Kami mengundang Anda menyaksikan episode seri berbagi kisah sejati luar biasa tentang keajaiban yang dialami anggota Asosiasi kami pada jalur ini di zaman modern.
Sewaktu orang-orang terkasih kita meninggal, ke manakah jiwa mereka pergi? Akankah mereka ke Surga? Akankah jalur kerabat kita akhirnya bersilangan kembali dengan jalur kita? Kim, anggota Asosiasi kami dari Aulac (Vietnam), berbagi sebuah kisah menarik mengenai reinkarnasi dan kemajuan spiritual dengan bimbingan dari Maha Guru Ching Hai. Kisah Kim sebenarnya dimulai saat dia masih remaja, jauh sebelum dia menjadi seorang praktisi spiritual…
Kim : Sewaktu ibu saya masih ada, suatu malam, ketika saya berusia 15 tahun, saya tidur di samping ibu saya. Di tengah malam, ibu saya terbangun; dia mengusap kepala saya dan berkata, “Di antara semua anakku, aku percaya dan punya harapan pada dirimu saja.” Pada saat itu, saya tidak mengerti perkataannya. Dan setelah beberapa saat, dia menunjuk ke arah patung Quan Yin Bodhisattva di Jalan Rù Rì – Nha Trang dan berkata, “Setelah aku meninggal, aku akan mengikuti Bodhisattva Quan Yin.” Beberapa bulan kemudian, ibu saya meninggal. Saya tidak cukup paham dua pernyataannya sebelumnya, tetapi kemudian, setelah berlatih spiritual dengan Guru, saya sangat paham sekali. Itu adalah ucapan terakhir ibu saya untuk saya dan harapannya untuk mengikuti Buddha setelah dia meninggal.
Supreme Master TV : Kim baru berusia 16 tahun sewaktu ibunya tiba-tiba meninggal dunia. Dua puluh tiga tahun kemudian, hanya setelah Kim diinisiasi ke dalam metode meditasi Quan Yin, akhirnya dia melihat dalam sebuah penglihatan, ibunya naik ke Surga ibunya naik ke Surga di bawah perlindungan Maha Guru Ching Hai. Pada saat inisiasi, Kim, seperti semua murid Maha Guru Ching Hai, menerima jaminan pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian, dan juga penderitaan. Bukan saja itu, setidaknya lima generasi anggota keluarga dari murid juga akan dibebaskan.
Kim : Tahun 1993, saya diinisiasi dan berlatih metode Quan Yin bersama Guru. Tidak lama setelahnya, suatu malam, saat meditasi, saya mendapat penglihatan di mana ibu saya berdiri di atas awan putih, memakai pakaian putih seperti seorang peri. Rambut dan pakaiannya sangat indah. Dia berdiri di samping Buddha Quan Yin, tetapi Buddha itu adalah Guru yang juga berdiri di atas awan putih. Dari langit, dua awan turun. Saya melihat ke atas, ibu memandang saya dan tersenyum. Wajah ibu sangat muda dan cantik. Dia memandang saya dan Guru juga memandang saya dengan tatapan penuh kasih. Setelah itu, ibu saya melambaikan tangan kepada saya dan kedua awan pelan-pelan naik ke atas. Guru dan ibu saya menghilang.
Supreme Master TV : Dengan rahmat dari Maha Guru Ching Hai, ibu Kim bisa pergi ke alam surgawi. Namun, ibunya memilih untuk lahir kembali ke dunia manusia, supaya bisa memiliki kesempatan berharga untuk maju secara spiritual dengan seorang Guru tercerahkan.
Kim : Saat meditasi saya, saya melihat penglihatan batin di mana ibu saya bertanya apakah dia bisa reinkarnasi sebagai bayi perempuan saya. Dan saya melihat diri saya melahirkan seorang bayi perempuan yang sangat cantik. Khususnya, matanya sangat cemerlang dan wajahnya penuh sukacita.
Supreme Master TV : Tentu saja, Kim benar-benar melahirkan bayi perempuan. Sejak awal, anak ini menunjukkan dia lebih maju melampaui usianya yang muda. Sebagai contoh, saat masih bayi berusia enam bulan, dia sudah bisa duduk dan mengucapkan banyak kalimat lengkap. Suatu hari, ketika anak perempuannya berusia tiga tahun, Kim menghukumnya karena nakal.
Kim : Saya memukulnya dan menyuruhnya berbaring di tempat tidur.Setelah sejam, dia meninggalkan tempat tidur, langsung mendatangi saya. Tiba-tiba dia menampar saya, dan berkata,”Aku tidak pernah memukulmu sebelumnya. Kenapa kamu memukulku tadi?” Saya terkejut dan ingat ibu saya tidak pernah memukul saya ketika saya masih kecil.
Supreme Master TV : Ketika ceramah di Filipina pada Mei 2000, Maha Guru Ching Hai berbicara mengenai bagaimana anak-anak lebih kecil sering kali masih ingat masa lampau mereka sebelum mereka dilahirkan.
Maha Guru Ching Hai : Sampai usia empat atau lima tahun, anak-anak masih ingat dari mana mereka berasal, masih berhubungan dengan Surga. Itu sebabnya mereka begitu murni, begitu bahagia. Tidak peduli dalam keadaan apa pun, mata mereka memancarkan kasih dan kebahagiaan surgawi, yang kita orang dewasa telah kehilangan. Semakin tua usia kita, kilau di mata kita semakin memudar karena kita telah berhubungan dengan dunia fisik, yang sangat kasar, yang tidak halus, yang tidak bahagia ini, dibandingkan dengan tempat dari mana kita berasal.
Kim : Walaupun saya tahu anak perempuan saya sebenarnya adalah ibu saya yang diselamatkan oleh Guru dan bereinkarnasi untuk berlatih spiritual, pada saat marah, saya telah memukulnya. Ketika dia hampir enam tahun, ada inisiasi. Saya mendaftarkannya untuk inisiasi, tetapi utusan Quan Yin berkata dia masih belum cukup usia enam tahun, sehingga dia tidak bisa diinisiasi. Dia menangis dan tidak ada yang bisa meredakan tangisannya. Utusan Quan Yin bertanya, “Kenapa menangis? Hanya tunggu beberapa bulan hingga kamu enam tahun.” Dia menjawab, “Kehidupan tidak abadi.” Ketika dia masih sangat muda, kadang kala saya pergi dari rumah selama dua, tiga hari. Di rumah saya, hanya ada orang pemakan daging. Mereka sengaja memaksa dan menggoda anak saya memakan daging, tetapi dia tidak makan dan menangis. Dia diam-diam pergi ke belakang rumah dan membuang semua makanan yang ada produk hewani. Hanya ada sedikit nasi putih tertinggal. Ketika saya pulang ke rumah, dia memberitahu saya, mereka memberinya makanan sangat bau. Kemudian, ketika dia tumbuh dewasa, dia berlatih spiritual sangat rajin, tidak lagi ingat kehidupan masa lalunya. Tetapi wajah, kepribadian, dan tingkah lakunya seperti ibu saya. Melalui keajaiban ini, saya tahu Guru telah menyelamatkan ibu saya dan juga banyak orang dalam keluarga saya. Dan ibu saya adalah orang yang paling saya cintai dan berutang sangat dalam. padanya. Jadi, itu adalah kenangan paling mendalam dalam kehidupan saya.
Supreme Master TV : Berikut adalah pengalaman spiritual Kim yang lain. Ini berlangsung tahun 1997, setelah empat tahun ia diinisiasi ke dalam metode Quan Yin. Kim menghadiri retret meditasi internasional di Thailand dan melihat Maha Guru Ching Hai secara pribadi untuk pertama kalinya.
Kim : Pada sore hari, setelah retret internasional selesai, Guru mengemudi keliling tempat meditasi untuk menyalami rekan-rekan inisiat. Saya berpikir: “Saya jarang punya kesempatan melihat Guru. Sekarang saya harus lari mengejar Guru supaya bisa melihatnya sekali lagi.” Tetapi, saya jatuh dengan keras di tanah. Pada saat itu, Guru melihat saya dan menyetop mobilnya. Guru melihat saya, merasa kasihan pada saya, dan saya bisa merasakan semua itu di matanya. Tetapi, pada saat itu, saya merasa seperti saya punya kekuatan luar biasa dan bangkit lagi seperti pegas melingkar. Guru mengulurkan satu tangan ke arah saya. Saya dengan cepat mengulurkan dua tangan ke arah Guru. Guru memandang saya dengan penuh kasih sayang. Saya merasa sangat bahagia.
Supreme Master TV : Saat retret berakhir dan dia dalam perjalanan pulang, Kim tidak menyadari bahaya yang akan dia temui. Saat itu malam terang bulan di pompa bensin. Dia keluar bus sebentar dengan teman-teman seperjalanannya.
Kim : Saya berbicara saat berjalan. Saya berbalik dan berkata kepada rekan-rekan inisiat lain, “Tunggu saya. Saya akan pergi ke toilet.” Ketika saya mulai berjalan, kaki saya menyentuh mulut lubang yang saya pikir adalah bayangan dari bangunan. Saya kaget. Saya menyadari itu adalah lubang hitam di depan saya. Dan kaki kedua saya mengikuti kaki lain. Pada saat itu, saya merasa saya pasti mati. Saya hanya mengingat Guru dan melafalkan namanya. Biasanya, saya melafalkan nama-nama Buddha, tetapi pada saat itu, Saya ingat ucapan Guru: “Dalam keadaan darurat, Anda harus melafalkan nama Guru untuk berdoa bagi bantuan.” Tetapi pada saat itu, saya pikir saya akan mati. Saya yakin saya akan mati, saat jatuh ke lubang dalam itu. Lubang itu sekitar lima atau enam meter dalamnya karena merupakan lubang bensin lama yang tidak terpakai. Orang-orang membuang sampah, tanah, batu, batangan besi, segalanya ke dalamnya. Ketika saya melafalkan nama Guru, saya menyentuh tanah dan merasa nyeri di dada saya. Setelah itu, saya tidak tahu apa-apa lagi. Saya tidak bisa teriak ketika saya menyentuh tanah itu. Saya merasa sesak di dada saya. Saya tidak mengerang atau bergerak. Saya pingsan. Ketika saya bangun, saya berbaring di sebuah usungan dan dua orang Thailand mengangkat saya. Mereka bertanya kepada saya, “Apakah Anda ingin panggil mobil ambulans atau naik ke bus grup Anda kembali ke hotel Anda?” Saya tidak bisa berbicara, saya merasa sakit sekali. Mereka membantu saya duduk. Saya duduk , tetapi tidak bisa berbicara. Sepertinya saya kehilangan kemampuan berbicara atau sesuatu dikarenakan jatuh.
Supreme Master TV : Ketika Kim jatuh ke lubang yang dalam, dia membawa sebuah tas dengan botol minum dari retret itu.
Kim : Saya tidak bisa berbicara, tetapi saya menunjuk ke arah botol minum itu. Saya memberi isyarat kepada rekan inisiat untuk menuangkan saya sedikit air. Setelah saya meminumnya, saya bisa berbicara lagi. Rekan inisiat saya bertanya, “Bagaimana perasaanmu? “Apakah merasa lebih baik?” Saya berkata, “Lebih baik dan sudah kurang sakitnya.” Saya bisa berbicara, maka semua orang sangat gembira. Saya juga bisa berjalan. Ketika saya tiba di hotel, saya merasa sangat nyeri, tetapi saya coba berjalan seperti orang biasa.
Supreme Master TV : Setelah tiba di rumah di Aulac, sakit hebat Kim tidak menghilang. Dia memutuskan pergi ke rumah sakit.
Kim : Dokter bertanya kepada saya, “Bagaimana Anda jatuh?” Saya beritahu dia, saya jatuh ke dalam lubang, 5-6 meter dalamnya yang punya banyak sampah seperti besi, baja, atau batu dan debu. Dan dokter bertanya, “Apakah kepala dan kaki Anda sakit?” Karena saya hanya ada dua luka, yang kanan ini, dan yang lain di paha kiri saya yang sangat memar. Tetapi, ketika di X-ray, Anda tidak melihat apa pun.. Dokternya sangat terkejut. Dia berkata,” Jatuh sedalam lebih dari lima meter, kepala bisa terbentur dan hancur, atau lengan dan kaki akan patah. Kalau tidak, dada atau punggung akan membentur tanah dan berdampak pada jantung dan paru-paru.” Tetapi jantung dan paru-parusaya sangat baik, kaki dan kepala saya semuanya baik. Dokternya sangat terkejut dan tidak bisa percaya apa yang saya katakan, tetapi itu adalah kebenaran. Maka, dokternya berkata, “Anda pasti adalah anak Tuhan dan Buddha dan Tuhan dan Buddha telah menyelamatkan Anda.” Saat itu, saya membuka lebar mata saya dan menjawab, “Benar. Saya adalah anak Buddha. Saya adalah anak Buddha.” Kemudian, saat pulang, saya masih merasa sakit. Saya hanya makan makanan yang diberkati Guru, karena saat itu, saya punya banyak dari semua rekan inisiat. Sejumlah anggota keluarga memberitahu saya untuk mencari pengobatan timur. Dokternya bertanya, “Bagaimana Anda jatuh?” Saya ceritakan seperti saya beritahu dokter sebelumnya. Dokter ini juga tertawa dan mengatakan persis seperti yang dikatakan dokter sebelumnya. “Anda pasti anak Tuhan dan Buddha. Tuhan dan Buddha telah menyelamatkan Anda, kalau tidak, tidak ada yang bisa selamat dalam kasus ini.” Sekitar satu bulan kemudian, bengkaknya menghilang dan tubuh saya kembali normal, tidak sakit lagi. Saya tahu bahwa saya mungkin saja mati, tetapi Guru telah selamatkan saya.
Supreme Master TV : Dalam keadaan normal, Kim mungkin menghadapi akhir yang mematikan atau tragedi lumpuh. Tetapi, yang menakjubkan, tulang dan organ-organ penting tubuhnya dalam kondisi sempurna, dan kelihatan dokter-dokternya telah mendiagnosa dengan benar: kasus perlindungan ilahi. Kim hanya bisa berterima kasih kepada Maha Guru Ching Hai yang memberikannya kunci akses ke Sang Ilahi pada saat inisiasi.
Kim : Selain pengalaman spiritual ini, saya punya banyak pengalaman spiritual lain yang indah. Dan karena pengalaman ini, saya merasa sangat berterima kasih kepada Guru dan saya sangat menyayangi dan menghormati Guru. Dalam perjalanan spiritual saya, saya selalu dibantu oleh Guru dalam kehidupan spiritual dan jasmani saya. Kadang kala ketika saya dalam kesedihan atau “shock”, saya merasa sangat damai ketika saya berpikir tentang Guru, atau melafalkan nama Guru. Saya sangat menyayangi Guru. Saya tidak tahu bagaimana mengungkapkan rasa syukur, kasih saya kepada Guru.