Perubahan Iklim Arsip Berita
Menyelamatkan lautan: isu iklim sangat penting - 8 Des 2011
Loading the player ...
Menyelamatkan lautan: isu iklim sangat penting.
Bersamaan dengan negosiasi utama Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa, sejumlah kelompok nonpemerintah, ilmuwan, dan orang lain telah bekerja untuk menghadirkan informasi terbaru tentang aspek-aspek tertentu dari pemanasan global, seperti dampak pada ekosistem laut, untuk menjadi perhatian para peserta. Supreme Master Television melaporkan dari lokasi konferensi di Durban, Afrika Selatan.

Koresponden: Sementara negosiasi COP 17 mendekati penutupan di sini di Durban, para anggota Asosiasi Internasional Maha Guru Ching Hai terus mengangkat kesadaran tentang solusi pola makan vegan organik yang efektif bagi perubahan iklim. Banyak peserta konferensi telah menerima tas SOS yang berisi bacaan dan DVD untuk membantu menginformasikan mereka dalam pembuatan keputusan. Lebih dari 700 tas telah dibagikan bekerja sama dengan 11 hotel, semuanya sepakat membantu membagikan tas tersebut kepada para tamu mereka yang menghadiri konferensi.

Juga di Durban minggu yang lalu, Forum Global tentang Lautan, Pantai, dan Pulau mengadakan acara untuk meningkatkan kesadaran tentang perlunya segera menangani keadaan lautan dunia sebagai bagian dari keseimbangan iklim.

Ben Ngubane – Ketua Dewan, Perusahaan Penyiaran Afrika Selatan: Kita selalu berpikir tentang hutan hujan sebagai sumber penyerap karbon utama, tetapi lautan bahkan sumber yang lebih besar.

Dr. Wendy Watson-Wright – Asisten Direktur Umum, Komisi Kelautan Antarpemerintah UNESCO: Namun, apa yang sedang terjadi dengan penyerapan karbon dioksida ini adalah #1, lautan menjadi jenuh, dan #2, lautan menjadi lebih asam. Ini menyebabkan dampak yang sangat besar.

Dr. Carol Turley – Ilmuwan Senior, Laboratorium Kelautan Plymouth, Inggris: 65 juta tahun yang lalu, ada kekacauan besar karbon dan lautan menjadi lebih asam, menjadi lebih panas, oksigen di lautan berkurang. Banyak spesies di Bumi menjadi punah, termasuk dinosaurus. Dan kita semacam melalui sesuatu yang bahkan lebih cepat sekarang.

Dr. Wendy Watson-Wright: Jumlah zona mati telah meningkat pesat bahkan dalam beberapa dekade terakhir dari 40 pada sejumlah tahun yang lalu, dan naik menjadi, saya percaya, secara global lebih dari 500 zona mati.

Nick Nuttal – Juru Bicara, Program Lingkungan PBB: Ini sesungguhnya karena pembuangan pupuk, limbah, dan kotoran hewan ke dalam sistem sungai.

Dr. Wendy Watson-Wright: Lautan adalah paru-paru planet ini. Ia juga merupakan jantung planet ini, karena ia memompa air ke sekeliling dan memberi kita atmosfer kita, memberi kita cuaca kita, iklim kita.

Dr. Carol Turley: Tidak, kita takkan bertahan tanpa lautan.

Koresponden: Sementara itu, Supreme Master Television telah berbicara dengan banyak partisipan terkemuka dari pemerintah, kelompok, dan media yang berbagi pendapat mereka tentang perlunya menghilangkan konsumsi produk hewani, termasuk daging dan ikan.

Dr. Ricardo Navarro – Pusat Penyesuaian Teknologi Salvador: Di antara semua hal yang manusia lakukan, mungkin satu yang memiliki dampak lebih besar adalah cara kita makan.

Foster Dongozi – Sekretaris Umum, Persatuan Jurnalis Zimbabwe: Yang terbaik bagi iklim jika kita menjadi vegetarian. Konsumsi produk hewani adalah salah satu kontributor utama bagi pemanasan global dan perubahan iklim.

Mia MacDonald – Direktur Eksekutif, Brighter Green; Worldwatch Institute; vegetarian: Pemerintah tentunya dapat mendorong orang-orang untuk menerapkan pola makan nabati. Ini keadaan alami bagi banyak, banyak negara. Jadi, seharusnya tidak radikal. Lihat, pada umumnya, makan makanan nabati, bagi kesehatan manusia, bagi lingkungan, bagi iklim. Dan untuk lebih memasyarakat tentang itu.

Koresponden: Melaporkan dari Durban, Afrika Selatan untuk Supreme Master Television.

Supreme Master TV: Penghargaan kami kepada semua pemerintah, organisasi, ilmuwan, dan aktivis yang berupaya memahami dan memecahkan krisis lautan dan planet kita. Semoga semua pemimpin dan individu terdorong untuk melakukan semua upaya demi menyelamatkan ekosfer berharga yang penting bagi kelangsungan hidup semua makhluk.

Seperti pada konferensi video Oktober 2009 di Indonesia, Maha Guru Ching Hai telah sering kali membicarakan pentingnya memulihkan keseimbangan lingkungan laut dan Bumi.

Maha Guru Ching Hai: Anda bisa melihat bahwa ikan mati menutupi keseluruhan permukaan air. Kita tidak melihat air.Kita hanya melihat ikan mati mengapung di permukaan. Itu adalah pemandangan yang mengerikan untuk dilihat.

Seperti yang saya katakan sebelumnya, jika semua orang di dunia menjadi vegan, alam akan pulih kembali dengan sangat cepat, hampir semalaman saja, dan kita bisa melihat lautan menjadi sehat kembali. Terlebih lagi, di seluruh dunia, zona laut mati yang tak terhitung jumlahnya akan mempunyai kesempatan untuk hidup kembali.

Juga, ketika kita berhenti mengosongkan semua ikan yang malang keluar dari laut, mereka memiliki kesempatan untuk mengembalikan keseimbangan di lautan. Kita sangat membutuhkan ikan di laut untuk menyeimbangkan lautan; kalau tidak hidup kita akan berada dalam bahaya. Tuhan menempatkan mereka di sana karena suatu alasan.

Jika lautan sehat kembali, bahkan terumbu karang yang mati akan hidup kembali. Bayangkan! Alam itu ajaib dan luar biasa. Tapi, untuk menyaksikan pemulihan alam, kita seharusnya tak membiarkan gaya hidup kita saat ini diteruskan.

Berita Tambahan
Memperingatkan pada tanggal 1 Desember 2001 bahwa kemungkinan berulangnya kemarau musim panas lalu sangat tinggi pada tahun depan, Menteri Lingkungan Hidup Inggris Caroline Spelman menyerukan kepada perusahaan dan individu untuk mulai menghemat air sekarang.

http://www.telegraph.co.uk/earth/earthnews/8926498/Households-told-to-save-water-now-for-next-summer.html
http://www.guardian.co.uk/environment/2011/dec/01/drought-risk-high-england-2012?newsfeed=true

Dalam laporan yang dirilis 1 Desember 2011, satu tim yang terdiri dari 121 ilmuwan dari 14 negara menyimpulkan bahwa pemanasan global telah menciptakan temperatur rata-rata yang baru dan lebih tinggi di Arktik, sementara temperatur udara dan lautan yang lebih panas menghasilkan es laut musim panas yang lebih tipis, lebih muda dan berkurang jumlahnya.

http://www.spa.gov.sa/English/details.php?id=949043

http://www.msnbc.msn.com/id/45521029/ns/world_news-christian_science_monitor/#.Ttvl42OBqU9