Pemirsa yang terhormat, sejak masa muda-Nya, dengan hati penuh kasih yang besar, Maha Guru Ching Hai telah menciptakan banyak puisi yang menyentuh tentang penderitaan dari teman-teman satwa kita yang tercinta. Dulu, Supreme Master Television telah mendapatkan kehormatan untuk mempersembahkan kepada Anda sekalian hasil dari karya puisi-puisi ini, bersamaan dengan komposisi kreatif lainnya, seperti musik, drama, atau opera tradisional cheo yang diadaptasi dari versi Maha Guru Ching Hai.
Minggu ini, kami sekali lagi menyiarkan program-program pilihan itu dengan tema spesial tentang kelembutan teman satwa kita. Tetaplah bersama kami dan rasakan betapa satwa yang mulia selalu bersedia berbagi cinta mereka yang tak bersyarat.
Puisi ditulis oleh Maha Guru Ching Hai pada akhir usia 20 tahunan.
Pagi ini aku pergi ke ladang
Berdiri tinggi,
Kusapa sungai dan gunung
Dengan wajah mudaku yang lugu
Di kolam kami berenang dan mandi.
Melompat maju tepat di belakang Ibu
Bulu muda dengan sedikit warna baru
Mata bundar seperti kacang kecil
Oh, Bayiku, betapa menawannya dirimu!
Untuk jagung dan gandum,
Kami berterima kasih kepada manusia
Setiap hari, bahagia dan riang
Air bersih yang segar dan pohon yang rindang
Rumput yang begitu hijau ditiup angin sepoi-sepoi
Langit biru, gumpalan awan, aliran sungai
Hidup seperti sebuah dongeng
Terima kasih, Sang Pencipta
Atas hari-hari yang damai dan bahagia ini.
Kemudian datang sebuah bencana tak terduga
Tiba-tiba jaring mencoba menangkapku
Sebuah kilasan pedang yang mengkilap
Sebuah teriakan yang meredam
Diiringi darah yang tersembur!
Bayi-bayiku tertinggal di belakang
Hati sang Ibu tersobek dan terguncang!
Tolong... cintai... anak... ku... untuk... ku...
Jangan... bunuh... mereka!
Bayi-bayiku... yang... berharga...