Kutipan ceramah Maha Guru Ching Hai “Kesempatan langka untuk Mendapatkan Tubuh Manusia” Paris, Prancis – Desember 2007
Manusia, sebelum mereka turun ke dunia ini, mereka semua berjanji bahwa, “Saya akan menjalani jalan Tuhan. Saya akan menjalani jalan kasih. Saya akan koreksi kesalahan saya dari kehidupan lampau. Saya takkan lakukan itu lagi. Saya akan melakukan kebalikannya. Saya akan berbuat baik, saya akan murah hati, saya akan baik hati, saya akan berwelas asih. Saya akan lakukan ini, akan menjadi seorang pahlawan bagi manusia dan hewan. Akan mengorbankan hidup saya bagi orang yang membutuhkan, bagi yang lemah dan yang kecil, bahkan bagi hewan."
Tetapi, saat mereka turun ke bawah sini – lupa. Lalu kekuatan dari karma buruk sebelumnya datang membebani mereka, bersama-sama karma buruk dari masa kehidupan kali ini.
Karma (retribusi) buruk yang sudah tetap dari kehidupan kali ini adalah takdir yang dibawa saat kelahiran. Mereka harus mengambil beberapa karma (retribusi) buruk untuk dibawa saat kelahiran. Itulah ongkos yang harus mereka bayar untuk menjadi manusia. Mereka harus bergulat untuk menjadi baik.
Mereka harus membayar harganya. Yakni, pergulatan dan rintangan yang datang bersama dengan kelahiran mereka, dengan karma (retribusi) buruk yang terlahir bersama mereka, dengan apa yang mereka lakukan dalam kehidupan lampau – yang kembali kepada mereka dan mereka harus bergulat melawannya, melakukan yang sebaliknya. Banyak yang gagal, dengan sedih, lalu mereka harus datang lagi, berjanji lagi, tetapi kali ini sudah di ‘double’.
Karma (retribusi) buruk dari kehidupan lampau, dan kehidupan yang sekarang akan kembali kepada mereka di dalam kehidupan mendatang. Masalahnya menjadi semakin berat terus menerus. Maka, Anda lihat betapa malangnya manusia itu. Dan jika mereka tidak punya pemandu untuk menunjukkan dan mengingatkan mereka, untuk mendukung mereka, secara mental dan fisik, serta spiritual, dan jemaat orang suci yang memiliki tujuan yang sama, pemikiran yang sama, maka mereka gagal dengan memelas. Banyak orang yang gagal – Anda paham? – mengalah kepada kekuatan dari karma (retribusi) buruk, dari sang pikiran. Sangat sulit.
Kutipan ceramah Maha Guru Ching Hai “Apakah Tuhan Manusia atau Bukan-Manusia?” Berkeley, California, AS – 13 Oktober 1989
Tanya: Apa itu karma (retribusi) dan apa hubungan antara karma (retribusi) dan pencerahan? Apakah ada hal seperti pencerahan seketika dalam konsep karma?
Maha Guru Ching Hai: "Karma" adalah apa yang kita sebut sebab dan akibat, "Apa yang kau tabur, itulah yang akan kau tuai" di dalam Alkitab. Itulah karma.
Sekarang, kita bisa menabur dan kita bisa menuai, tetapi kemudian kita bisa menghapus juga. Oleh karena itu, Yesus, Buddha, harus datang ke Bumi untuk membantu kita membayar hutang yang parah ini yang diri kita sendiri tak mampu bayar, yakni yang dinamakan karma, yang telah kita tabur begitu banyak, sekarang kita tuai begitu banyak.
Jadi beberapa orang, seperti sang Bapa, Putra, atau sang Buddha, turun ke bawah dengan pahala tiada terbatas – pahala tiada akhir, tiada batas, mereka bisa berikan apa saja yang Anda butuhkan – jadi mereka bisa bayarkan hutang Anda. Karena Tuhan adalah maha pemurah, rahmat dan berkah tiada habisnya; apa pun yang Anda minta, Anda akan dapatkan. Jika Anda mengetuk, pintu akan dibukakan.
Sekarang, kebanyakan, kita tidak meminta, tidak mengetuk dan kita hanya membenturkan kepala kita ke dinding, maka kita tidak mendapatkan banyak rahmat dan berkah dan kita menganggap Tuhan tidak pemurah.
Sebenarnya Tuhan maha pemurah adanya. Dia selalu kirimkan sejumlah utusannya ke dunia ini seperti Yesus, Buddha, Krishna, dan lain-lain, untuk menyelamatkan kita, untuk menuntun kita balik ke Rumah, tak peduli karma (retribusi) buruk kita, meskipun hutang kita sangat besar. Mereka dapat membawa kita pulang ke Rumah dan kita bisa dapatkan pencerahan seketika melalui rahmat yang seperti ini.
Kutipan ceramah Maha Guru Ching Hai “Dengan Mengerti Hukum Karma, Seseorang dapat Membedakan Baik dan Buruk” Taipei, Formosa – 2 Maret 1990. Tape #115
Kebanyakan dari kebiasaan baik atau buruk yang kita miliki dalam kehidupan ini bertalian dengan kehidupan kita yang lalu. Jika kita ingin melihat kehidupan lalu kita, bisa kita lakukan dengan berlatih berbagai metode lain, bukan hanya Metode Quan Yin.
Metode Quan Yin untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi tingkatnya. Jika kita hanya ingin melihat kehidupan lalu kita, kita tidak perlu berlatih Metode Quan Yin. Kita bisa berlatih metode apa pun asalkan hati kita tulus. Kita bisa melafal nama Buddha, mengulangi mantra, atau memuja patung Buddha, dan suatu hari kita akan bisa melihat kehidupan lalu kita. Lalu kita akan tahu mengapa kita jadi seperti sekarang dan mengapa kita marah dengan beberapa orang, atau suka dan terikat pada yang lainnya, dan kita juga akan tahu mengapa kita selalu sakit di bagian tertentu dari tubuh kita, atau mengapa kita selalu merasa pusing.
Kita mungkin tidak melakukan sesuatu yang buruk dulunya. Inilah masalahnya. Banyak orang berpikir bahwa jika seseorang sakit atau punya penyakit, itu pastilah karena dia melakukan sesuatu yang buruk di kehidupan lalunya. Itu belum tentu benar. Tidak, tidak.
Itu adalah konsep yang salah. Itu semua karena kita tidak melihat kehidupan masa lalu orang itu, jadi kita asal saja membuat asumsi sembarangan bahwa jika seseorang sakit, itu dikarenakan karma (retribusi) buruknya dan dia harus menanggungnya. Mungkin dia tidak harus menanggungnya.
Mengapa kita sakit?
Kadang, kita berperang dalam kehidupan lalu kita, atau kita terluka saat kita dinas militer. Contohnya, jantung kita terluka dan kita meninggal – seseorang menusuk kita dengan pisau di jantung dan kita meninggal. Setelah itu, bahkan setelah beberapa masa kehidupan, beberapa ratus tahun kemudian, kita masih sakit di jantung kita. Kadang-kadang, atau sering kali, kita akan merasa sakit. Itu dikarenakan luka dari kehidupan lalu kita, itu tidak mesti selalu karena perbuatan buruk kita dari kehidupan lalu kita. Anda paham?
Karena itu, penyembuhan terbaik tidak selalu mencari dokter atau penyembuh spiritual. Malah, kita harus tahu kehidupan lalu kita. Kadang setelah tahu kehidupan lalu kita, penyakit kita akan sembuh secara alami.
Setelah kita mengetahuinya, tiba-tiba, memori kita dan tubuh spiritual kita akan membangkitkan semacam kekuatan penyembuhan yang menyembuhkan kita sendiri. Inilah yang terbaik dan obat paling abadi. Jika kita tidak memahami masa lalu kita, kita tidak bisa menghilangkan banyak hal. Pernahkah Anda membaca cerita Tolstoy? Dia menulis banyak cerita, benar?
Jika Anda sudah baca, baguslah. Jika tidak, Anda bisa coba baca beberapa. Dia juga berlatih spiritual, maka cerita yang ditulisnya sangat bagus. Semuanya berkaitan dengan latihan spiritual dan bermanfaat bagi umat manusia dan jiwa kita. Saya amat menyukainya. Tak heran ia amat terkenal.
Dalam salah satu kisah, ia menulis tentang seorang anak yang tiba-tiba bisa melihat hal-hal yang tak terlihat oleh orang lain, misalnya, jika seseorang telah berselingkuh, atau seseorang ingin mencuri barang orang lain saat mereka tertidur.
Saat ia melihat hal ini, ia akan campur tangan. Misalnya, ia akan berusaha menghentikan orang itu atau memberitahukan si istri bahwa suaminya buruk dan lain-lain. Ia akan mengumumkan dosa mereka, yang jika tidak, tak seorang pun akan mengetahui hal itu.
Setelah itu, tentu saja orang itu ditangkap, atau rumah tangga mereka berantakan. Tetapi karena hal bagus yang ia lakukan, ia menerima hukuman yang berat. Itu karena ia mencampuri karma (retribusi) buruk orang itu dimana ia seharusnya tidak turut campur.
Awalnya, orang itu akan berhenti setelah mereka melakukan perbuatan salah yang kecil. Kedua pihak akan menjadi impas dengan membayar kembali hutang karma yang mereka miliki – seseorang berhutang pada orang lain dalam kehidupan lalu, dan sekarang ia datang untuk menagihnya kembali, dan itu sudah cukup.
Tetapi karena anak itu tahu rahasia tersebut dan campur tangan, ia membuat orang itu melakukan lebih banyak hal buruk. Anak ini memiliki bakat yang amat berharga tapi ia seharusnya tidak menggunakannya.
Dengan menggunakannya, ia bisa melihat hal yang baik dan buruk di dunia ini. Ia bisa melihat apa pun yang ia inginkan. Hal itu serupa dengan beberapa nenek sihir atau tukang sihir yang melihat berbagai hal dalam sebuah bola kristal. Saat mereka melihat ke dalam bola kristal itu apa pun yang ingin mereka lihat akan muncul.
Mungkin anak itu memiliki sesuatu seperti itu. Tidak apa jika ia melihatnya, tetapi tanpa mengerti hubungan karma masa lampau orang itu, jika kita campur tangan atas tindakan orang lain, karma (retribusi) buruk mereka akan menjadi milik kita karena kita akan menyebabkan konsekuensi yang lebih serius.
Misalnya, saat seorang anak lapar, ia ingin makan sesuatu. Jika kita tidak memberinya makanan, ia akan berusaha mencuri sedikit makanan. Jika kita tetap saja tidak memberinya makanan dan mengusirnya keluar, karena lapar ia akan berusaha mencari makan di tempat lain, memanjat tempat yang lebih tinggi dan menjambret berbagai benda untuk makanan. Akibatnya ia mungkin jatuh dengan makanan itu dan merusak banyak barang. Ia mungkin juga terluka.
Karena itu, tanpa latihan spiritual, sekalipun kita melakukan hal yang baik – bukan hal yang buruk, hal itu juga tidak terlalu aman. Kita tidak tahu pasti apakah sesuatu itu buruk atau baik.
Jika kalian telah membaca kisah dari Tolstoy, “Anak Baptis”, dalam “Anak Baptis” kalian akan melihat dengan jelas bahwa anak itu bermaksud melakukan hal yang baik, seperti seorang pahlawan, untuk melindungi orang baik dan keluarga mereka, dan melenyapkan orang jahat.
Tetapi karena ia melakukan hal ini, hasilnya menjadi lebih buruk. Ia juga dihukum dan dikirim ke dunia sekular untuk berlatih spiritual selama beberapa dekade agar menebus kesalahannya dan konsepnya yang salah di masa lalu.
Satu pemikiran atau tindakan yang salah – tak peduli seberapa baik maksudnya - jika dilakukan dalam kebodohan, adalah berbahaya dan akan membawa banyak kesulitan untuk kita. Banyak orang di dunia ini melakukan hal baik dan juga banyak orang melakukan hal buruk, tetapi jika kita gelap batin dan tak tahu tentang karma (retribusi) masa lalu, kita tidak bisa tahu mana yang benar-benar baik atau buruk.
Karena itu, saat Buddha Shakyamuni, Buddha yang agung melihat seseorang yang telah membunuh 99 orang, ia tidak mengatakan bahwa orang itu adalah orang yang jahat. Sebaliknya, Ia menerimanya sebagai muridnya dan mengajari orang itu cara untuk menjadi seorang suci, seorang Arahat.
Ada kisah lain tentang seorang Guru tercerahkan yang agung bersama seorang siswa yang baru saja mengikutinya. Guru ini telah tercerahkan sepenuhnya. Ia sering berkeliling dunia dan menyeberangkan siapa pun yang memiliki pertalian dengan dia.
Seorang siswa bepergian dengannya. Guru ini amat jujur dan berbudi luhur. Ia bahkan tidak ingin meminta sedekah makanan, maka ia menghindari bertemu dengan orang lain dan berjalan di hutan, di pegunungan dan rimba. Mereka hanya makan buah atau sayuran liar apa saja yang bisa mereka temukan.
Setelah jangka waktu yang lama, siswa itu tak bisa menanggungnya lagi. Suatu hari, ia pergi ke kota untuk minta sedekah makanan dari orang yang baik. Ia bertemu sebuah keluarga dan melihat banyak orang yang sedang merayakan sesuatu. Mereka mengundang setiap orang untuk datang makan. Tentu saja, ia amat gembira. Ia masuk dan makan hingga puas. Ia juga mengambil sedikit makanan untuk Gurunya.
Karena ia telah membawa makanan itu pulang, Gurunya makan makanan itu. Selagi makan, ia tertawa dan berkata “Apa yang dirayakan di sana? Pemberi utang mereka telah datang untuk menagih utang, tapi mereka merayakannya.”
Saat mendengar hal ini, sang siswa menjadi bingung dan tidak memahami apa yang dimaksudkan sang Guru. Keluarga itu baru saja memiliki anak yang baru lahir maka mereka gembira dan mengundang orang untuk perjamuan makan. Semua orang bergembira, tetapi sang Guru berkata pemberi utang telah datang untuk menagih utang pada mereka. Mungkin sang Guru telah makan terlalu banyak buah dan menjadi sinis atau aneh. Ia tidak berkata apa pun. Ia tetap memiliki sedikit keyakinan kepada Gurunya maka tak meninggalkan sang Guru.
Keluarga itu telah berpesta selama beberapa hari. Itu adalah pertama kalinya mereka mendapatkan seorang putra. Mereka sudah lama berdoa untuk mendapatkan seorang putra maka mereka amat berbahagia dan merayakannya selama berhari-hari.
Sang siswa berkata ia akan pergi ke sana lagi di hari berikutnya untuk minta lebih banyak makanan. Mereka telah mengundang semua orang maka amat disayangkan jika melewatkan kesempatan itu. Bagaimana-pun juga, itu gratis. Maka ia pergi ke sana lagi dengan gembira, mengharapkan lebih banyak makanan.
Namun, sebelum ia masuk, ia melihat ada kekacauan di dalam. Orang-orang menangis dan berteriak, dan tidak ada makanan. Semua orang menangis dan mengeluh. Orang tua sang bayi, yang begitu bahagia kemarin, kini terbujur di lantai dan mengeluh kepada Tuhan. Rupanya anak yang baru lahir itu telah meninggal pada hari itu, maka sang murid tidak mendapatkan makanan apa pun.
Ia menyerobot masuk untuk melihat apa ada sisa makanan dan mencomotnya sedikit sebelum berlari pergi. Bagaimana ia sampai bisa makan selagi ada acara pemakaman.
Maka, dengan cepat ia ambil sedikit makanan dan pergi. Tak ada satu orang pun yang memberi perhatian kepadanya. Lalu, dia pulang dan memberitahu Guru-nya, "Guru, sesuatu yang mengerikan terjadi. Anak yang baru lahir itu meninggal, sehingga tidak ada makanan enak hari ini. Saya hanya membawa sedikit makanan sisa kemarin untuk Anda."
Sang Guru tertawa keras dengan bahagia. Si murid bertanya, "Apa yang Anda tertawakan? Bayi itu meninggal dan keluarga itu berkabung. Mengapa Anda tertawa?"
Sang Guru berkata, "Dunia ini sudah terbalik. Kemarin, musuh mereka datang, hari ini, dia pergi." Si Murid bertanya, "Kenapa Anda berkata begitu?" Sang Guru menjawab, "Anak itu dulu adalah tetangga pasangan orang-tua itu. Ia meminjamkan uang kepada pasangan suami istri itu. Namun mereka tidak melunasi hutangnya. Ketika sudah jadi kaya, mereka lupa tentang hutang itu dan tidak melunasinya. Setelah tetangga mereka meninggal, ia reinkarnasi sebagai anak mereka, dan ia ingin menghabiskan harta mereka, tetapi keluarga itu telah mengeluarkan begitu banyak uang untuk jamuan makan untuk merayakan kelahirannya dan mereka menghabiskan sejumlah yang ia telah tuntut.”
Misalnya, jika mereka telah pinjam kepadanya $200.000 atau $500.000 dan mereka telah keluarkan sejumlah itu dalam satu hari dengan jamuan makan untuk anak itu, sehingga ia tidak punya alasan lagi untuk bertahan.
Karena tuntutannya telah terpenuhi, maka ia pergi. Itulah sebabnya. Kebahagiaan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan adalah perilaku gelap batin. Kita tidak tahu mengapa kita bahagia, mengapa kita marah, mengapa kita sedih, dan mengapa kita gembira.
Kita juga memiliki banyak cerita yang serupa, seperti yang ada di dalam "Pelantikan Para Dewa". Di dalam "Pelantikan Para Dewa", ada sebuah cerita tentang Raja Zhou dan Da Ji. Da Ji datang untuk balas dendam kepada sang raja, tetapi Raja Zhou amat menyenanginya hingga ia hancurkan kerajaannya, persis seperti yang Da Ji inginkan. Tetapi Raja Zhou tidak tahu bahwa orang yang paling ia kasihi adalah pemberi hutangnya, musuhnya.
Itulah sebabnya sulit untuk mengetahui di dunia ini siapa yang baik, siapa kerabat dan sahabat kita, dan siapa musuh kita. Kecuali kalau kita berlatih spiritual, kita tidak punya jalan lain untuk mengetahuinya. Kita menjalani hidup kita secara buta.
Ketika kita melakukan hal baik, kita tidak tahu apa sebabnya, dan saat kita melakukan hal buruk, kita juga tidak bisa mengerti apa sebabnya. Namun kita bisa juga mengubah sebagian dari sifat baik atau buruk tersebut, jika kita tulus menginginkannya.
Kebanyakan dari pengaruh baik atau buruk datang dari peristiwa yang terjadi di masa kanak-kanak kita. Ketika kita masih kecil, bagaimana orang memperlakukan kita dan bagaimana perasaan di dalam batin kita dicatat dengan jelas di dalam otak kita. Dan ketika kita tumbuh besar, kita hidup dengan ingatan itu. Tindakan dan reaksi kita persis seperti yang berasal dari masa kanak-kanak kita, atau hampir sama.
Karena itu, untuk mengubah kesan baik atau buruk ini tidaklah sulit. Sekalipun kita tidak tahu kehidupan lalu kita atau karma (retribusi) masa lalu kita, jika kita bisa hindari karma (retribusi) buruk masa depan, itu sudah cukup baik.
Misalnya, mudah untuk mengubah kebiasaan buruk kita. Pikirkan saja tentang apa yang terjadi dalam masa kanak-kanak kita. Pikirkan tentang hal-hal baik yang membuat kita bahagia dan saat hal yang tidak menyenangkan menyebabkan kepedihan. Tuliskan semua itu.
Lalu cobalah ingat ketika kita dalam kepedihan, seperti apa reaksi kita, dan ketika kita berbahagia, seperti apa reaksi kita. Ingat kembali hal itu dengan jelas. Lalu kita bisa juga mulai menulis suatu yang disebut catatan harian setiap hari.
Sifat baik apa pun yang kita milik, tuliskan semua. Sifat buruk apa pun yang kita miliki yang tidak menyenangkan kita atau orang lain, dan yang kita ingin lenyapkan, tuliskan juga semuanya. Periksalah setiap hari berapa banyak hal baik telah kita lakukan hari itu dan berapa banyak hal buruk yang telah kita lakukan.
Dengan kebiasaan seperti itu, setelah kira-kira 3 bulan, kita dapat mengubah banyak sifat itu. Namun, berubah banyak tidaklah berarti berubah total. Akan butuh beberapa tahun untuk mengubah semua kebiasaan ini.
Jika kita tulus dan tidak menipu diri kita sendiri, dan jika kita dengan sungguh-sungguh bercermin atas diri kita, banyak perbaikan akan kita dapatkan. Kemudian setelah beberapa tahun, mungkin kita bisa melepaskan seluruhnya. Jika kita bisa lepaskan kebiasaan buruk itu dan meningkatkan sifat baik kita, hidup kita akan menarik banyak hal-hal baik, yang dinamakan imbalan terberkahi.
Itulah sebabnya hal itu dicatat di dalam kitab suci bahwa jika kita melakukan hal baik, kita akan menerima imbalan. Itu benar adanya. Itu karena atmosfer kita yang baik akan menarik hal-hal baik, dan atmosfer buruk kita akan menarik hal-hal buruk, yang akan membuat kita menjadi semakin buruk – sementara atmosfer yang baik akan membuat kita menjadi semakin baik.
Itulah sebabnya para praktisi spiritual menjadi semakin baik dan non-praktisi seakan-akan menjadi semakin ter-degradasi. Inilah alasannya. Itu seperti peribahasa China, "Yang sama menarik yang serupa" Itulah kebenaran tersebut! Apapun yang orang kuno katakan adalah benar karena mereka memiliki pengalaman dan kearifan dari latihan spiritual, maka mereka tahu hal ini.
Kutipan ceramah Maha Guru Ching Hai “Untuk Bersatu dengan Tuhan adalah dengan Melakukan Tanpa Melakukan", Melbourne, Australia – 14 Februari 1993, Tape #332
Tanya: Bagaimana Anda dapat jelaskan atau membenarkan adanya orang yang menderita berbagai penyakit karena bukan kesalahan mereka sendiri?
Maha Guru Ching Hai: Begini, jika Anda percaya pada teori reinkarnasi, teori itu menjelaskan hal itu. Inilah yang Alkitab katakan: "Apa yang kau tabur, itulah yang akan kau tuai." Kadang kita telah melakukan beberapa kesalahan dalam kehidupan lalu kita, atau pun dalam kehidupan ini, lalu kita terkena penyakit.
Kadang kita menderita yang disebut “karma” (retribusi) yang kolektif – yang artinya pengaruh kolektif dari seluruh masyarakat. Sebagai contoh, jika Anda tidak merokok, tetapi Anda selalu pergi keliling dunia, atau naik bus yang penuh asap rokok dari orang lain, maka Anda juga akan mendapat semacam pengaruh kolektif. Itu disebut "karma" kolektif dalam istilah Sanskerta. Itu berarti Anda menderita apa yang masyarakat, apa yang lingkungan Anda timbulkan pada Anda.
Oleh karena itu, kita harus membersihkannya dengan menjalani hidup yang lebih murni, dan mendorong orang lain untuk melakukan yang sama. Kita seharusnya tidak perlu tunggu tetangga melakukannya – kita lakukan terlebih dulu. Kita memulai pola makan bersih itu, pola makan vegetarian, yang secara ilmiah dibuktikan baik untuk kesehatan kita; di samping welas asih, pencerahan, dan semua hal yang sangat banyak itu, itu baik untuk kesehatan Anda.
Kutipan ceramah Maha Guru Ching Hai: “Belajar dari Guru untuk Menjadi Guru ” Brazil – 18 Juni 1989, Tape #84
Tanya: Apakah karma (retribusi) mengharuskan kita untuk punya anak? Apakah kita punya anak dikarenakan karma (retribusi)?
Maha Guru Ching Hai: Ya. Kita terhubungkan dengan anak tersebut di kehidupan lampau, melalui sesuatu. Terkadang karma buruk (retribusi), terkadang karma (retribusi) baik. Maka karma (retribusi) bukan yang buruk saja. Mungkin di kehidupan lalu, Anda membantu seseorang, lalu di kehidupan ini Anda mendapat pencerahan. Anda tanpa sadar juga ingin membantu orang itu mendapatkan pencerahan, lalu ia akan dilahirkan dalam keluarga Anda, menjadi anak Anda. Dalam kasus seperti itu, hal itu sangat bagus.
Anak itu terkadang datang dari keinginan orangtuanya untuk membantu anak itu karena mungkin anak itu membantu orangtuanya di suatu tempat di kehidupan lampau mereka. Sekarang orangtuanya tercerahkan dan ingin membalas kebaikan itu. Di pikiran bawah-sadar mereka, mereka ingin orang itu juga bisa tercerahkan dan terbebaskan. Karena itu, orang tersebut akan terlahir dalam keluarga tersebut dan menjadi seorang anak. Dalam kasus itu, hal itu bagus. Itu bukanlah karma (retribusi) buruk. Itu karma (retribusi) baik.
Bagaimana kita bisa mengerti karma (retribusi) dari suatu pasangan? Jika pasangan itu dalam keharmonisan, maka mereka mempunyai karma (retribusi) baik. Jika pasangan itu… setiap hari cekcok, maka Anda tahu karma (retribusi) jenis apakah itu. Mudah dimengerti, bukan? Jika ada dalam keharmonisan, maka berbahagialah. Jika tidak dalam keharmonisan, cobalah untuk menyesuaikan diri dan bersikap toleran untuk mencegah di waktu berikutnya datang lagi sebagai suatu pasangan-karma yang amat tidak diinginkan, lagi.
Tolstoy mempunyai seorang istri yang sangat mengerikan. Anda tahu Leo Tolstoy? "Perang dan Damai"? Ia mempunyai istri yang mengerikan – begitu katanya. Setiap hari, istrinya mengomel, mengutuk, memaki-makinya, bahkan memukulnya dan kadang melemparnya keluar.
Suatu hari temannya sudah tidak bisa menahannya lebih lama, lalu ia berkata pada Tolstoy, “Mengapa Anda tidak tendang iblis itu keluar dari rumah Anda dan kita akan ada kedamaian.” Tolstoy berkata “Shhh!” Jangan bicara keras-keras! Pada kehidupan yang lampau, saya sudah lakukan itu, karena itu ia bertambah buruk kali ini. Saya tidak berani melakukannya.”
Mengerti maksudnya? Lebih banyak Anda berjuang, lebih buruk keadaan itu jadinya. Jadi, terimalah semua yang diberikan oleh Tuhan dan coba menjalaninya, dan latihlah diri Anda dalam kesabaran, toleransi, dan "cintailah musuhmu". Bahkan orang sebijaksana Tolstoy saja tidak bisa atasi istri yang mengerikan, jadi kita makhluk biasa lebih baik tetap diam.
Kutipan ceramah Maha Guru Ching Hai “Lao Tzu, Chuang Tzu dan Musik Surgawi” Taipei, Formosa (Taiwan) – 28 Februari 1993, Tape #320
Tanya: Jika seseorang telah melakukan banyak perbuatan baik saat ia masih hidup, tapi ia tidak mengikuti seorang Guru tercerahkan untuk berlatih, apa ia harus transmigrasi lagi? Apa ia harus reinkarnasi lagi?
Maha Guru Ching Hai: Ya, ia harus reinkarnasi, tepat sekali karena ia telah melakukan begitu banyak perbuatan baik. Jika tidak, siapa yang akan menikmati retribusi "baik"nya? Hanya praktisi spiritual lah yang bebas dari baik atau buruk. Kita tidak terikat pada retribusi baik karena kita hanya tahu pahala dari latihan spiritual dan bukan cara untuk memperoleh retribusi. Kita memberi tanpa pamrih.
Tentu saja kita tidak akan melakukan perbuatan buruk setelah kita diinisiasi. Guru mengajari kita untuk melakukan hal baik dan mentaati sila. Saat kita melakukan hal baik, kita berbuat begitu tanpa ego. Kita tidak mendatangkan retribusi baik maupun buruk, jadi kita bisa terbebaskan. Orang yang telah melakukan perbuatan baik harus kembali lagi untuk menikmati retribusi baik mereka.
Retribusi baik bagaikan sangkar emas, yang juga akan memenjarakan kita. Retribusi buruk bagaikan kandang besi yang jelek, yang juga menahan diri kita di belakang jeruji.
Kutipan ceramah Maha Guru Ching Hai “Perbedaan Antara Metode Quan Yin dan Kekuatan Gaib", Pingtung, Formosa (Taiwan) – 3 Desember 1988, Tape #23.
Tanya: Guru, ketika orang merasa kosong dalam kehidupan mereka, mereka mencari dukungan spiritual, dan banyak membaktikan diri mereka pada ajaran Buddha. Karena mereka merasa bahwa mereka telah mengumpulkan banyak karma (retribusi) buruk, mereka ingin menghilangkan karma (retribusi) buruk itu. Apakah ini jenis sikap yang benar?
Maha Guru Ching Hai: Itu benar. Namun, metode mereka tidaklah benar. Kita tak bisa gunakan mulut atau pikiran kita untuk bersihkan karma (retribusi) buruk kita dari kehidupan lampau. Itu karena kekuatan pikiran kita terbatas, sedangkan kekuatan karma (retribusi) tidak terbatas.
Ketika kita meninggal, eksistensi pikiran kita berhenti. Ketika kita tak punya otak, kita tak punya pikiran, jadi kita tak bisa gunakan pikiran dari otak terbatas ini. Tak peduli berapa banyak kita ingin bertobat dan membersihkan karma (retribusi) buruk kita, untuk dapat membersihkan karma (retribusi) buruk yang tak terbatas ini, kita harus menggunakan kekuatan tak terbatas. Diri kita sendiri sudah memiliki kekuatan tak terbatas ini. Begitu kita membukanya, kita akan menyadari bahwa pada asalnya karma (retribusi) buruk itu tidak ada.
Itulah sebabnya dengan memakai suatu metode kecil, kita tidak akan bisa membersihkannya. Untuk membersihkan, kita harus memakai air yang kuat. Kita harus menggunakan nektar surgawi. Kita harus menggunakan kekuatan dari meditasi pada Suara dan menggunakan kekuatan Maha Kuasa yang di dalam diri kita.
Metode Quan Yin adalah suatu metode untuk membantu membukakan kekuatan Maha Kuasa ini. Ia ada di sana untuk kita gunakan, jadi kita bisa bersihkan karma (retribusi) buruk kita, dan melampaui kelahiran dan kematian, sehingga kearifan kita bisa tumbuh. Jika kita tidak gunakan kekuatan Maha Kuasa ini, tidak ada lagi apa pun yang lain yang dapat membersihkan karma (retribusi) buruk kita.
Itulah sebabnya saya katakan bahwa hal itu tak ada urusan dengan berapa banyak karma (retribusi) Anda, sepanjang kita dengan sungguh-sungguh ingin membersihkannya, kita memiliki sebuah metode. Kita memiliki Metode Quan Yin ini. Di luar metode ini, tak ada metode lain apa pun yang dapat membersihkan karma (retribusi) buruk itu begitu cepat. Inilah yang saya jamin untuk Anda.
Kutipan ceramah Maha Guru Ching Hai “Bagaimana Menciptakan Perdamaian di Bumi”, Buenos Aires, Argentina – 16 November 1989, Tape 104B
Tanya: Dalam kaitannya dengan hukum sebab akibat dan Sang Pemelihara yang Ilahi, apakah ada cara bagi manusia untuk memodifikasi hasilnya atau, dengan kata lain, bisakah akibat negatif ini dihindari jika Tuhan, Kekuatan ilahi, menginginkannya? Sampai taraf manakah pengaruh kehendak manusia?
Maha Guru Ching Hai: Kita dapat meminimalkan pengaruh karma (retribusi) buruk jika kita menjadi tercerahkan. Itulah apa yang kita sebut sebagai "rahmat Sang Pemelihara", "turun". Kita terhubungkan dengan rahmat Sang Pemelihara tersebut dan kemudian rahmat itu akan mengurus banyak hal untuk kita. Dengan kata lain, kita melakukannya dengan bijak. Rahmat sang Pemelihara berarti kita memiliki kearifan, dan kita dapat kerjakan segala hal dengan cara yang benar sehingga kita tidak punya masalah lagi. Kita hanya memakai kearifan yang tersembunyi.
Tanya: Bagaimana karma (retribusi) buruk bisa diringankan?
Maha Guru Ching Hai: Dengan pencerahan – seperti matahari yang akan mengusir kegelapan. Saat kita membawa rahmat Tuhan ke Bumi, karma (retribusi) buruk itu akan terhapuskan. Pada saat inisiasi, Sang Guru akan membersihkan semua karma (retribusi) buruk Anda yang terdahulu – membuat Anda suci lagi bagaikan seorang bayi. Sejak hari itu, Anda harus hidup dalam kesucian. Sejak hari itu kita harus menjaga kesucian tersebut dan hidup dalam kemurnian sehingga kita tak akan membuat karma (retribusi) buruk yang baru lagi. Karena itulah kita memiliki sila-sila. Itulah sebabnya kita punya perintah-perintah Allah.
Kutipan ceramah Maha Guru Ching Hai, "Jadilah Pembawa Obor Tuhan" Johannesburg, South Africa – 25 November 1999
Tanya: Guru Terkasih, apakah kita sebaiknya mengabdikan hidup kita untuk melayani kaum miskin atau orang sakit, atau apakah kita akan mencampuri pilihan atau karma (retribusi) mereka?
Maha Guru Ching Hai: Tidak, tidak! Tidak. Kita sebaiknya mengabdikan hidup kita kapan saja kita bisa, dan persembahkan apa yang kita bisa, untuk membantu saudara dan saudari kita, baik yang bersifat spiritual maupun material. Ya? Kita adalah satu! Jika ia lapar, Anda juga lapar. Jika ia haus, itu seperti Anda merasa haus. Sebaiknya seperti itulah. Itu bukan suatu keharusan. Itu suatu perasaan yang di dalam.
Misalnya, jika Anda melihat seseorang lapar atau haus dan sekarat, dan Anda merasa sangat kesakitan seakan-akan Anda sendiri berada dalam situasi itu, maka Anda bantulah dia. Itu adalah sebuah ukuran kasih Anda, kadar welas asih Anda. Itu bukan suatu keharusan. Itu bukan sebuah sila untuk ditaati, itu hanyalah suatu perasaan di dalam hati Anda.
Jika Anda tahu bahwa Anda sebaiknya menolong orang itu, itu berarti di dalam hati Anda ada kasih, dan Anda seharusnya bahagia. Itulah imbalan satu-satunya, yaitu mengetahui bahwa Anda memiliki kasih. Dan sebaiknya Anda lakukan. Ya. Terima kasih.