Satwa laut yang terdampar meninggal akibat ganggang beracun - 6 Mei 2009

Satwa laut yang terdampar meninggal akibat ganggang beracun.

Di daerah selatan Kalifornia, AS, ditemukan banyak hewan laut seperti anjing laut, singa laut, lumba-lumba dan burung-burung laut ditemukan sakit atau sekarat di sepanjang pantai negara bagian barat.

 

Para penyelamat satwa laut berbasis di AS yakin bahwa mereka mengalami keracunan sejenis zat bernama asam domoik yang dihasilkan oleh sejenis ganggang yang sangat cepat berkembang biak. Dengan lebih dari 1.000 kali tugas penyelamatan sejak awal tahun, Peter Wallerstein dari tim Penyelamat Satwa Laut mengatakan, ”Dalam minggu-minggu terakhir ini, sekitar 20 mamalia laut telah diselamatkan dan dicurigai menderita keracunan.”

 

Situasi berbahaya bagi kehidupan laut ini disebabkan oleh zona kematian yang melepaskan gas beracun hidrogen sulfida saat ganggang mati, tenggelam, dan membusuk di dasar laut. Penyebab utama berkembangnya ganggang beracun ini adalah limpahan limbah dari pertanian, kilang pengolahan tinja, dan peternakan. Kami sungguh berduka atas hilangnya satwa laut yang bernilai dan turut memberkati Bumi dan keseimbangan ekologisnya.

 

Semoga kita bisa menyikapi peristiwa ini sebagai sebuah alarm kritis agar kita lebih bertanggung jawab menjaga kemuliaan seluruh kehidupan. Dalam sebuah pertemuan internasional di bulan Agustus 2008, Maha Guru Ching Hai menggarisbawahi pentingnya menjadi pengurus yang baik bagi planet Bumi untuk menjamin kesejahteraan semua makhluk laut.

 

Maha Guru Ching Hai: Banyak sekali ikan paus dan lumba-lumba, mereka terseret ke pantai dan mati. Banyak sekali zona kematian di laut. Laut terasa mencekik mereka, jadi mereka berenang keluar dari air yang telah penuh gas beracun yang terlepas! Mereka sudah tak tahan lagi, mereka tak bisa bernapas. Jadi, mereka harus keluar dari sana.

Bagi mereka, hidup adalah di dalam air, tapi airnya penuh dengan racun, tentu saja mereka keluar. Tapi saat mereka keluar, mereka akan mati, karena tak ada air. Berdiam di laut, mereka mati, keluarpun mati. Tak ada pilihan untuk mereka. Inilah kekejaman paling buruk, manusia tidak peduli pada lingkungan, dan membiarkan mahluk lainnya menderita seperti ini. Hanya dengan menjadi vegetarian, seberapa sulitkah itu?

 

Bahkan lumba-lumba harus keluar dari laut karena mereka pikir dengan begitu mereka bisa bertahan hidup, sekalipun mempertaruhkan nyawa mereka, jadi kenapa kita tidak bisa beralih ke pola makan vegetarian saja?



http://cbs2.com/local/Toxic.Algae.Bloom.2.999278.html

http://www.scientificamerican.com/article.cfm?id=oceanic-dead-zones-spread
http://www.env.gov.bc.ca/wat/wq/reference/toxicalgae.html
http://oregonstate.edu/dept/ncs/newsarch/2005/Sep05/algalblooms.htm

Pemanasan global memaksa burung-burung bermigrasi lebih jauh.

Penelitian Inggris terbaru yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Durham dan Universitas Cambridge menemukan bahwa perubahan iklim memicu jarak migrasi burung-burung menjadi semakin ke utara untuk menghindari suhu yang memanas.

 

Dari sekitar 500 juta burung yang diketahui berpindah setiap tahun dari Afrika ke Eropa, beberapa dari spesies burung terkecil itu beratnya sepersepuluh ons, dan jarak tambahan sejauh 400 km yang harus ditempuh tentunya terlalu berlebihan untuk keselamatan mereka. 

Rekan peneliti Rhys Green dari Universitas Cambridge menyatakan, “Burung-burung kecil ini melakukan perjalanan yang mengagumkan, memaksa dirinya sampai batas akhir kemampuannya. Apapun yang membuat perjalanan mereka menjadi lebih jauh ... berarti sama dengan hidup dan mati.” Profesor Green dan rekan dari Universitas Durham dan Cambridge, kami menghargai informasi mengenai keadaan sulit yang menyedihkan ini sebagaimana kami berdoa agar sahabat berbulu kita mampu menemukan kekuatan untuk bertahan hidup. Mari kita melakukan bagian kita dalam membantu mengurangi konsekuensi dari pemanasan global seperti ini dengan menjalani kehidupan yang penuh kasih, untuk menyelamatkan Bumi.


http://economictimes.indiatimes.com/Earth/
Global-Warming/Warming-makes-birds-migrate-farther/articleshow/4403396.cms


Âu Lạc (Vietnam) meluncurkan program untuk menghadapi perubahan iklim.

Laporan terbaru oleh Bank Pembangunan Asia mengenai dampak regional dari perubahan iklim menyebutkan bahwa kenaikan permukaan laut nantinya mampu menenggelamkan sepuluh ribu akre lahan padi.

 

Beberapa orang terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi; bila air laut terus naik, maka akan mengambil alih beberapa ratus lahan lagi dari mereka yang tinggal di sekitar pantai. Untuk membantu mendidik masyarakat mengenai kenyataan dan risiko perubahan iklim, pemerintah telah menyetujui sebuah program senilai US$112 juta yang, bersama program lainnya, berencana untuk mengenalkan topik tersebut di sekolah dan universitas. 

Wakil Direktur Departemen Meteorologi, Hidrologi dan Perubahan Iklim, Bpk. Nguyễn Khắc Hiếu  menjelaskan, “Tidak ada keraguan bahwa pencegahan memakan biaya yang lebih sedikit daripada memperbaiki kerusakan ... hal ini sangat penting bagi masyarakat untuk menyadari perubahan iklim jadi mereka dapat mempelajari bagaimana untuk beradaptasi terhadap hal tersebut dan mengurangi potensi dampaknya.” Pujian penuh hormat kami, Wakil Direktur Nguyễn Khắc Hiếu  dan  Âu Lạc, atas program lingkungan Anda untuk membantu para penduduk untuk memahami keadaan genting dari planet kita. Semoga masyarakat  Âu Lạc (Vietnam) yang ramah dan semua orang di seluruh dunia mengadopsi gaya hidup berkelanjutan yang harmonis dengan lingkungan kita.


http://english.vietnamnet.vn/politics/2009/04/844820/


Copyright © 2007-2009 Supreme Master Television. All rights reserved.