Menyelamatkan hutan hujan Amazon dari eksploitasi - 17 Jun 2009

Menyelamatkan hutan hujan Amazon dari eksploitasi

Penelitian baru yang diterbitkan di majalah Science menemukan bahwa pembabatan Amazon untuk kepentingan ekonomi hanya membawa keuntungan finansial sementara saja, tapi dapat merusak lingkungan secara permanen. Misalnya, sejak awal tahun 1990-an, sepertiga area yang dibabat untuk peternakan sapi pada akhirnya hanya ditelantarkan dan tidak digunakan lagi. Peneliti menemukan bahwa penghasilan, harapan hidup, dan juga pengetahuan orang yang melakukan kegiatan ini semakin berkurang sejalan dengan waktu. Para ilmuwan seperti Dr. Carlos Nobre dari Lembaga Riset Luar Angkasa Brasil dan kepala Program Geosfer-Biosfer Internasional meminta untuk menghentikan eksploitasi seperti itu, beliau mengatakan bahwa itu sangat berbahaya bagi manusia dan iklim.

Dr. Carlos Nobre – Lembaga Riset Luar Angkasa Brasil, Kepala Program Geosfer-Biosfer Internasional di Swedia (L): Kita harus mengabaikan ekonomi, menghentikan ekspansi pertanian yang terus berlangsung di daerah Amazon, ekonomi peternakan, ekonomi penebangan ilegal. Tetapi kita perlu menemukan apa yang akan terjadi nanti. Jika kita tidak mengambil langkah pertama untuk menciptakan perubahan baru ini, maka pengrusakan yang terjadi di Amazon seperti peternakan, pertanian yang tidak efisien maka dalam beberapa dekade mereka akan memakan 30, 40, 50% Amazon.

Suara: Terima kasih Dr. Nobre dan peneliti internasional atas kepeduliannya, dan kami juga berdoa agar kita segera mengindahkan nasihat Anda untuk melindungi Amazon dan kehidupan manusia melalui pilihan bijak dan berkelanjutan. Maha Guru Ching Hai sering berbicara tentang nilai tak tergantikan dari hutan seperti dalam diskusi berikut melalui telekonverensi dengan staf Supreme Master Television pada bulan Januari 2008.

Maha Guru Ching Hai: Lihatlah, sama seperti hutan hujan Amazon, karena sudah ada di sana untuk waktu yang lama, ribuan juta tahun; ia adalah paru-paru dunia. Dan sekalipun Anda menanam pohon-pohon baru, keadaannya tidak sama. Begitulah. Semakin besar pohonnya, semakin tua pohonnya, semakin efektif dalam memproduksi oksigen dan menetralkan karbon dioksida. Jadi, saya tidak tahu apakah pemerintah-pemerintah mampu membuat sesuatu yang dapat memantulkan panas ke angkasa di daerah yang cukup luas dan dengan cara yang sedemikian efektif seperti cara yang dilakukan oleh alam. Kita jangan hanya bersandar pada teknolog, karena karma (ganjaran buruk) lebih penting daripada teknologi. Jadi, kita harus fokus pada vegetarisme agar semua orang memperoleh kedamaian dan menjadi vegetarian lalu teknologi baru ditambahkan juga ke sana.

Referensi:
http://www.google.com/hostednews/afp/article/ALeqM5jKSkhJwYxhn8Hu_IbccA_SFbp9pQ


Penghuni pulau Indonesia melindungi penyu laut yang terancam

Untuk menanggapi perjanjian tahun 2005 dengan pemerintah dan grup pelestarian, penduduk Pulau Runduma di Indonesia telah mengubah cara hidup mereka dan mulai melindungi penyu yang terancam. Menurut Dana Margasatwa Dunia, sekitar 243 penyu mengeluarkan telur sekitar 3000 butir di tahun 2008 dibandingkan hanya 20 di tahun 2006. Hatipa, penduduk setempat di Pulau Runduma menyatakan persetujuannya, “Saya berhenti mengambil telur karena saya takut jika ini terus berlangsung, generasi mendatang tidak akan pernah tahu seperti apa penyu itu.” Ia menambahkan, “Tidak ada yang datang ke sini sebelumnya tapi kini para selebritis banyak yang datang. Penyu-penyu itu telah memberi berkah mereka kepada kami.”

Kami dengan tulus berterima kasih kepada penduduk Pulau Runduma dan pemerintah Indonesia atas komitmen bersama Anda untuk mendukung perlindungan penyu laut yang berharga. Semoga berkah Surga terus dicurahkan kepada mereka yang menjaga alam di dunia kita.

Referensi:
http://www.thanhniennews.com/worlds/?catid=9&newsid=49239



Copyright © 2007-2009 Supreme Master Television. All rights reserved.