Kasih Terhadap Ciptaan Tuhan: Puisi Maha Guru Ching Hai tentang Hewan Sesama Penghuni Bumi Kita - Suara Hati Seekor Anak Babi | |||||||
|
Suara Hati Seekor Anak Babi
Di hari pertama aku bertemu denganmu Adalah hari kelahiranku. Merah muda dan bulat, oh aku sungguh montok Bersama Ibu aku bersenda gurau dengan gembira. Dengan kasih engkau memandangku Memuji, “Oh, kau sungguh bulat, betapa lucunya!” Setiap hari engkau datang berkunjung Membawa air sejuk dan hidangan vegetarian yang lezat. Ibu dan aku sangat tersentuh Kebaikanmu lebih berharga dari emas. Aku menjalani kehidupan yang damai Di bawah pemeliharaan dan perlindunganmu Seiring dengan berlalunya waktu aku semakin montok Hanya makan, istirahat, dan bermain saja… Begitu indahnya pagi ini Di kala awan sedang melayang melintasi langit, Aku dan Ibuku berdekapan erat Tak sadar akan tragedi yang akan menimpa! Dua pria muda berotot Kuat laksana macan dan gajah Melumatkan tubuh kecilku Masuk ke dalam sangkar kengerian! Tidak ada jalan untuk lolos! Oh Tuhan, api pencucian apakah ini? Aku meratap dalam ketakutan dan kengerian Ibu, oh Ibu, tolong selamatkan aku! Oh pemeliharaku, tolong segera datang lindungi aku! Selamatkan hidupku, aku masih muda! Ibuku menjerit dalam duka Air mata putus asa memenuhi matanya. Surga yang tak terukur tak dapat menampung Derita yang tak terkira ini! Pengurusku berpaling pergi Tangannya sibuk menghitung tumpukan uang. Dengan malang aku terguncang-guncang dalam peti barang Hati yang hancur lebih sakit daripada penderitaan tubuh! Dua pria muda itu berkelakar: “Anak babi ini akan sangat lezat! Besok kita akan menyembelihnya Untuk merayakan kelahiran bayiku yang baru lahir!” Oh, betapa ironisnya hidup ini! Jiwaku dihancurkan, Air mata mengalir dalam hatiku Laksana darah mengalir dalam anak sungai. Aku kira kau mencintaiku Memeliharaku sampai dewasa Tetapi semua ini hanyalah pura-pura Bagimu, ini hanyalah keuntungan dan uang! Besok tubuhku akan disembelih menjadi potongan kecil Daging dan tulangku berubah menjadi siksaan belaka Hanya agar mereka dapat tertawa dalam keriangan Di pesta dan pertemuan bahagia mereka. Untuk anakmu yang baru lahir dan yang lainnya Aku berharap agar mereka panjang umur Agar keluargamu dapat berkumpul bersama Dan tidak perlu menanggung nasib seperti diriku... Aku berdoa agar seluruh keluargamu hidup dengan mulia Untuk menjadi manusia dalam banyak kehidupan Dan tak pernah dilahirkan sebagai babi Yang selalu membayar hutang karma! Oh, selamat tinggal kehidupan... Aku rindu pada ibuku yang menderita. Dengan berlinang air mata aku berteriak... Oh, Ibu! Ibu... Ibu... |
![]() |