PEMBAWA ACARA: Dunia kita sedang menghadapi isu perubahan
iklim. Fenomena ini telah sering kali membawa bencana, menyebabkan kerusakan
fisik yang tak terhitung banyaknya, juga kematian bagi para penghuni Bumi.
Hanya pada tahun 2008, sudah ada
Kemudian dikuti oleh Toapn Morakot
2009 di Formosa (Taiwan), banjir besar-besaran di seluruh Asia dan Amerika
Selatan, diperpanjang dengan kekeringan di Afrika dan Amerika Serikat, dan
badai panas serta kebakaran hutan mematikan di Australia dan Eropa.
Ketinggian air laut yang terus meningkat menyebabkan
setidaknya 18 pulau tenggelam dan terdapat 40 pulau lain yang sedang tenggelam
atau terancam tenggelam. Setiap harinya, dari hutan-hutan tropis di Amerika
Latin hingga Terumbu Karang Great Barrier, 270 spesies tumbuhan dan hewan
punah, tak lagi dapat muncul di Bumi kita yang indah. Menurut laporan 2009 dari
Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC)- PBB, konsekuensi
mematikan dari pemanasan global seperti kekeringan, kebanjiran, dan kepunahan
besar-besaran menjadi lebih buruk daripada yang diperkirakan beberapa tahun
sebelumnya.
Berdasarkan Bank Dunia, meningkatnya
tanah kering di negara-negara Afrika seperti
Laporan Oktober 2009 oleh World
Wildlife Fund menunjukan bahwa daerah Lembah Sungai Great Mekong, dimana 65
juta orang di Asia Tenggara menggantungkan hidupnya, sedang terancam kenaikan
air laut, termasuk kebanjiran, kekeringan, erosi pantai, dan gelombang panas.
Apa yang telah membawa semua perubahan
yang merusak ini? Pada tahun 2006, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB
menerbitkan laporan yang berjudul “Livestock’s Long Shadow (Bayangan Panjang
Peternakan”, yang memperlihatkan bahwa sektor peternakan bertanggung jawab atas
18% total emisi gas rumah kaca.
Belakangan, pada bulan Oktober 2009, Institut Worldwatch di AS
menerbitkan penemuan dari sebuah studi oleh penasihat Bank Dunia yang menyatakan
bahwa peternakan bertanggung jawab terhadap setidaknya 51% emisi global gas
rumah kaca. Emisi dari gas rumah kaca yang disebabkan oleh manusia seperti
karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan Dinitrogen Oksida (NO2) memanaskan
atmosfer planet hingga batas peringatan, mengacaukan keseimbangan Bumi dan
dengan demikian mengancam kehidupan seluruh penghuni bumi dan peradabannya.
Dr. Rajendra Panchauri sebagai penerima Penghargaan
Kepahlawanan Cemerlang Dunia, Ketua IPCC PBB, ilmuwan terkenal dan penerima
Penghargaan Nobel Perdamaian memperingatkan bahwa tanpa adanya aksi yang
segera, tidak akan ada cara untuk melarikan diri dari bahaya kenaikan air laut
dan konsekuensi tak terhitung dari temperatur tinggi pada berbagai area seperti
suplai air, kesehatan, dan produksi makanan.
Dr. James Hansen sebagai Penghargaan Kepahlawanan Cemerlang Dunia, pemimpin
ilmuwan iklim dunia, dan Ketua Institut Goddard Studi Luar Angkasa dari NASA,
menyatakan, “Kita sedang berada di titik krisis sekarang dan kita sangat dekat melewati
titik tanpa harapan dalam sistem iklim dimana kita akan mendapatkan konsekuensi
yang sangat tidak diinginkan.”
Berdasarkan para ilmuwan planet, seberapa besar perbedaan
keadaan planet yang sedang kita tuju ke depan ini dapat dibandingkan dengan
planet tetangga kita, Venus dan Mars. Para ilmuwan menemukan bahwa terdapat
bukti baik di Venus maupun Mars dimana di
Dr. David Grinspoon, seorang
astrobiologis AS dan Agen Luar Angkasa Ilmuwan Eropa Cabang Peneliti Venus,
menyarankan agar kita dapat belajar dari contoh-contoh ini dan tidak menekan
iklim Bumi ke arah yang berbahaya.
Untuk membantu umat manusia mengatasi
pemanasan global, Maha Guru Ching Hai telah bekerja tanpa lelah. Beliau tidak melihat
berapa banyak waktu, energi, biaya, ataupun kesehatan untuk membunyikan bel
mengenai keadaan bumi kita yang membahayakan, dan juga mempromosikan solusi
paling efektif yaitu
Maha Guru Ching Hai juga telah menyetujui undangan wawancara
oleh jurnalis dan reporter dari berbagai koran, majalah, stasiun radio, dan
televisi untuk menjelaskan lebih tentang cara menghentikan perubahan iklim di
planet kita.
Sebagai tambahan, Maha Guru Ching Hai telah menyediakan waktu
untuk anggota Asosiasi kita di seluruh dunia untuk menjawab pertanyaan mereka
mengenai pemanasan global. Melalui banyak ceramah, diskusi, wawancara, dan konferensi
di seluruh dunia yang telah diadakan, Maha Guru Ching Hai telah menginspirasi
banyak orang untuk memilih vegetarian.
Maha Guru Ching Hai sendiri sejak masa
kecil telah menjadi vegetarian dan bertindak hijau; beliau mengingatkan kita
untuk melakukan kehidupan bermoral dan spiritual, serta selalu mengingat Tuhan.
Dalam dua konferensi video dengan
anggota Supreme Master TV, Maha Guru Ching Hai telah berbagi pengetahuannya
tentang Mars dan Venus. Planet-planet ini pernah memiliki kehidupan dan mahluk
hidup seperti kita, namun sayangnya mereka dihancurkan karena
Konferensi video dengan Maha Guru Ching Hai “Pesan Murah Hati
dari Mars: Jadilah Bijak dan Selamatkan Bumi”
Pemusnahan masal datang; mereka meninggal, tidak hanya
manusia, tapi juga para hewan; mereka meninggal karena dua gas beracun. Namanya
hidrogen sulfida dan dinitrogen oksida, serta metana sebagai penyebab ketiga.
Sulfida dan metana dari peternakan telah memanaskan iklim yang kemudian
menyebabkan lebih banyak gas dari lautan, dari permafrost, dan gletser di
planet mereka. Mirip seperti apa yang terjadi di planet kita saat ini.
Penghancuran terjadi terlalu cepat dan
tak ada orang yang dapat membantu orang lain. Hanya 0,2 % yang melarikan diri,
sekitar 2 juta ke dalam gua di bawah tanah. Itulah cara mereka bertahan.
Mereka melanjutkan pengetahuan tentang apa yang terjadi di
planet mereka kepada anak dan cucunya, meskipun sudah 40 juta tahun yang lalu.
Mereka tetap menjaga sejarah tentang apa yang terjadi, sehingga keturunan
mereka mengerti bagaimana cara menjaga apa yang telah mereka miliki dan tidak
ceroboh, tidak menjadi penghancur, namun lebih bersifat baik dan spiritual.
Semak-semak akan mulai tumbuh dan kemudian rumput liar dan rumput dan kemudia pohon buah, dan sebaginya. Sungai dan anak sungai serta laut akan mulai terbentuk kembali. Perlahan manusia dan hewan akan dapat tinggal di permukaan Mars lagi.
Maha Guru Ching Hai menjelaskan bahwa ada
empat Venus di galaksi kita. Dua darinya dihancurkan dan dua yang lain tetap
bertahan dengan nasib yang ditentukan oleh tingkat kebajikan penghuninya.
Konferensi video dengan Maha Guru Ching Hai “Rahasia Venus”
Maha Guru Ching Hai: Di Venus yang panas, bahkan biji-bijian pun penuh dengan gas
panas dan beracun. Jadi tidak ada kehidupan. Ukuran penghancurannya sama
seperti Mars.
Namun dua Venus yang lain sangat baik. Mereka tidak punya peperangan sama sekali. Jadi kurang lebih, mereka seimbang dalam hal hukum karma. Beberapa tahun yang lalu saya berkata bahwa jika dua per tiga populasi planet menjadi vegetarian, maka kita juga dapat menyelamatkan planet. Namun sekarang sudah terlambat. Kita perlu seluruh populasi planet menjadi penuh cinta kasih, makhluk vegan adalah yang terbaik.
Maha Guru Ching Hai juga berbagi pesan
penuh kasih dari Mars untuk penduduk Bumi. Mereka menyatakan pikiran mereka
seperti berikut dengan harapan dapat membantu kita untuk terus bertahan hidup.
Maha Guru Ching Hai:
Tolong
Bangunlah! (Hãy Bừng Tỉnh)
Puisi
ditulis dan dilantunkan oleh Maha Guru Ching Hai
O
dunia, bangun dan lihatlah
Sungai
dan gunung sedang kacau
Hutan
terbakar, lembah longsor, sungai mengering
Ke
mana jiwa yang miskin akan pergi saat semuanya berakhir?
O
Bumi yang agung, kurangilah bencanamu
Karena
air mata terus turun di malam hari.
O
laut dan danau, jangan hentikan melodimu
Berikan
harapan untuk hari esok umat manusia...
O
makhluk hidup, beristirahatlah di alam abadi
Meskipun
kau pergi tanpa ucapan apapun.
Biarkan
denyut hatiku mereda
Sambil
aku menunggu Penduduk Bumi bertobat.
O
hutan rimba, jagalah dirimu sendiri
Lindungi
umat manusia di masa kacau ini.
Tolong
terimalah ribuan tetesan air mataku yang tulus
Untuk
menyirami pohon, daun, dan akarmu yang penuh keagungan.
O
kasih, kecilkanlah suara tangisanmu
Agar
jiwaku dapat beristirahat di sepanjang malam.
Air
mata telah mengering dan aku hanya bisa terdiam
Menangis
karena simpati terhadap siksaan!
O
malam, nyalakanlah sumber cahayamu
Sinari
jalan bagi jiwa manusia yang ada dalam kegelapan
Tenangkanlah
agar pikiranku diam
Dan
memasuki kekosongan dengan melodi surgawi yang menakjubkan.
O
siang, jangan kobarkan kegelisahan dengan tiba-tiba
Agar
perdamaian bersemayam dalam hati kami
Agar
perjuangan umat manusia terus mereda
Agar
Jati Diri dapat bersinar dengan cerah!
O
kekasih hatiku, jangan lagi berkeluh kesah
Seperti
serangga yang menggeliat di musim dingin yang mengerikan.
Tunggulah
dengan tenang untuk masa depan yang sempurna
Dan
hari ketika dunia berubah menjadi Surga.
O,
aku menangis, aku meminta, aku memohon!
O,
Para Buddha yang tak terhingga,
Para
Bodhisatva,
Antarkan
jiwa yang tersesat ke Jalur Kebenaran.
Mengembara
dalam siklus penderitaan yang tak berakhir.
O
saudara, bangunlah sekarang!
Berjalanlah
dengan bangga di atas laut dan sungai yang agung
Tataplah
langsung ke matahari yang memancar
Dan
berjanjilah untuk berkorban menyelamatkan seluruh makhluk.
O
saudari, bangunlah sekarang!
Bangkitlah
dari tempat yang hancur
Mari
kita bersama-sama memperbaharui planet ini
Agar
semua bernyanyi dalam satu lagu bahagia.
Agar
semua bernyanyi dalam satu lagu bahagia.
Tolong Jangan Pergi (Hãy Dừng
Lại)
Puisi
ditulis & dilantunkan oleh Maha Guru Ching Hai
Jangan
pergi, meninggalkan ibu tua dan kakak-adik yang polos!
Tak
ada kebencian nyata di antara kita manusia.
Sementara
di sini rumah yang hangat menyambut lawatanmu.
Jangan
pergi, mendatangkan penderitaan bagi yang lainnya.
Tak
ada permusuhan nyata, hanya haus akan kekuasaan!
Jenazah
tak terhitung banyaknya terbaring kisut untuk memperluas kerajaan,
Sedangkan
di sini hanya cinta, kedamaian, dan hidup yang aman.
Jangan
pergi, mengabaikan ayah yang lembut dan anak yang saleh.
Tak
ada perseteruan nyata, hanya tipuan saja!
Seluruh
negeri musnah demi segelintir insan yang berpuas diri,
Tatkala
di sini layang-layang yang bebas-lepas membentang di langit yang syahdu.
Jangan
pergi lebih jauh ke jalan
hantu
yang membalas dendam dan roh jahat yang menjerit.
Hidup
seorang prajurit hancur di negeri asing –
Sebuah
jiwa lenyap di tengah angin debu di alam yang kelam!
Oh
sayang, tolong hentikan langkahmu!
Genggam
tangan istri tercintamu ini:
Bagaimana
perasaan keluarga, negara, dan duniamu
Kenapa
tega menebar penderitaan dan kematian?
Akhiri
cengkeramanmu, maukah kau?
Jangan
merampat pedang demi sumpah yang penuh darah.
Tengoklah
kembali “musuh abadimu: –
Bukankah
mereka juga manusia, sayangku?
Duduklah
di sampingku, dan tenangkan pikiranmu
Dengarkan
jiwa-jiwa yang tersesat mengembara selama beribu-ribu kehidupan
Di
dalam angin dan hujan yang menderu-deru,
tangisan
mereka yang menyayat hati
Meratapi
hutang karma dalam perang yang telah berlalu!
Entah
kita mati atau lainnya yang mati
Masa
depan yang gemilang serta-merta padam di masa kejayaan hidup!
Semua
perasaan, keluarga, dan sahabat
Lenyap
dengan hati yang dengki di dalam kolam darah yang pahit.
Hidup
manusia penuh energi dan vitalitas,
Mimpi
masa muda dengan cita-cita setinggi langit,
Hanyut
dalam arus darah panas di dalam serangan yang sekejab mata
Angin
dingin menghembuskan debu kuning di atas
Tolong
tinggallah denganku, bersama-sama kita bisa memuliakan hidup.
Tetangga,
sanak-saudara, dan orang tua kita akan ada di dekat kita.
Tanggul
yang panjang berhiaskan bunga-bunga ladang.
Banyak
pahlawan pria dan wanita, masa kini dan masa lalu
Telah
menyelamatkan ribuan makhluk dari pertumpahan darah.
Mereka
t’lah membangun perdamaian dan kemakmuran,
Menggantikan
peperangan dengan kebenaran yang menakjubkan sejak dahulu kala.
Merenggut
nyawa, kita akan harus membayarnya milik kita.
Bagaimana
kita bisa bersuka cita saat menyebabkan kematian dan perpisahan?
Hanya
belas kasihan yang tak terhingga, dan kekal
Yang akan membuat kita teragung di antara semua ciptaan