Acara ini mendiskusikan kemungkinan breatharisme, atau
hidup tanpa mengonsumsi makanan, dan bukan instruksi yang lengkap. Demi
keselamatan diri Anda, mohon tidak mencoba melakukan praktek berhenti
makan tanpa tuntunan memadai dari ahli. Dalam berbagai kitab suci, tubuh
manusia sering disebut sebagai kuil Tuhan. Namun, sungguh suatu hak
istimewa yang luar biasa bagi setiap jiwa untuk mencapai bentuk kediaman
suci yang dihuni sang Ilahi ini, karena sungguh adalah suatu berkah
untuk bisa terlahir sebagai manusia. Dalam beberapa kesempatan, Maha
Guru Ching Hai telah berbicara tentang kelangkaan fenomena ini:
Maha Guru Ching Hai:
Untuk bereinkarnasi ke dunia manusia amat sulit. Kita harus memiliki
cukup Kualitas Manusia. Kita harus memiliki afinitas dengan orangtua dan
dengan masyarakat, dengan orang-orang di sekitar tempat kita
dilahirkan. Amat sulit. Untuk menjadi manusia, kita memerlukan sejumlah
pahala. Kita telah melakukan sesuatu yang baik di masa lampau agar bisa
memilih kelahiran sebagai manusia.
Supreme Master TV:
Sebagai kuil hidup Tuhan, tubuh manusia dilengkapi sepenuhnya dengan
keajaiban luar biasa yang bisa dibangkitkan dalam diri mereka yang sadar
secara spiritual dan memiliki keyakinan penuh kepada Pencipta segala
kehidupan. Inedia, bahasa Latin untuk “puasa”, adalah kemampuan manusia
untuk hidup tanpa makanan. Sejak dahulu kala, telah ada
individu-individu yang dapat menopang dirinya sendiri dengan prana, atau
daya hidup vital. Melalui berkah dari sang Pemurah. Para inediat
-mereka yang mengikuti gaya hidup tanpa makanan- mengambil energi dari
alam untuk memberi makan diri mereka:
Maha Guru Ching Hai:
Mereka hidup dari chi yang berasal dari tanah, atau dari hutan, dan
dari matahari serta serta udara. Mereka mengambil memanfaat dari semua
itu. Atau mereka hidup dari kasih dan dari iman semata.
Supreme Master TV:
Individu-individu tersebut dikenal sebagai breatharian (pranarian atau
inediat), solarian, atau waterian. Mereka memiliki latar belakang
kebudayaan yang berbeda-beda serta berasal dari berbagai negara di
seluruh penjuru dunia. Sesungguhnya, kemungkinan dan keajaiban dalam
hidup ini -sebagaimana yang telah dirancang Pencipta kita yang murah
hati- adalah tanpa batas; kita hanya perlu terhubung ke dalam untuk
mengenali hadiah berlimpah kita sebagai anak-anak Tuhan. Maha Guru Ching
Hai dengan penuh kasih merekomendasikan rangkaian acara mingguan dalam
Supreme Master Television untuk memperkenalkan individu-individu ini di
masa lalu dan masa sekarang yang telah memilih untuk hidup tanpa-makanan
di Bumi. Semoga kisah spiritual mereka memikat Anda; membuka hati dan
mengembangkan wawasan Anda.
Supreme Master TV: Hari ini kita mengunjungi negara Brasil yang luas dan beraneka segi di Amerika Latin untuk berbincang dengan Oberom Silva, breatharian berhati besar yang memiliki rasa hormat yang mendalam pada kehidupan. Oberom telah bebas makanan selama sembilan tahun.
Oberom Silva: Saya menyadari bahwa pola getaran yang memasuki tubuh saat kita memakan beberapa elemen fisik, jika kita berada dalam kebahagiaan yang terus-menerus, itu tidak berubah-ubah. Jika kita terperangkap dalam drama sehari-hari menjadi korban, di bawah kendali, rasa takut, penderitaan – semua yang kita tempatkan dalam diri kita mengganggu getaran kita. Kita menjadi sepenuhnya mudah diserang oleh getaran luar, getaran-getaran di luar. Dan hal itu sama dengan lingkungan tempat kita bergantung, teman-teman yang kita miliki, hiburan kita, televisi – apa pun akan memberi getaran kasar itu, setiap lebih ke bawah dan juga akan mengurangi energi kita, dan setiap kali kita terhubung, kita terperangkap dalam lingkaran bertahan hidup, rasa lapar, kebutuhan akan makan. Dan ini juga berlaku pada makanan. Jika kita makan makanan berfrekuensi rendah, dari kematian, rasa sakit, derita, kekerasan, rasa takut, maka kita sedang memasukkan getaran dari semua elemen ini, yang sangat padat, getaran-getaran yang sangat rendah. Jadi, sulit bagi kita untuk hidup bahagia – saya sedang berbicara tentang kebahagiaan yang terus-menerus ini, kesadaran dari menjadi bahagia ini. Anda hidup dalam momen-momen gembira di sini dan di sana kemudian masuk lagi ke dalam ‘rollercoaster’ dari sensasi-sensasi dan perasaan-perasaan. Jadi, gagasan utama yang saya lihat, bahkan untuk tujuan kesadaran prana, adalah bahwa orang-orang dibentuk dalam kesadaran itu – ego tidak lagi menciptakan struktur, menciptakan permainan-permainan. Jadi, Anda dapat keluar dari mekanisme ego dari hidup di masa lalu ini, hidup di masa depan, melintasi kenikmatan-kenikmatan, hanya melihat dan menjadi bahagia dengan segala sesuatu, berterima kasih dalam energi rasa syukur, yang sangat luhur. Rasa syukur adalah ilahi. Ia membawa getaran tanpa batas ini, getaran Tuhan.
Supreme Master TV: Dipengaruhi oleh pendidikannya, Oberom menjalani gaya hidup yang sangat aktif, ia mendedikasikan waktu dan upayanya untuk meningkatkan hidup orang lain di daerahnya begitu juga masyarakat, global.
Oberom Silva: Saya dilahirkan dalam sebuah masyarakat alternatif, dalam sebuah gaya hidup yang berorientasi menuju pengetahuan-diri. Saya dilahirkan di rumah bergaya alami – tanpa obat-obat alopati – tanpa gula putih, tanpa TV, tanpa daging apa pun. Segalanya tanpa usaha, segalanya dididik dalam sebuah cara, seperti yang dijelaskan oleh orangtua saya, dan sebagaimana mereka dipahami oleh kami, itu bukan sebuah kekurangan. Saya jalani pendidikan biasa. Saya lulus dalam pendidikan fisika. Saat ini saya mengikuti pendidikan pascasarjana mengenai yoga. Sebagian besar saya bekerja pada penyebaran dan klarifikasi dari kesadaran prana di Brasil dan dunia. Saya seorang aktivis untuk vegetarisme, tidak hanya di jalan-jalan, tetapi juga berfokus pada bagian pendidikan dan penerangan bersama murid-murid, di sekolah-sekolah akademik ataupun sekolah-sekolah konvensional. Saya menulis buku berjudul “Berjalan dalam Cahaya”, yang melaporkan pengalaman ziarah spiritual saya antara Eropa dan India yang berlangsung selama sembilan bulan. Dan sekarang ini, saya sedang bekerja untuk penerbitan buku-buku ini. Saya seorang guru yoga. Saya lakukan selama seminggu. Saya bekerja. Saya juga seorang pengurus dari sebuah LSM ekologis bernama, MADRE – yang berarti Teman-Teman dari Beragam Ekologis dan Regenerasi. Saya juga anggota dari dewan ABRASCA, yang merupakan Asosiasi Komunitas Alternatif Brasil, dan kami telah menghadiri secara teratur pertemuan-pertemuan dan untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan usulan-usulan hidup alternatif. Sebagai tambahan, dengan agrohutani, permakultur, biokonstruksi juga adalah bagian dari aktivitas keseharian saya. Juga, kegiatan pribadi saya adalah untuk memelihara keberadaan saya, jadi saya selalu bergetar pada energi ini yang baik untuk setiap orang, yang baik bagi planet ini, yaitu kebahagiaan dan cinta.
Supreme Master TV: Keinginan besar Oberom mempromosikan belas kasih, diet nabati, bermula dari pertemuan-pertemuan yang tidak terduga.
Oberom Silva: Sebenarnya, awal dari cerita saya sebagai seorang aktivis vegetarisme bermula dari
membaca buku, “Kunci Pencerahan Seketika”, oleh Maha Guru Ching Hai. Terdapat pertanyaan tentang belas kasih holistik ini juga, sebagai tambahan terhadap berbagai agama yang berbeda yang juga menyusun pemahaman ini, belas kasih, menghormati makhluk-makhluk yang sangat murni ini, Jadi, hal ini memberi saya keberanian untuk memberi informasi kepada orang-orang dengan cara menjadi pembicara dari makhluk-makhluk yang berbicara ini, tetapi dalam bahasa yang saat ini tidak dapat dipahami populasi manusia. Jadi, saya merasa harus dan sangat terdorong, sebenarnya, dengan cara ia menanamkannya, dan kini inilah yang saya kerjakan. Saya membagi waktu saya, dan terkadang waktu sangatlah singkat. Saya pulang ke rumah dari tugas saya dan tinggal hingga larut malam, menjawab e-mail yang berdatangan dari seluruh dunia, dengan pertanyaan-pertanyaan, dengan permintaan buku-buku. Dan meskipun hal itu sangat terburu-buru, sering sangat menuntut, saya memiliki persepsi dan perasaan akan kesadaran penuh damai ini bahwa saya sedang lakukan dharma saya. Jadi buku ini, “Kunci Pencerahan Seketika”, oleh Maha Guru Ching Hai, saya banyak memakainya untuk membawa pemahaman ini kepada orang lain. Pada waktu itu saya tak tahu dari mana itu berasal, juga bagaimana mengontak referensi dari seorang makhluk sadar di dimensi kita ini, yang merupakan hak istimewa kita. Lalu, di tahun 2006 pada Kongres Vegetarian Brasil dan Amerika Latin pertama di Sao Paulo, ada sebuah stan Maha Guru Ching Hai dan kami mendekat ke sana, saya dan saudara saya. Kami mendekat karena kami telah memiliki histori terlibat secara mendalam dalam aktivisme, masalah pembebasan hewan. Saya bisa katakan bahwa hal itu seluruhnya luar biasa. Segalanya terjadi pada waktu yang tepat, dalam ukuran yang akurat, dan akan selalu menjadi referensi bagi saya bukan hanya sebagai memori yang baik, tetapi sebagai sebuah poin, sebuah sumber, yang mana saya tahu saya bisa bersandar saat kondisi tidak seimbang, pada saat ragu tanpa rasa takut apa pun.
Supreme Master TV: Itu juga adalah kesempatan lain yang terbuka bagi Oberom kemungkinan untuk hidup semata-mata dari prana, energi kosmis.
Oberom Silva: Saya terlahir dalam keluarga pencari, jadi saudara saya dan saya dibesarkan tanpa daging. Kami tak pernah memakan daging dalam hidup kami, meskipun celaan dari para keluarga, para guru, masyarakat. Kami tumbuh dewasa menjadi lebih kuat, lebih sehat, tanpa obat-obatan alopati, dan produktivitas yang sama, dan terkadang lebih baik, dari yang lainnya dalam kelompok seumur kami. Jadi, bagian nutrisi ini selalu kami dapatkan. Selalu baik-baik saja bagi kami untuk tidak memakan daging. untuk tidak memakan rasa sakit dan penderitaan itu. Terlebih lagi, persepsi bahwa kita bisa berkembang dalam arah ini selalu ada. Maka, kami bebaskan diri dari pola makan lacto-vegetarian dan melakukan pola makan yang lebih berkesadaran, yaitu pola makan vegan. Dari itu muncul realisasi bahwa jumlah yang kita makan setara dengan jumlah energi yang kita keluarkan untuk mencerna bahan-bahan yang kita konsumsi. Jadi, hal pokok dari kisah ini bagi kita semua adalah saat buku ini muncul, “Hidup dengan Cahaya”, oleh orang Australia, Jasmuheen, yang menyebutkan proses inisiasi, inisiasi spiritual, 21 hari dimana terjadi konversi dari sistem kepercayaan kita untuk bidang tanpa batas ini dan makhluk-makhluk ilahi yang adalah kita – suatu pembagi dimana kita temukan diri kita, kita mengenali makhluk ilahi yang adalah kita – dan itu berasal dari kesadaran ini bahwa kita dipelihara oleh Tuhan sendiri, bahwa kita dibangunkan pada kebahagiaan ini yang saya terima terus-menerus hingga hari ini. Sejak 2001, telah 9 tahun hidup dalam berkah ini yang terus menstimulasi dalam diri kita perasaan terima kasih yang spontan yang bahkan membawa lebih banyak berkah, lebih banyak kelimpahan, kemakmuran, bagi hidup kita. Jadi, kekuatan terbesar yang kami miliki, berkaitan dengan “Autobiografi Seorang Yogi” karangan Yogananda – ayah saya telah menjadi pengikut Yogananda sejak saya lahir. Jadi, kisah-kisah tentang Theresa Neumann, Giri Bala, Babaji, berbagai yogi yang ‘bilocate’, yang berkomunikasi secara telepati – semua ini adalah kisah menjelang tidur, jadi kami selalu memikirkan mereka sebagai makhluk nyata. Sistem kepercayaan kami dalam aspek ini selalu menerima semua ini, tetapi tentu saja, dalam suatu persepsi bahwa itu (hidup dengan prana) adalah untuk para yogi tercerahkan di Himalaya dan bukan untuk manusia biasa seperti kami, hingga buku itu tiba dan mengubah segalanya sejak buku itu menyebutkan tentang Yogananda. Jadi, saya memiliki identifikasi yang kuat dengan semua yang pengarang buku itu uraikan dalam buku tersebut, tentang kemungkinan ini.
Supreme Master TV: Tumbuh besar dalam keluarga yang menghormati kehidupan dengan seluruh anggota keluarga taat pada prinsip ini melalui pola makan nabati mereka, sejak awal Oberom mudah menerima nilai-nilai mulia kehidupan manusia.
Oberom Silva: Orangtua saya berasal dari Sao Paulo, ibu kota, sebuah metropolis yang saat ini dikenal sebagai pusat bagi berbagai kesempatan, dan menemukan bahwa hal itu tak cocok dengan apa yang mereka ketahui sebagai sikap yang benar dalam menjalani jalan kehidupan, dengan apa yang mereka pahami sebagai tujuan berinkarnasi di sini dan hal itu jauh dari memiliki pekerjaan bagus, gaji yang bagus… dari segala sesuatu yang dicari orang-orang di sana. Jadi, mereka memutuskan untuk pergi ke pedesaan, ke selatan Minas Gerais, menjauhkan keluarga dari prinsip persaingan, dari ketakutan... Semua anak, dan tidak berjumlah sedikit, mengikuti tujuan sama, memiliki persepsi kehidupan yang sama, tentang dunia, terhadap pekerjaan, kasih... untuk menstimulasi kasih dalam hidup sehari-hari kita dengan orang-orang. Tidak banyak berbicara tentang kasih, tetapi hidup dengan kasih dan memahami bahwa teladan kita berbicara jauh lebih keras daripada kata-kata kita. Jadi, kemudian saat kami menemukan kesadaran prana atau hidup dengan cahaya, itu adalah suatu pengakuan umum, bagi seluruh keluarga.
Supreme Master TV: Setelah ibu Oberom mulai bertransisi ke hidup dengan prana, transformasi fisiknya adalah suatu keajaiban untuk dilihat.
Oberom Silva: Jadi, ibu saya melalui proses prana dengan segala keajaiban, yang terefleksikan dalam prosesnya. Enam bulan kemudian, saudara saya, setahun lebih muda, menjalani proses itu, dua hari setelah saya melalui proses itu. Dua minggu kemudian, saudari saya mulai proses itu; dua hari setelah itu ayah saya mulai proses tersebut. Empat proses, dan ibu saya membantu. Hal ini sangat kuat baginya karena dia mengasuh orang semacam itu, dan tiba-tiba dia melihat itu dalam cara tertentu, fungsi alaminya dihentikan. Dan entah bagaimana kami melihat itu berubah melalui proses ini, dengan prosesnya, karena pada saat itu ketika dia melewati proses transisi, dia adalah seorang wanita, seorang ibu dari enam anak berusia empat puluh tahun… stres. Stres ini tergambar pada tubuhnya: ia memiliki lebih banyak beban, terlihat letih, rendah energi, tetapi selalu sangat spiritual dan segala hal, tetapi dia kekurangan berkah ini. Jadi, saat dia melakukan ini (transisi menuju breatharisme), dia menjadi cantik, luar dalam. Anda bisa melihat dalam matanya perubahan ini. Dan saya bergurau bahwa saya tidak punya ibu yang membosankan lagi, dan sebagai gantinya mendapatkan kakak perempuan yang keren.
Supreme Master TV: Melihat perubahan luar biasa dalam diri ibunya setelah sang ibu menerapkan gaya hidup tanpa makanan, Oberom, bersama anggota-anggota keluarganya, memutuskan menjalani proses transisi ini juga.
Oberom Silva: Maka, hubungan ini menjadi tersambung pada tali pusar, kami menjadi lebih dekat terajut dalam kasih, dan ini, proses itu sendiri, bagaikan suatu eksperimen besar dalam kasus kami, karena beberapa waktu kemudian, seorang saudara melakukan proses ini, di usia 14 tahun lalu seorang saudari melakukan proses ini, di usia tiga belas tahun. Jadi, ada beberapa anggota keluarga, kecuali yang kecil yang juga ingin melakukannya tetapi dihentikan dari melakukannya, itu adalah menjalani pengalaman itu. Jadi, menarik sekali bagi kami melihat diri kami sendiri sebagai tabung uji, karena tidak ada buku panduan yang menggambarkan kapan ini terjadi, Anda harus melakukannya. Kemudian ada isu internalisasi terhadap keheningan dan kesadaran, mendengarkan jawaban datang dari dalam batin. Kami tahu bahwa kesadaran itu mengakses semuanya: itu adalah segalanya. Jadi, ini sangat menarik ketika kami lebih sadar mengenai masalah ini, ketika kami percaya: ”kita adalah satu”, “kita ciptakan realitas kita”, semua kata² klise ini, kita praktikkan dalam hidup. Sungguh! Kita membuat sel² tubuh menyadari ini, hal itu bukan sekadar teori indah.
Supreme Master TV: Saat menjalani proses transisi 21 hari menuju breatharisme, Oberom sudah siap mengalami beberapa manfaat fisik. Akan tetapi, koneksi ilahilah yang merupakan daya penggerak bagi tekadnya untuk hidup dengan prana.
Oberom Silva: Diet saya sebelumnya berdasarkan pada volume, tetapi selalu mengamati yang tidak menderita. Tentu saja, saya tidak tahu bahwa diet laktosa sangatlah mirip dengan penderitaan hewan-hewan, mungkin karena ketidaktahuan. Saya merasa saya telah lalui tanpa penderitaan, tetapi dalam ketidaktahuan. Saat kami mendengar tentang kemungkinan ini, bagi saya itu adalah kemungkinan kuat untuk memperoleh pengalaman benar² merasakan bahwa saya dipelihara oleh Tuhan. Itu sangat kuat bagi saya. Sebagai seorang pria berusia 17 tahun pada saat itu, hal itu benar-benar fantastik; juga manfaat² yang diciptakan imajinasi tentang faktor tidak makan. Saya adalah seorang atlet, dan saya berhenti selama berlangsungnya proses 21 hari saya dan kurang lebih sekitar satu setengah bulan, sesungguhnya tiga bulan, memulihkan diri, membangun kembali diri saya, hingga tiga bulan kemudian saya bertambah dua pon lebih dari sebelum proses itu, tetapi massa otot, dan energi terluang untuk kembali ke lapangan bola tangan, untuk berlari 8,7 mil di Minas Gerais, mengendarai sepeda naik dan turun bukit sebagai latihan, dan melakukan ‘capoeira’ dan aktivitas² olahraga, hanya meminum jus, dan hidup dengan prana tiga kali seminggu dan melakukan semua itu. Jadi, hal itu sangat memotivasi saya. Saya sangat termotivasi, tetapi yang utama, yang sama bagi seluruh keluarga, adalah kemungkinan untuk lebih dekat dengan Tuhan atau kesadaran ini. Sungguh, ini adalah motivasi terbesar.
Supreme Master TV: Proses 21 hari adalah sebuah perjalanan penemuan-diri bagi Oberom. Pengalaman itu meninggalkan suatu kesan yang dalam dan tak terlupakan.
Supreme Master TV: Bagaimanakah proses 21 hari ini, apakah Anda memiliki kenangan yang menarik yang bisa Anda komentari?
Oberom Silva: Anda tahu, proses ini sangatlah lancar. Yang juga paling menarik perhatian dari apa yang saya ingat… saya sebenarnya memiliki kenangan yang bagus berkenaan dengan itu. Berbagai detail, misalnya minggu pertama, menghabiskan 24 jam berjaga dan belajar cara menghadapinya; menyadari pola ego, membedakan yang mana adalah ego, yang mana adalah kata hati; menjauh dari komando ego, dari masa depan dan masa lalu yang membawa penderitaan dalam situasi itu, dan memasuki momen dimana terdapat penderitaan. Mempelajari ini melalui pengalaman praktis membuat semuanya berbeda. Jadi, ini adalah sebuah sekolah yang hebat. Dan hal lainnya yang membangunkan banyak perhatian dan yang berharga untuk disebutkan adalah tentang minggu ke-2 dan minggu ke-3, saya melihat Tuhan dalam segala sesuatu. Segalanya adalah kasih, saya ingin merangkul semuanya. Kadang² orang mengatakan bahwa ini adalah pelepasan efek opium otak – bisa jadi, tapi persoalannya adalah bahwa saya melihat segalanya lebih berwarna-warni, dan pengalaman itu dipenuhi dengan kasih dan kebahagiaan yang sangat jelas.
Supreme Master TV: Proses transisi ini bagi Oberom menjadi menantang setelah periode awal berjalan lancar.
Oberom Silva: Hari pertama saya tanpa makan apa pun adalah sebelum proses itu; persiapan saya adalah pada hari Minggu. Suatu hari saya bangun siap untuk benar² tidak makan apa pun, tetapi dengan seluruh pola mental saya mengenai apa yang dapat terjadi. Yang diprediksi benar² terjadi, saya menjalani hari dengan sedikit sakit kepala, terkadang merasa lemah, dan saya bangun di hari berikutnya hampir tanpa kekuatan untuk turun dari tempat tidur. Berlawanan dengan proses transisi, saat saya memulai proses ini, hari pertama saya nampak seperti hari biasa, hari ke-2 saya nampak biasa, hari ke-3 saya terlihat seperti hari biasa. Pada hari ke-4 saya, masalah tidur mulai mengganggu saya dan saya mulai menyadari ego saya yang kuat pada hari ke-4. Lalu masalah makanan, sejak hari pertama dari proses saya – sangat, sangat lancar. Saya mengalami makanan sebagai sarana pemenuhan emosional, sebuah katup saat medan emosional kita terguncang, dan saya telah patahkan suatu hubungan dan tidak berhenti mengamati, tidak berhenti menghubungkan atau mengelilingi diri saya dengan kesadaran tentang siapa aku ini. Saya memasuki bagian dalam ego, masuk jauh ke dalam ego dan berkata, “Itu terserah kamu,” dan dia (ego) menghukum saya dengan perasaan² yang ingin dia dapatkan. Jadi, itulah saat setelah tiga tahun hidup dalam kesadaran itu, saya temukan diri saya makan untuk memenuhi sebuah rongga emosional, dan itu adalah pengalaman yang sangat dingin, dilihat kembali saat ini, karena ketahanan fisik saya jatuh dengan segera. Pada awalnya, saya mengalami pilek segera setelah saya kembali memakan makanan padat. Saya merasa lebih padat terhadap persepsi yang halus. Pikiran saya menyerbu, morat-marit, gaduh, dan ini mengacaukan kelakuan saya sebagai orang. Jadi itu adalah pengalaman yang bermanfaat, dan hari ini saya belajar banyak dari itu.
Oberom Silva: Pada diet sebesar 2000 kalori, kurang lebih, kita menghabiskan kira-kira 1.400 kalori untuk metabolisme. Jadi, itu hampir kontradiksi untuk makan. Albert Einstein mengatakan semua benda adalah energi, jadi itu sangat jelas bahwa kita adalah satu, ya? Dan perbedaan antara benda-benda dan orang-orang adalah perbedaan frekuensi energi yang membentuk elemen-elemen materi. Tapi, prinsip dasarnya adalah, jika kita memasukkan makanan ke mulut kita, kita memasukkan energi yang sama dengan diri kita, ya? Jadi, kita dapat membawa energi yang sama, energi yang melalui pernapasan atau melalui keadaan dari kesadaran.
Supreme Master TV: Setelah menyaksikan transformasi menakjubkan dari ibunya saat sang ibu bertransisi ke pola hidup bebas makanan, Oberom juga memutuskan untuk hidup dengan prana. Nyatanya, seluruh keluarga, selain anak paling kecil, telah melewati proses 21 hari.
Oberom Silva: Enam bulan sebelum proses saya, saya amati dengan cermat proses dari ibu saya dan saya tak punya keraguan bahwa itu memungkinkan, bahwa itu sesuai untuk saya juga. Jadi, ketakutan jenis apa pun... segalanya jadi amat lancar, semuanya ditunjukkan dan mendorong saya ke arah itu yang tidak saya tolak. Dengan segala hal yang telah terjadi, nampaknya Tuhan benar-benar menempatkan kita pada ini tepat pada cara ini.
Supreme Master TV: Dari pengalaman pribadinya, Oberom menjadi sadar bahwa tubuh manusia memiliki kemampuan tak terbayangkan yang hanya menunggu untuk dimanfaatkan.
Oberom Silva: Tubuh manusia secara cerdas bersifat ilahi, dalam keahlian ilahi dari penggabungan zat. Ini kurang lebih... Begini, Saya tak mau ambil risiko memberi angka pada ini karena ini bisa jadi omong kosong. Ini adalah triliunan sel, masing-masing dengan berjuta-juta fungsi. Dan dengan luar biasa, masing-masing sel mengetahui fungsi masing-masing dari banyak sel. Jadi, kita adalah cerdas. Tentu saja, untuk semua yang mengenai getaran, kepadatan, persepsi terbatas, kita harus akses mekanisme kelangsungan hidup yang mana adalah mekanisme yang mengatur dunia hewan: rasa lapar, makan, tidur. Jadi, semua ini adalah alami; ini tidak buruk. Tapi, kita dapat bangkit menjadi sesuatu yang lebih halus, lebih sadar, dan dari kesadaran itu, mengakses suatu kesadaran yang akan membawakan getaran yang lebih tinggi, yang akan menyelamatkan kecerdasan ilahi, kecerdasan tak terbatas. Itu adalah kendaraan ini, dan ini saja akan menyediakan semua informasi yang diperlukan untuk melakukan tugas saya. Getaran itu semata-mata membawa kecerdasan ini, kecerdasan tak terbatas ini, dan ia beroperasi serta memperbanyak sel-sel, dan membimbing elemen-elemen dari organisme kita.
Supreme Master TV: Hidup dengan prana adalah kenyataan yang harus umat manusia kenali. Itu bagian alami kehidupan yang menolong kita dalam menyadari Tuhan.
Oberom Silva: Kadang-kadang orang-orang ingin suatu penjelasan ilmiah, saya mengetahui satu. Kami punya sebuah buku oleh Michael Weiner, “Hidup dari Cahaya”, yang menyinggung visi dari seorang dokter tentang kemungkinan ini. Dan baru-baru ini saya terima sebuah laporan mengenai seorang dokter Meksiko, ilmuwan Meksiko, yang berbicara tentang fotosintesis manusia. Hira Ratan Manek sendiri berbicara tentang proses dari bangunnya kelenjar pineal, melepaskan melatonin melalui cahaya, yang mana masuk melalui mata kita. Ini penjelasan-penjelasan. Tapi kemudian, untuk coba menjelaskan cinta secara ilmiah... Jika Anda dapat menjelaskan cinta secara ilmiah, itu akan sangat mudah untuk menjelaskan hidup dengan cahaya secara ilmiah. Sebagai bunda semesta agung, yang sedang mengamati saya, yang sedang menemani saya, tapi saya punya kesadaran bahwa Tuhan adalah ini: saya, kamu, dan segalanya. Dan tidak ada perbedaan, tiada pemisahan sama sekali. Segala hal tersusun dalam kesempurnaan. Ini mencakup-semua kesadaran... memiliki seluruh rencana yang sedang berkembang. Kemudian saya kadang-kadang membiarkan diri saya merasa seperti makhluk lebih kecil, meskipun saya tahu bahwa saya adalah kesadaran ini. Kemanusiaan secara pasti di sini sebagai sekolah evolusi. Orang-orang berkata, “Oh, tapi kami seperti ini sejak dulu.” Sebagai contoh, pada aspek pola makan, “Mengapa Anda menciptakan paham tidak-makan ini?” Kita punya gigi, kita punya sistem pencernaan, tapi mengapa tidak berkembang? Kita tahu tubuh kita sepenuhnya mampu beradaptasi dan serba guna, dan kita telah mengalami mutasi sepanjang evolusi kita. Kemudian mungkin ini adalah tahap baru, bagi sebagian orang pada awalnya. Lalu saya sadari bahwa dalam sekolah besar ini, yang mana adalah kehidupan, yang kita hidup saat ini sebagai manusia pada tahap dari belajar kita, dari evolusi kita. Kita telah sampai pada tahap mengakui Tuhan, dan bagi sebagian orang itu proses yang pelan menyakitkan yang bahkan mencakup banyak kehidupan. Bagi orang lain, ini adalah suatu pengakuan. Mungkin Tuhan bersinar lebih kuat dalam diri saya, dikarenakan pahala, dan memperpendek jalan dari orang-orang ini. Bagi orang lain, orang itu secara tiba-tiba perlu belajar lebih banyak.
Supreme Master TV: Bagi Oberom, hidup dengan cahaya menjadi perjalanan batin untuk menemukan kembali diri sejatinya. Dengan melepas makanan fisik, mempertimbangkan kekritisan bagi kelangsungan hidup manusia, dan membina diri lewat meditasi, Oberom memasuki dunia Ilahi.
Oberom Silva: Bagi saya, sebelum proses tersebut, hidup saya didedikasikan pada olahraga dan olah fisik, bekerja manual di rumah, dengan sabit, dengan cangkul, sebuah kebun herbal, penanaman pohon-pohon. Dan saat melakukan proses itu, jejak-jejak dari hidup ini terulang. Antusiasme saya pada olahraga, kemungkinan yang tubuh berikan pada saya sebagai respons terhadap semua stimulasi ini, saya menyadari bahwa saya curahkan banyak energi secara eksternal, padahal saya bisa arahkan energi ini untuk kemajuan spiritual saya. Jadi, saya temukan yoga. Lalu hidup saya tinggal di bidang ini, mempraktikkan hidup dalam bidang ini dan berlatih fisik dengan hatha yoga, raja yoga, dan karma yoga, lalu setelah itu saya mengalami perjalanan selama sembilan bulan dengan uang yang sangat sedikit, menyerahkan diri kepada Tuhan yang Ilahi, bahkan hidup dalam keajaiban di 13 negara Eropa. Jalan ke Santiago, saya berjalan dalam hening, 800 kilometer tanpa makan, selama 19 hari – tetapi tanpa makan selama 18 hari. Itu merupakan hari yang tidak bisa saya hindarkan, bukan karena kebutuhan fisik melainkan persoalan sosial di sana, keadaan yang menahan saya pada itu. Dan segala hal sangat indah. Tubuh ini sempurna. Tubuh memahami situasi apa itu dan menemukan jalan seputar makanan. Meskipun tubuh merasa berat, sekali lagi, masuk ke dalam mekanisme untuk mencerna, kehilangan kontrol; tetapi ia memecahkan persoalan. Lalu, berkenaan dengan perjalanan ini, yang diselesaikan di India, 2 bulan di India bersama saudara saya, saya kembali ke Brasil dan menulis sebuah buku, “Perjalanan dalam Cahaya”, yang melaporkan tentang pengalaman selama berada dalam perziarahan, tentang benar-benar hidup melalui penyerahan diri kepada Tuhan yang Ilahi, tanpa ketakutan apa pun atau keprihatinan bahwa saya akan dikecewakan. Dan hal ini membawa, sekali lagi, sebuah konfirmasi bahwa berbagai hal mengalir. Hanya percaya, berserah… Dan di sana saya menulis buku, dan dari sana, mulai bekerja untuk menyebarkan persepsi ini bahwa hidup dalam cahaya adalah tidak makan. Tubuh hidup dari cahaya ilahi. Tubuh mungkin untuk hidup, dari cahaya ilahi ini bahkan sewaktu saya masih makan. Dan, tentu saja, untuk juga mengatakan bahwa adalah mungkin untuk memasuki kemungkinan di luar hal tidak-makan, mungkin di luar pemahaman manusia, seperti dematerialisasi tubuh dan re-materialisasi tubuh, dengan bebas, dan tahap tidak makan adalah hal kecil. Lalu, dengan ceramah-ceramah tentang kesadaran prana ini, saya juga memakai buku dalam bahasa Inggris. Dan hidup saya sekarang ini sangatlah aktif.
Supreme Master TV: Apa yang terjadi selama proses transisi 21 hari untuk menjadi bebas-makanan?
Oberom Silva: Tiga minggu, terbagi menjadi tubuh fisik, tubuh emosional, tubuh mental. Membersihkan semua ini, dalam semua perluasan dari diri kita ini, keseimbangan di antaranya dan mengubah pola keyakinan. Proses itu terjadi secara alami kurang lebih seperti ini. Dari hari ke-4 hingga hari ke-7, kita diberi makan melalui energi yang halus, dan tubuh tidak cukup mengerti mekanisme apakah ini, dan karena kita tidak kehilangan energi untuk mencerna, kita mendapat lebih banyak energi, lalu kita tidak tidur. Jadi, ini cukup umum bahwa dari hari ke-4 hingga hari ke-7 orang-orang tidak tidur. Tetapi, saat jus masuk dalam tubuh, karena satu minggu tanpa makan apa pun…. dan dua minggu terakhir meminum jus. Lalu, saat jus masuk, tubuh menjadi rileks lagi lalu kita punya lebih banyak waktu untuk tidur. Tetapi, kita tidak bekerja bahkan saat tidak makan. Kita bekerja dengan menyelam dalam diri kita, persepsi dari seseorang, persepsi tentang bagaimana mekanisme dari ego itu, dan dari ini dekonstruksi batasan sistem-sistem kepercayaan.
Oberom Silva: Jadi “pranik” adalah nama yang digunakan untuk orang yang hidup dalam kesadaran pranik, kesadaran tak terbatas dari diri kita sendiri ini, dari potensi manusia kita. Dan ini datang dari sebuah lompatan kesadaran, maksud saya, pengalaman spiritual pada tingkat permulaan, sebagai contoh, ini adalah proses bertahap dan orang mengambil itu, bergabung dengan keilahian ini, menemukan kembali yang waktu telah berikan kepadanya. Jadi, menjadi pranik adalah hidup dalam getaran ini dan kita memanfaatkan kualitas-kualitas yang telah tidur itu. “Breatharian” adalah sebutan untuk makhluk yang mengikuti pola makan, saya benar-benar membatasi pada pola makan, yang tidak memakan apa pun yang bersifat fisik. Seorang breatharian adalah makhluk yang hidup semata-mata dari prana. Ia hidup dalam kesadaran pranik, karena itu ia adalah pranik. Ia telah melampaui keterikatan pada cita rasa, merasakan kesenangan, jadi ia bahkan bebas dari persoalan hidup untuk kesenangan cita rasa ini. Saya seorang pranik, tetapi saya tidak menganggap diri saya seorang breatharian. Saya tidak membuat hidup saya terfokus untuk menjadi seorang breatharian. Saya tidak mencari-carinya. Saya mencari keabadian ini, stabilitas dalam kesadaran, untuk bahagia setiap saat, seluruhnya bahagia, sepenuhnya. Ini yang saya kerjakan dan saya merasa bahwa hasil dari kestabilan dalam kesadaran ini adalah bahwa keinginan menghilang dan saya dipelihara oleh prana, karena sel-sel saya sudah mengenal ini. Hari-hari ketika saya “kering”, ketika saya tetap makan hanya dari prana, saya tidak merasa kekurangan apa pun juga. Energi saya jauh lebih besar. Pekerjaan saya berat secara fisik, bahkan pekerjaan kasar dan saya tidak merasakan semacam keletihan atau seperti itu. Jadi, ini benar-benar masalah ego, hasrat untuk merasakan kesenangan, itulah mengapa saya tidak menganggap diri saya seorang breatharian, tapi lebih kepada seorang pranik, hidup pada kesadaran pranik dan mungkin yang mencapai breatharisme.
Supreme Master TV: Bagi Oberom, setelah melalui tantangan dari proses peralihan, hasil akhirnya adalah jauh lebih baik daripada yang ia harapkan.
Oberom Silva: Secara fisik saya merasa baik. Sebenarnya, kenyataan menjalani sembilan tahun tanpa jatuh sakit adalah luar biasa! Pengalaman sangat berharga. Dan bahkan perasaan tubuh menjadi penuh dengan energi, memperkuat aktivitas, saya pikir itu juga sangat bermanfaat. Saya melakukan yoga, dan saya sangat bahagia memiliki energi ini, dapat menghentikan dan mengamati…dan juga dinamika fisik dalam beberapa latihan seperti Aliran Vinyasa yang memerlukan banyak dari tubuh. Latihan intensif selama dua jam, dan tubuh merespons sangat baik. Secara emosional, saya merasa bahwa jika ada kesadaran, ada stabilitas. Kita tidak dapat mengenali proses itu. Proses alami hidup yang melibatkan pikiran, yang akan melibatkan emosi, kemudian kesadaran menyaksikan. Jika kita di sana, kita tidak jatuh ke dalam drama-drama ini, dan sebagai konsekuensi, segalanya menjadi lebih stabil, terpusat, lebih seimbang. Saya merasa seperti ini, sungguh.
Supreme Master TV: Keadaan seimbang.
Oberom Silva: Ya, dalam keadaan seimbang. Saat saya melalui proses itu, salah satu motivasi yang saya miliki, dan salah satu cita-cita itu, adalah mengenai tidak makan lagi. Jadi, sering kali saya melanggar sebuah prinsip bahwa saat ini saya melihat begitu banyak tentang ahimsa, tanpa kekerasan, atas nama ketegaran, bahkan ego: “Saya tidak akan makan.” Bukan memecahkan masalah. Itu adalah sesuatu yang dibebankan pada saya oleh diri saya sendiri, yang membangkitkan penderitaan pada level tertentu, lalu saya perhatikan pada bulan ke-9, saya tidak hanya menghasilkan kekerasan untuk diri sendiri, tetapi juga dengan orang-orang dalam lingkungan saya; dan saya memilih untuk bebas. Tanpa paksaan pada kebebasan saya untuk faktor tanpa makan, tetapi untuk menjadi bebas. Tentu saja, perasaan tidak makan adalah luar biasa, adalah kebebasan yang amat besar. Tetapi, juga untuk makan dengan bebas. Apa yang saya rasakan sekarang, sempurna, nyata. Jadi kesenangan ini, saya mulai mengevaluasinya, dan menghasilkan disiplin, sangat indah, apa yang saya ikuti hari ini. Setelah saya menyelesaikan proses itu, tidur saya turun setengah; saya mulai tidur kira-kira empat jam. Ada sejumlah malam hari lebih pendek daripada itu, tapi bukan tidur terpaksa dan harus bangun karena alasan apa pun; dan bukan kasus insomnia yang membuat Anda merasa lelah dan tak bisa tidur. Waktu dihabiskan dengan baik istirahat, sangat senang, dan saya memiliki energi mutlak untuk melaksanakan semua aktivitas yang tidak selalu ringan sekali, tenang sekali, kadang-kadang sangat dinamis dan berat. Setelah saya menyelesaikan proses itu dan ada kepastian dan perasaan fisik bahwa saya dipelihara oleh Tuhan, dipelihara oleh cinta kasih, kebahagiaan... Segala hal menjadi sangat hidup, sangat berwarna, dan lancar.
Supreme Master TV: Di samping menaikkan kesadaran sampai tingkat yang dapat mencapai gaya hidup bebas makanan, Oberom juga bekerja secara aktif mempromosikan pola makan nabati. Pola makan vegan welas asih yang menghormati kehidupan hewan kita sesama penghuni yang berperan memperindah planet kita dan memperkaya kehidupan manusia.
Oberom Silva: Jika memperhatikan sistem pencernaan kita, kita mengetahui bahwa kita adalah herbivora, jadi kita sedang melawan sifat alamiah manusia. Dan konsumsi daging saat ini adalah paling tidak berkelanjutan dalam kehidupan. Kita tahu apabila kita tetap berpola makan omnivora, kita makan dari kesakitan, penderitaan, kekerasan, dan sejalan waktu, ini memantul dalam pikiran kita, dalam kata-kata kita dan sering dalam perbuatan kita yang menimbulkan kepadatan yang tidak membiarkan kita menghubungkan makanan yang kita konsumsi dengan kehidupan, atau elemen yang kita konsumsi dengan beribu-ribu nyawa yang dibunuh agar kita memiliki ternak itu. Hutan demi hutan dihancurkan agar kita dapat membuat padang rumput. Oleh karena itu, saya pikir hal paling pokok dalam transisi bagi planet ini untuk bertahan hari ini, saya pikir kemajuan terbesar menuju kesadaran pembebasan ialah pola makan vegetarian/vegan dimana kita tidak akan menyumbang pada kehancuran-diri. Kita memungkinkan banyak makhluk lain mengembangkan hidupnya secara harmonis, bahkan dalam interaksi dengan manusia, pada saat ia menyadari pentingnya peran makhluk-makhluk ini untuk pertumbuhan kita untuk proses belajar kita. Sampai sekarang kita hanya memandang mereka semata-mata alat pemuasan nafsu-nafsu kita – dan mereka adalah guru-guru kita, dan saudara-saudara kita.
Supreme Master TV: Terbenam dalam kasih Ilahi sebagai hasil dari hidup dengan prana dan latihan meditasinya, Oberom merasakan syukur yang dalam atas semua bimbingan dan dukungan yang menolongnya menemukan kembali Jati dirinya dan merasakan Tuhan sangat mendalam.
Oberom Silva: Kesadaran prana adalah suatu keadaan memperoleh makanan dari cinta kasih. Jika kita mengatur hidup kita dari cinta kasih, maka semua perbuatan kita akan mencipta, memelihara cinta. Dan dalam keadaan cinta kasih, suci, dan jujur, yang hidup dalam keberadaan, semua perbuatan kita datang dari kesadaran ini. Saya tahu bahwa pekerjaan dari Guru Ching Hai ini menyediakan akses kepada makhluk-makhluk dengan tingkat kesadaran ini, yang sering kali tertutup dari masyarakat, saya tahu ini sangat membebaskan untuk membawa acara ini tentang breatharisme kepada kesadaran orang-orang. Saya sangat berterima kasih untuk karya ini yang sekarang saya sadari lebih daripada waktu lainnya bahwa tim ini besar, bahwa kita sebenarnya tidak pernah sendirian. Saya ingin berterima kasih dengan diri saya sepenuhnya, kepada Guru saya, Parahamsa Yogananda, keseluruhan Persaudaraan Cahaya, Persaudaraan Putih, para Guru yang Telah Pergi. Saya ingin berterima kasih kepada Jasmuheen atas karyanya. Ini pekerjaan yang sangat berani dan gagah, artinya bertindak dari hati. Saya ingin berterima kasih kepada orangtua saya atas kepercayaan, penyerahan, dan teladan dari mereka, ibu saya yang merupakan teladan hidup dari tingkat kesadaran ini, dan seluruh keluarga saya. Saya berterima kasih kepada keseluruhan organisasi Supreme Master, dan berterima kasih mendalam kepada Tuhan, keberadaan Ilahi dari “SAYA”, yang memungkinkan dirinya menjadi lebih kuat daripada ego saya dan memperlihatkan dirinya untuk memberi arah dalam jalan saya, dan saya melihat diri saya mendapat hak istimewa untuk begitu dini, saya pikir, untuk maju begitu awal dalam hidup. Saya juga berpikir bahwa saya telah menerima banyak berkah dan telah menapaki begitu banyak, dengan sangat bahagia, dan banyak cinta, oleh karena itu, saya sangat berterima kasih.
Untuk informasi lebih jauh mengenai Oberom dan karyanya, silakan menghubungi:
Oberon C. Silva
Mailbox 108
São Lourenço –Minas Gerais / Brazil
CEP 37470-000 Email: viajandonaluz@gmail.com
Literatur tentang Hidup Tanpa-Makanan
Pranic Nourishment – Nutrition for the New Millennium
www.lulu.com
www.amazon.com