Studi: Perubahan iklim mempengaruhi datangnya angin Monsoon di Asia Selatan – 19 Mar 2009 | |
|
Studi: Perubahan iklim mempengaruhi datangnya angin Monsoon di Asia Selatan Perubahan iklim bisa mengganggu datangnya angin Monsoon di Asia Selatan. Baru-baru ini para peneliti dari Purdue University di Indiana, AS telah melakukan studi yang menyingkap efek Pemanasan Global terhadap pola datangnya angin Monsoon di Asia Selatan, termasuk tertundanya hujan dan berkurangnya curah hujan pada umumnya. Dengan lebih dari separuh penduduk bumi tinggal di wilayah yang dilalui angin Monsoon, perubahan ini akan membawa dampak yang besar pada sumber-sumber air, khususnya, sebagai contoh, 90% air yang digunakan di India berasal dari hujan Monsoon. Noah Diffenbaugh, profesor tamu & direktur sementara Pusat Riset untuk Perubahan Iklim Purdue, yang juga memimpin kelompok studi ini menyatakan,”Tertundanya kedatangan angin Monsoon akan berpengaruh besar pada produksi pertanian, ketersediaan air, pembangkit listrik hidroelektrik dan berkurangnya air permukaan.“ Kami bersyukur kepada para ilmuwan dari Maha Guru Ching Hai: Karena kita terus merusak planet ini dan berperang satu sama lain, alih-alih menghadapi musuh yang sesungguhnya. Itulah penyebab hancurnya planet ini. Dan inilah yang menghancurkan segala sumber daya di dunia. Kita sedang kekurangan. Jika kita tidak berhenti, kita akan lebih kekurangan dalam banyak hal. Dan perang sesungguhnya akan segera pecah. Karena banyak orang kelaparan dan putus asa. Tak ada yang bisa menghentikannya. Karena mereka sudah benar-benar putus asa, mereka telah benar-benar buntu. Mereka siap menerima segala resiko. Lalu keadaan akan lebih sulit dari sekarang. Jadi, lakukan apa yang bisa dan perlu menurut Anda. Segalanya harus positif. Segala kegiatan dilakukan untuk pembenahan atau menyelamatkan dunia. Perubahan iklim mempercepat perburuan air di wilayah barat Amerika Serikat Baru-baru ini, negara bagian Kern di California Selatan mengumumkan kerugian sekitar 300 juta US$ tahun ini, sementara itu 40.000 akre lahannya kekurangan air, dan 40.000 sisanya tak bisa ditanami sama sekali. Pemerintah negara bagian telah mengumumkan keadaan darurat untuk mengatasinya. Dewan Pertahanan Sumber-Sumber Alam (NRDC) menyarankan untuk fokus pada pemulihan seperti pembersihan air bawah tanah, dan pemanfaatan air hujan dari badai. Kami menghargai segala upaya dari Dewan Pertahanan Sumber-Sumber Alam dan semua pihak yang tengah mengurangi dampak dari situasi mengerikan ini. Mari bersama meningkatkan pola hidup berkelanjutan yang mendukung semua kehidupan di planet bumi kita. Swedia mengumumkan strategi ambisius energi ramah lingkungan Swedia menjadi salah satu yang terdepan dalam kebijakan energi ramah lingkungan. Mereka baru saja memaparkan rencana kemandirian dari bahan bakar fosil di tahun 2050 nanti. Ini menjadikan Swedia sebagai negara anggota Uni Eropa yang paling ketat menerapkan aturan tentang rumah kaca dan emisi gas saat ini. Untuk memenuhi 50% kebutuhan energi di tahun 2020 dan kemandirian semua kendaraan dari bahan bakar fosil di tahun 2030, pemerintah menerapkan pajak atas tingkat emisi karbon. Sementara itu, kendaraan ramah lingkungan atau menggunakan energi ramah lingkungan akan dikenakan pajak lebih murah Menteri Lingkungan Andreas Carlgren menyatakan, "Kami berambisi meningkatkan kebijakan atas iklim.” Penghargaan kami untuk Menteri Lingkungan Andreas Carlgren dari Swedia, untuk kepemimpinan dan tindakan nyata mengurangi emisi! Semoga berkah senantiasa menyertai Anda dalam menjaga keseimbangan alam di bumi rumah kita ini. |
![]() ![]() |
Copyright © 2007-2009 Supreme Master Television. All rights reserved. |