetapi beberapa orang memusatkan kesadaran mereka pada hidung, tenggorokkan, jantung, bagian lebih bawah perut, atau pada alat kelamin kita. Bukankah menurut Anda mereka mengerjakan hal yang terbalik?
Di dalam sutra Buddhis disebutkan bahwa seseorang yang mati akan menjadi setan kelaparan jika perutnya adalah bagian terakhir yang masih hangat. Apabila jantungnya yang demikian, ia akan lahir lagi menjadi manusia, jika lututnya, menjadi seekor hewan. Apabila dahinya, menjadi dewa; dan jika di atas kepalanya yang menjadi dingin paling akhir, ia telah pergi ke Tanah Suci Barat. Kemudian mengapa kita tidak memulai latihan dari dahi daripada membiarkan kesadaran kita ke pusat yang lebih rendah? Pada mulanya kita menaruh kesadaran kita di sini [Guru menunjuk pada Mata Kebijaksanaan-Nya] untuk berpikir, tetapi mengapa sebaliknya kita membiarkan kesadaran kita pergi ke bagian yang lebih rendah jika kita ingin berlatih untuk mencapai kebijaksanaan yang tertinggi? Perut kita digunakan untuk mencerna makanan, dan jantung kita digunakan untuk membantu mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Beberapa orang bahkan berlatih dengan alat kelamin mereka! Apakah manfaatnya melakukan itu semuanya? Alat kelamin tidak dapat berpikir apa pun tetapi hanya dapat memberikan keturunan dan membuang kotoran.
Bagaimanapun, di India, Formosa, dan Amerika banyak orang berlatih dengan pusat ini. Itu karena mereka tidak benar-benar mengerti apakah Kebenaran tersebut, mereka tidak mengetahui bagaimana berlatih dengan benar, jadi mereka hanya memulai dengan pusat ini yang kelihatannya memberikan suatu kebahagiaan. Setelah mendengar bahwa "Buddha ada di hati kita" beberapa orang mulai berlatih dengan jantung, yang sebenarnya hanyalah anggota tubuh untuk sirkulasi darah dan tidak dapat berpikir apa pun. Mereka yang ingin mengembangkan bagian bawah perut mereka bahkan mungkin dapat berakhir "dicerna oleh perut mereka" [Tertawa]. Mereka mengikuti perut mereka ke bawah. Berlatih dengan hidung juga sama. Kita mengetahui apakah gunanya hidung kita. Lidah harus digunakan untuk makan sayuran, untuk memakan hidangan vegetarian, tetapi sebagian orang meletakkan daging kotor di atasnya, sebagian menggunakannya untuk minum, dan sebagian menggunakannya untuk bergosip tentang hal-hal yang tidak berguna dan menabur ketidakharmonisan. Lidah tidak dapat berpikir, tanpa otak bahkan tidak dapat bergerak. Tanpa otak, makanan tidak dapat dicerna di dalam perut, dan jantung akan berhenti berdenyut. Ketika seseorang meninggal dunia, tubuh dan anggota tubuhnya seperti mata, telinga, jantung, perut masih ada di sana, tetapi mereka berhenti bekerja. Mengapa? Semata-mata karena "Majikan" mereka telah pergi.
Karena itu berlatih harus dimulai dari otak. Otak kita sesungguhnya bagian tubuh yang lebih tinggi. Jika seseorang mengabaikan ini dan memaksanya untuk pergi ke pusat yang lebih rendah, hasilnya semua akan dikeluarkan bersama dengan semua sayuran, arak, dan daging, dan siapa pun akan berkurang dan semakin sedikit otaknya. Kemudian bagaimana dia bisa mendapatkan kebijaksanaan dari berlatih. [Tertawa].
Sebagian orang berlatih metode mengendalikan napas. Tetapi tanpa otak, kita tidak dapat bernapas, dan setelah kita meninggal tidak ada lagi pernapasan, juga tidak ada pernapasan sebelum kita dilahirkan. Karena itu pernapasan sama sekali bukanlah sesuatu yang abadi. Beberapa orang berusaha mengendalikan napas mereka, menarik napas sampai perutnya kembung, kemudian mengeluarkan napasnya. Andaikata otaknya mati, kita tidak dapat mengendalikan napas kita. Jika sesuatu tergantung dari otak mengapa kita tidak memulai latihan langsung pada otak? Kita membuat otak kita begitu letih karena ia harus mengendalikan perut, hidung, jantung, kelamin, dan pernapasan. Mengapa kita tidak secara langsung dan segera memanfaatkannya dengan baik? Mengapa kita membuatnya bekerja keras dan sia-sia? Kita hanya menyuruhnya bekerja, tetapi kita tidak benar-benar memanfaatkannya dengan baik, itulah letak masalahnya.
Jika kita ingin membina diri kita untuk kebijaksanaan yang agung, kita harus bergantung pada otak kita. Orang awam hanya menggunakan sebagian kecil otak mereka. Kita sering mengatakan bahwa praktisi Kebenaran yang agung mempunyai kebijaksanaan agung karena mereka mengetahui bagaimana menggunakan otak mereka dengan lebih banyak, beberapa dari mereka dapat mengembangkan fungsi otaknya secara menyeluruh untuk mengetahui sesuatu, seluruh ciptaan di alam semesta ini, orang ini kita sebut Buddha, atau Orang Suci/Guru Sejati, dan sebagainya. Untuk menjadi Buddha sebenarnya bukanlah sesuatu yang misterius. Karena mereka lebih banyak mengembangkan otak mereka, sedangkan kita menggunakan begitu sedikit; jadi kita bodoh dan mereka bijaksana.
Beberapa orang menyebut otak dengan "kebijaksanaan", beberapa menyebut "jiwa", otak terdapat pada pusat dahi kita. Jika kita ingin berlatih untuk mencapai Pencerahan sempurna, kita harus melupakan semua pusat di bawah dahi, dan juga pengendalian napas yang tidak permanen. Kita harus memulai hanya dengan Mata Kebijaksanaan kita. Sedangkan "apa" yang dilatih, Anda akan mengetahuinya hanya setelah inisiasi. Hari ini saya hanya memberikan ceramah, bukan inisiasi, jadi Anda tidak dapat memahaminya. Ceramah hanyalah untuk pegangan Anda, tetapi setelah inisiasi, Anda akan mengerti dengan segera. Di dalam proses inisiasi saya tidak berbicara! Berbicara tidak perlu pada waktu itu. Meskipun saya tidak berbicara, saat itu adalah yang terkuat dan paling berguna bagi Anda untuk meraih manfaat yang terbaik. Saya telah berbicara banyak sekarang ini, tetapi Anda mungkin masih belum mendapatkan apa pun atau hanya memperolehnya sedikit sekali. Pada saat saya diam, adalah saat Anda seharusnya mendapat "Ajaran Sejati". Apa yang saya katakan hanyalah perkenalan, senda gurau, percakapan, perdebatan, atau untuk berteman.
Bagian tubuh kita yang paling berguna adalah Mata Kebijaksanaan. Kita sering mendengar pusat dahi kita disebut Mata Ketiga, Mata Kebijaksanaan, Mata Buddha, Mata Dharma, Mata Bodhisattva. Meskipun kita menyebutnya "mata" sebenarnya tidaklah ada mata; tetapi karena dapat melihat segalanya, kita masih menyebutnya "mata". Ia dapat melihat, meraba, dan mengerti serta mengetahui segalanya. Itulah sebabnya kita menyebutnya "Mata Kebijaksanaan". Jika Anda ingin menggunakannya, pertama-tama Anda harus membukanya dengan sebuah kunci. Kalau tidak, tidaklah akan berguna meskipun Anda mempunyainya.
Kita tidak menggunakan akal kita untuk berpikir tentang tingkat-tingkat yang lebih tinggi, kebijaksanaan kita secara otomatis mengetahuinya, tingkat-tingkat yang melampaui kapasitas otak kita. Kita tidak perlu berpikir tentang Buddha, Dharma, Sangha (para Bhiksu), tetapi secara alami mengalami arti Mereka yang sebenarnya. Ini situasi yang sejati tentang mempunyai kebijaksanaan. Tetapi sekarang kita belum menemukan kebijaksanaan, oleh karena itu kita harus berpikir, bahwa kita "ingin" menjadi Buddha, kita ingin melihat seperti apa dan bagaimana Buddha itu. Jika kita masih mengharapkan melihat semuanya ini, maka kita masih berada pada tingkatan ABC. Ketika kebijaksanaan kita benar-benar berkembang, kita dapat melihat semuanya secara alami tanpa berpikir, kita akan mengetahui semuanya tanpa mengharapkan, dan kita akan mengerti segalanya tanpa pegangan apa pun. Ini merupakan kebijaksanaan yang sejati. Kita semua mempunyai kebijaksanaan ini, tetapi kita tidak dapat menggunakannya karena masih belum terbuka. Kita tidak mengetahui di mana meskipun kita sudah memilikinya.
Tetapi seorang Guru Sejati mengetahuinya dan akan memberi tahu kita di mana dan bagaimana menggunakannya. Kita memakainya setiap hari sampai kita menggunakannya dengan sempurna, sampai semua "otak" atau "kebijaksanaan" secara keseluruhan merupakan milik kita; lalu kita mengatakan kita "mencapai tingkat Kebuddhaan." Sekarang saya telah memberi tahu Anda bahwa ada kebijaksanaan di dalam ini, tetapi Anda masih belum mengetahui bagaimana menggunakannya. Anda akan mengetahui ketika saya memberi Anda inisiasi. Tidaklah ada gunanya untuk membicarakannya dengan panjang lebar di sini. Ketika saya memberi Anda inisiasi, saya tidak perlu berbicara apa pun.
Saya dapat memberi tahu Anda bahwa tidaklah ada kebijaksanaan di pusat manapun di bawah dahi. Kebijaksanaan hanya terdapat di "Mata Ketiga" di tengah-tengah dahi. Anda tidak tahu ada kebijaksanaan di sini karena Anda tidak tahu bagaimana membukanya. Hanya seorang Guru Sejati, seperti seorang ahli membuka "Mata Kebijaksanaan" orang lain, dapat menggunakannya segera. Saat kebijaksanaan kita terbuka itu disebut "Pencerahan".
Minggu lalu seorang guru mengajak sekitar lima puluh murid SMP ke pusat meditasi kita. Meskipun hanya anak-anak remaja, mereka juga dapat mencapai Pencerahan. Saya membantu mereka sedikit, dan mereka semua mendapatkan pengalaman Pencerahan. Saya juga senang melihat anak kecil juga dapat berlatih metode itu. Jika "pintu" kita yang benar terbuka, anak kecil juga bisa mendapatkan pengalaman Pencerahan. Semua makhluk mempunyai kebijaksanaan. Hanya saja mereka tidak menggunakannya karena tidak terbuka. Sungguh sayang!