Acara ini mendiskusikan kemungkinan breatharisme, atau hidup tanpa mengonsumsi makanan, dan bukan instruksi yang lengkap. Demi keselamatan diri Anda, mohon tidak mencoba berhenti makan tanpa tuntunan memadai dari ahli. Demi keselamatan diri Anda, mohon tidak mencoba berhenti makan tanpa tuntunan memadai dari ahli.

Supreme Master TV: Dalam berbagai kitab suci, tubuh manusia sering disebut sebagai kuil Tuhan. Namun, sungguh suatu hak istimewa yang luar biasa bagi setiap jiwa untuk mencapai kediaman suci yang dihuni sang Ilahi, karena sungguh adalah suatu berkah untuk bisa terlahir sebagai manusia. Dalam beberapa kesempatan, Maha Guru Ching Hai telah berbicara tentang kelangkaan fenomena ini:

Maha Guru Ching Hai: Untuk bereinkarnasi ke dunia manusia amat sulit. Kita harus memiliki cukup Kualitas Manusia. Kita harus memiliki afinitas dengan orangtua dan dengan masyarakat, dengan orang-orang di sekitar tempat kita dilahirkan. Amat sulit. Untuk menjadi manusia, kita memerlukan sejumlah pahala. Kita telah melakukan sesuatu yang baik di masa lampau agar bisa memilih kelahiran sebagai manusia.

Supreme Master TV: Sebagai kuil hidup Tuhan, tubuh manusia dilengkapi sepenuhnya dengan keajaiban luar biasa yang bisa dibangkitkan dalam diri mereka yang sadar secara spiritual dan memiliki keyakinan penuh kepada Pencipta segala kehidupan. Inedia, bahasa Latin untuk “puasa”, adalah kemampuan manusia untuk hidup tanpa makanan. Sejak dahulu kala, telah ada individu-individu yang dapat menopang dirinya sendiri dengan prana, atau daya hidup vital. Melalui berkah dari sang Pemurah, para inediat, mereka yang mengikuti gaya hidup tanpa makanan, bisa mengambil energi dari alam untuk memberi makan diri mereka:

Maha Guru Ching Hai: Mereka hidup dari chi yang berasal dari tanah, atau dari hutan, dan dari matahari serta dari udara. Mereka memanfaatkan semua itu. Atau mereka hidup dari kasih, dari iman semata.

Supreme Master TV: Individu-individu tersebut dikenal sebagai breatharian (pranarian atau inediat), solarian, atau waterian, dan mereka berasal dari semua golongan, dari kebudayaan berbeda, dan dari semua sudut dunia. Sesungguhnya, kemungkinan dan keajaiban dalam hidup ini sebagaimana yang telah dirancang Pencipta kita yang murah-hati adalah tanpa batas; kita hanya perlu terhubung ke dalam untuk mengenali hadiah berlimpah kita sebagai anak-anak Tuhan. Maha Guru Ching Hai dengan penuh kasih merekomendasikan rangkaian acara mingguan dalam Supreme Master Television untuk memperkenalkan individu-individu ini di masa lalu dan masa sekarang yang telah memilih untuk hidup tanpa-makanan di Bumi. Semoga kisah spiritual mereka memikat Anda; semoga hati menjadi terbuka, dan wawasan berkembang.

Supreme Master TV: Pada program ini, kami hadirkan seorang inediat luar biasa, Maria Domenica Lazzeri. Secara resmi diakui sebagai orang suci oleh Gereja Katolik, Maria Domenica Lazzeri juga dikenal sebagai “Meneghina Yang Terberkahi”, seorang Pelayan Tuhan. Lahir di Capriana, Italia pada 16 Maret 1815, Maria Domenica adalah anak termuda dari lima anak Margaret dan Bortolo Lazzeri. Dengan ayahnya memperoleh penghasilan stabil sebagai seorang penggiling dan kehidupan rumah harmonis, Maria menikmati masa kecil yang damai dan menerima pendidikan yang bagus di sekolah setempat. Maria adalah seorang gadis yang sangat perhatian, dengan keinginan kuat untuk melayani orang lain. Dia membaktikan waktunya baik untuk berdoa, menolong orang yang memerlukan, atau bekerja menolong keluarga. Ketika beberapa epidemi menyebar di seluruh Italia, dia membantu para tetangga dan orang-orang di sekitar komunitasnya, sering kali dengan merawat anak-anak mereka sewaktu mereka sakit. Pada awal masa remajanya, Maria Domenica menjadi tertarik mempelajari kehidupan orang-orang suci. Dia membenamkan dirinya membaca apa pun yang dapat dia temukan tentang mereka, khususnya tentang ajaran-ajaran Santa Alphonsus Maria de Liguori. Akan tetapi, naskah kesukaannya adalah tentang Tuhan Yesus, dan dia akan membaca berulang kali kitab-kitab tentang hari² terakhir Dia di Bumi. Tepat sebelum ulang tahunnya yang ke-14, kehidupan dan lingkungan yang nyaman mendadak berubah. Ayahnya mendadak menderita radang paru-paru dan meninggal dengan cepat. Maria merasakan hubungan yang dalam dengan ayahnya, sehingga, setelah kematian sang ayah, kesehatannya sendiri menurun dan tubuh fisiknya perlahan-lahan melemah. Gejala-gejalanya aneh dan dokter-dokter tidak mampu mendiagnosis penyebab dari penderitaannya. Maria Domenica menemukan bahwa satu-satunya penghiburnya adalah keyakinannya dan pelayanannya kepada orang lain, dan, meskipun dirinya sangat lemah, dia terus menolong orang lain kapan pun dia bisa. Pada waktu Maria berusia 17, epidemi influenza dikenal sebagai ‘grippe’ dengan cepat menyebar di seluruh daerah tempat tinggalnya. Selama dua tahun berikut, Maria merawat tanpa lelah keluarga² yang terkena wabah dalam komunitasnya. Pada tahun 1833, ketika Maria berusia 18, ibunya terjangkit influenza dan sakit selama satu minggu. Pada pesta perayaan Kebangkitan Bunda Maria, 15 Agustus, Maria juga jatuh sakit secara kritis. Menahan kesakitan ekstrem, tangan-tangan dan kaki²nya menjadi lumpuh, membuatnya tidak mampu meninggalkan tempat tidur. Pada mulanya, dokternya, Dr. Leonardo Cloch dari Rumah Sakit Sipil Militer Trento, berpikir Maria telah terjangkit flu seperti ibunya, tapi kondisinya berbeda dari penyakit temporer. Sepanjang tahun berikutnya, gejala² yang tak dapat dijelaskan pada Maria Domenica bertambah buruk sampai dia sepenuhnya terbaring di tempat tidur. Selama masa ini, Maria Domenica berkurang keterikatan terhadap makanan dan minuman. Rasa laparnya berkurang dan asupan makanannya akhirnya menurun sampai dia tidak lagi mencari makanan dan minuman sebagai cara untuk menopang hidupnya. Pada 10 April 1834, Maria minum seteguk air dengan sepotong roti yang tercelup di dalamnya, dan sejak hari itu dan seterusnya, dia menolak seluruh bentuk makanan atau minuman, kecuali menerima Sakramen Suci. Dia menerima ini hanya dalam kuantitas sekecil mungkin sebagai aksi menerima tubuh suci Kristus menurut kepercayaannya, mengubah cahaya Tuhan menjadi energi yang aktif untuk pengobatan dan menopang tubuh fisiknya. Melalui devosi yang terus-menerus kepada Penderitaan Kristus dan mempelajari kehidupan orang-orang suci, tubuh Maria Domenica berubah dan pikirannya berkembang menjadi terhubungkan lebih dekat dengan jiwanya. Ditopang sepenuhnya oleh kasih Tuhan Yesus, dia berhenti makan dan minum selama sisa hidupnya. Dr. Cloch mengagumi kemampuan Maria untuk hidup tanpa makanan dan mulai menyimpan catatan-catatan yang teliti memerincikan keadaannya. Berdasarkan laporan-laporan Dr. Cloch, Maria hidup bebas makanan sepenuhnya sejak dia berusia 20 sampai dia meninggal dunia. Apa manfaat-manfaat yang mungkin diterima seorang individu dengan mengadopsi gaya hidup seorang inediat? Baginya, dengan keadaan breathariannya, Maria Domenica memperkuat spiritualitasnya bahkan lebih jauh, menerima berkah-berkah tambahan, salah satu di antaranya adalah stigmata. Ini adalah kemampuan untuk mengalami secara pribadi pengorbanan Yesus Kristus sewaktu berada di atas salib. Setiap Kamis sore, Maria Domenica memperlihatkan kesakitannya dalam bentuk 40 luka kecil yang menembus di seputar kepalanya, seolah-olah dia telah mengenakan mahkota duri. Luka-luka terbuka di tangannya, di kakinya, dan di badannya. Dia menyatukan tangan dan kakinya seolah-olah ia telah dipaku di suatu tempat. Banyak pengunjungnya tak tahan melihat pendarahan dan penderitaannya, dan cepat-cepat pergi. Akan tetapi, seakan-akan oleh beberapa mukjizat gejala-gejalanya hilang secara total menjelang Jumat sore, lukanya sembuh, dan keadaan pikiran dan tubuhnya kembali normal. Dr. Cloch menulis: “Kelihatannya gadis ini mengalami kembali dalam dirinya keseluruhan sejarah penderitaan Kristus, mencapai puncaknya setiap Jumat sore, ketika, setelah suatu periode pendarahan berlebihan, dia nampak sekarat, atau kurang lebih, jatuh ke keadaan mati suri, tetapi segera setelahnya dia pulih sepenuhnya.” Keadaan Maria didokumentasi dengan hati-hati. Dr. Cloch menerbitkan satu laporan “Catatan Kejadian Pengobatan Universal” yang menjelaskan kemampuan luar biasa Maria untuk hidup tanpa makanan dan minuman. Dia memasukkan kemajuan spiritual Maria setelah menerima karunia stigmata. Kemudian, selama beberapa tahun berikutnya, dia and Dr. Antonio Faes dari Universitas Anthony of Padua menerbitkan beberapa laporan tambahan tentang Maria Lazzeri, mempresentasikannya kepada Departemen Medis Ilmuwan-Ilmuwan Italia pada pertemuan mereka di Naples, Genoa, dan Venice. Menurut Dr. Cloch, Maria Domenica mampu menjaga tubuhnya dalam penyembuhan dan sehat tanpa mengonsumsi makanan dan minuman jenis apa pun. Setelah menjadi inediat, Maria Domenica Lazzeri menerima beberapa karunia ajaib lainnya, termasuk kemampuan untuk hidup tanpa tidur, meramal masa depan, dan mendengar dari jarak jauh, di antara lain-lainnya. Untuk tahu lebih banyak tentang kehidupan menarik dari orang suci ini, bergabunglah lagi dengan kami pada hari Minggu berikutnya pada acara Antara Guru dan Murid yang mana kami mempersembahkan episode penutup tentang Maria Domenica Lazzeri, Pelayan Tuhan. Pemirsa² penuh Perhatian, terima kasih telah bersama kami dalam acara hari ini. Semoga hati Anda dipenuhi cinta kasih, kebaikan, dan kedamaian.

Supreme Master TV: Antara tahun 1836 dan 1848, kemampuan Maria untuk bertahan hidup tanpa makanan dan cairan menjadi lebih diketahui secara luas. Beberapa orang yang menyaksikan penyakit, stigmata, dan penderitaan fisiknya mempublikasikan artikel di beberapa negara Eropa. Para spesialis medis, uskup, uskup agung, dan lainnya memberikan kesaksian akan kemampuannya yang luar biasa dan menganggapnya suci. Orang² terkemuka dari Italia, Prancis, Inggris dan Australia datang memberi salam pada Maria dan saudara perempuannya di gubuk sederhana mereka. Pengunjung termasuk Pangeran Shrewesbury, Uskup Agung Sydney, dan Antonio Rosmini. Dokter² terpandang, pengikut² berbagai agama, para filsuf, dan juga banyak lagi lainnya yang datang untuk menyaksikan keajaiban wanita yang tidak makan maupun minum, dan yang telah diberkati dengan stigmata tersebut. Setiap tamu meninggalkan gubuknya dengan perasaan tenteram yang lebih besar, diyakinkan oleh kesucian wanita suci ini. Selama 13 tahun berikutnya, Maria melanjutkan hidup sebagai seorang inediat dan melanjutkan pengalaman stigmata mingguannya. Selama musim panas tahun 1847, ia dikunjungi oleh sarjana² berpendidikan Oxford: Mr. Thomas William Allies (rektor dari Launton, Oxfordshire) dan teman²nya, Bpk. J.H. Pollen dan Bpk. J.H. Wynne. Bpk. Allies menulis beberapa surat tentang Maria, yang kemudian dipublikasikan, menjelaskan pengamatannya: “Hal-hal pokok dalam kondisinya yang melampaui dan bertentangan dengan alam adalah berikut ini:
-Pertama: Selama 13 tahun ia tidak makan ataupun minum, kecuali porsi Hosti yang sangat kecil yang ia terima satu atau dua kali seminggu.
-Kedua: Pada tangan dan kaki, di dalam dan di luar, ia menanggung luka Tuhan kita; kedua sisi mengalir darah; apakah luka-luka itu tembus tidaklah diketahui; dan pada sisi kiri ada sebuah luka yang mengalirkan darah juga.
-Ketiga: Pada keningnya, sebagaimana yang saya lihat dan telah jelaskan, dan saya yakin di sekeliling kepala, tanda dari mahkota duri; satu rangkaian tusukan, dan sebuah garis merah seakan-akan sesuatu yang menekan di kepala.
-Keempat: Semua luka² ini mengalirkan darah saat itu, dan selama tiga belas tahun telah terjadi seperti itu, secara rutin, dan pada hari Jumat pagi, dan pada hari itu saja”.

Supreme Master TV: Walaupun penderitaannya yang nyata serta perdarahan besar setiap hari Jumat, Maria tidak mencari pengobatan medis apa pun. Pendeta Thomas Allies lebih jauh berkata: “Tidak ada yang dapat lebih sederhana dan alami daripada sikapnya dan saudara perempuannya. Pondok mereka terbuka sepanjang waktu. Domenica mungkin dilihat dari dekat, semuanya kecuali disentuh. Tentu saja sekitar dipan itu secara otomatis orang melangkah dengan hormat.”

Supreme Master TV: Setelah menjadi seorang inediat, Maria Domenica mulai mengalami beberapa perubahan lain. Hampir dengan seketika, ia tidak lagi memerlukan tidur, sebuah kemampuan yang lazim pada breatharian. Semakin kurang tubuh manusia bergantung pada sumber² materi untuk memperoleh gizi, semakin kurang ketegangan yang dipikul tubuh; untuk itu, semakin kurang istirahat yang tubuh perlukan untuk memperbaiki kerusakan yang timbul selama masa ketegangan fisik. Jadi, Maria Domenica Lazerri tidak tidur selama 13 tahun terakhir hidupnya. Ia juga mengembangkan beberapa kemampuan gaib. Ia dapat tiba² berbicara bahasa² yang tidak pernah ia pelajari sebelumnya. Ia dapat memprediksi kejadian² yang tidak diketahui tanpa menerima informasi dari lingkungan sekitarnya. Maria juga menerima suatu kesadaran percakapan yang berlangsung jauh dari rumahnya sementara tetap berada di tempat tidurnya, terisolasi dari orang² yang terlibat atau situasi² itu. Sebagai contoh, meskipun tidak dapat menghadiri Misa, ia dapat mendengar lalu mengulangi khotbah yang dibawakan oleh pendeta di gerejanya. Kemampuannya mendengar pada jarak yang jauh juga ditegaskan oleh tetangganya, Signor Yoris, yang menyatakan: “Saya akan beritahu Anda sebuah contoh aneh dari ketajaman pendengaran (Maria) Domenica. Istri saya dan saya suatu hari sedang mengunjunginya; ketika kami berada 80 atau 100 yard dari rumahnya, saya berbisik pada istri saya agar berjalan dengan tenang, dengan tujuan memberi kejutan kepadanya. Kami melakukannya, tapi kami sangat heran, dia menerima kami dengan senyuman, berkata bahwa dia tidak terkejut, dan menyinggung kata-kata yang saya gunakan.”

Supreme Master TV: John De Nepomuceno Tschiderer yang terberkati, Uskup dari Trento, terkesan oleh kemampuan Maria hidup tanpa makanan atau air dan juga berkah dari stigmata, biasa mengunjunginya secara rutin. Dia melaporkan kemampuan luar biasa lainnya yang diterima Maria setelah menjadi inediat: Maria Domenica, yang tidak bisa bergerak sendiri di tempat tidurnya tanpa menderita dengan sangat, menghilang. Dia tidak kelihatan lagi, tidak di tempat tidur, tidak di ruangan, tidak di rumah, tidak di ruang bawah tanah. Dia menghilang, tubuh dan jiwa. Setelah 8 ½ hari, tiba-tiba dia muncul di tempat tidurnya, dalam posisi yang biasa di mana biasanya dia berada. Dia telah pergi jauh, sangat jauh, melihat dalam sekejap mata – pada keberangkatan, seperti halnya pada kepulangan – gunung² dan lembah² yang membentang di angkasa yang luas.”

Supreme Master TV: Maria menginformasikan kepada Uskup bahwa, pada perjalanan ini, dia sedang dibawa oleh para malaikat. Selama beberapa tahun kemudian, Maria menghilang dari tempat tidurnya beberapa kali, muncul kembali di desa Caldaro atau Tscherms, di mana dia terlihat berdoa bersama Maria von Moerl dan Crescenzia Nierklutsch, dua wanita lain di keuskupan yang juga memiliki berkah dari stigmata. Dokter dari Maria Domenica Lazzeri, Dr. Leonardo Cloch, melaporkan karunia yang tidak biasa lainnya. Dia mengamati bahwa Maria mempunyai kesucian batin sehingga dia bahkan tidak memerlukan pencucian. Telah dilaporkan bahwa, meskipun ia akan berdarah dengan deras setiap minggu dari stigmata, pakaian dan seprai Maria tetap rapi bersih dan putih. Sewaktu berita tentang kemampuannya yang luar biasa menjadi terkenal, kerumunan orang dari seluruh penjuru mulai datang mengunjungi Maria. Akhirnya uskup setempat menyadari bahwa Maria Domenica membutuhkan kesendirian. Ia kemudian menerapkan prosedur² ketat izin masuk ke rumah Maria. Setelah itu, dia sendiri juga jarang mengunjunginya secara pribadi, tetapi tetap berhubungan dengannya melalui surat, terus mencatat perkembangannya. Meneghina yang terberkati, sebagaimana ia biasa disebut oleh masyarakat setempat, berterima kasih atas intervensi uskup itu demi kepentingan dirinya, karena ia ingin menghabiskan waktunya untuk meditasi, refleksi, dan berdoa. Sakit yang menyiksa dan berkepanjangan yang diderita Maria Domenica Lazzeri ketika dia berusia 19 tahun tidak pernah teratasi. Ia tetap terbaring di dipan sampai dia meninggal di bulan Januari 1848. Dia telah menjadi inediat selama 14 tahun. Ketika dia meninggal, Maria berumur 33 tahun. Seperti sekian banyak wawasannya yang lain, Maria telah tahu terlebih dulu tanggal ketika ia meninggalkan keberadaan tubuh ini. Mengalami hidup-kembali dari ratusan penyaliban, Maria dikenal sebagai “Salib Hidup” atau “Duka Capriana”. Kepergiannya ditangisi oleh banyak orang yang telah datang untuk mengenal, mengasihi, dan menghormati orang suci ini. Untuk mengizinkan orang² memberi penghormatan terakhir mereka, tubuh Maria ditahan sampai 7 hari sebelum dimakamkan. Tapi bahkan setelah saat itu, tubuhnya tidak membusuk, dan, pada saat pemakaman, tubuhnya dilaporkan berbau seperti karangan bunga yang harum semerbak. Sebagai orang suci yang dihormati di komunitasnya, banyak barang milik Maria Domenica dipelihara. Sejak itu, dia secara resmi diakui oleh Gereja Katolik sebagai orang suci. Pada 4 April 1995, Uskup Agung Giovanni Maria Sartorio memulai prosedur beatifikasi dan di tahun 2000, Roma Katolik Vatikan memberikan padanya gelar orang Suci. Dikenang sebagai “Yang Layak dari Tuhan”, Maria Domenica Lazzeri menunjukkan bagaimana iman teguh dalam kasih Tuhan dapat memberikan semua yang kita inginkan.


Kepustakaan tentang Hidup Bebas Makanan
Pranic Nourishment – Nutrition for the New Millennium
www.lulu.com
www.amazon.com