Permohonan Tulus pada Dunia - Saduran Puisi dan Lagu Terbaru Maha Guru Ching Hai: Tolong Bangunlah! & Tolong Jangan Pergi (Bahasa Aulac) | |||||||
|
Dunia kita sedang menghadapi isu perubahan
iklim. Fenomena ini telah sering kali membawa bencana, menyebabkan kerusakan
fisik yang tak terhitung banyaknya, juga kematian bagi para penghuni Bumi.
Hanya pada tahun 2008, sudah ada Ketinggian air laut yang terus meningkat menyebabkan
setidaknya 18 pulau tenggelam dan terdapat 40 pulau lain yang sedang tenggelam
atau terancam tenggelam. Setiap harinya, dari hutan-hutan tropis di Amerika
Latin hingga Terumbu Karang Great Barrier, 270 spesies tumbuhan dan hewan
punah, tak lagi dapat muncul di Bumi kita yang indah. Menurut laporan 2009 dari
Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC)- PBB, konsekuensi
mematikan dari pemanasan global seperti kekeringan, kebanjiran, dan kepunahan
besar-besaran menjadi lebih buruk daripada yang diperkirakan beberapa tahun
sebelumnya. Belakangan, pada bulan Oktober 2009, Institut Worldwatch di AS
menerbitkan penemuan dari sebuah studi oleh penasihat Bank Dunia yang menyatakan
bahwa peternakan bertanggung jawab terhadap setidaknya 51% emisi global gas
rumah kaca. Emisi dari gas rumah kaca yang disebabkan oleh manusia seperti
karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan Dinitrogen Oksida (NO2) memanaskan
atmosfer planet hingga batas peringatan, mengacaukan keseimbangan Bumi dan
dengan demikian mengancam kehidupan seluruh penghuni bumi dan peradabannya. Dr. Rajendra Panchauri sebagai penerima Penghargaan
Kepahlawanan Cemerlang Dunia, Ketua IPCC PBB, ilmuwan terkenal dan penerima
Penghargaan Nobel Perdamaian memperingatkan bahwa tanpa adanya aksi yang
segera, tidak akan ada cara untuk melarikan diri dari bahaya kenaikan air laut
dan konsekuensi tak terhitung dari temperatur tinggi pada berbagai area seperti
suplai air, kesehatan, dan produksi makanan.
Berdasarkan para ilmuwan planet, seberapa besar perbedaan
keadaan planet yang sedang kita tuju ke depan ini dapat dibandingkan dengan
planet tetangga kita, Venus dan Mars. Para ilmuwan menemukan bahwa terdapat
bukti baik di Venus maupun Mars dimana di Maha Guru Ching Hai juga telah menyetujui undangan wawancara
oleh jurnalis dan reporter dari berbagai koran, majalah, stasiun radio, dan
televisi untuk menjelaskan lebih tentang cara menghentikan perubahan iklim di
planet kita. Sebagai tambahan, Maha Guru Ching Hai telah menyediakan waktu
untuk anggota Asosiasi kita di seluruh dunia untuk menjawab pertanyaan mereka
mengenai pemanasan global. Melalui banyak ceramah, diskusi, wawancara, dan konferensi
di seluruh dunia yang telah diadakan, Maha Guru Ching Hai telah menginspirasi
banyak orang untuk memilih vegetarian. Konferensi video dengan Maha Guru Ching Hai “Pesan Murah Hati
dari Mars: Jadilah Bijak dan Selamatkan Bumi” Pemusnahan masal datang; mereka meninggal, tidak hanya
manusia, tapi juga para hewan; mereka meninggal karena dua gas beracun. Namanya
hidrogen sulfida dan dinitrogen oksida, serta metana sebagai penyebab ketiga.
Sulfida dan metana dari peternakan telah memanaskan iklim yang kemudian
menyebabkan lebih banyak gas dari lautan, dari permafrost, dan gletser di
planet mereka. Mirip seperti apa yang terjadi di planet kita saat ini. Penghancuran terjadi terlalu cepat dan
tak ada orang yang dapat membantu orang lain. Hanya 0,2 % yang melarikan diri,
sekitar 2 juta ke dalam gua di bawah tanah. Itulah cara mereka bertahan. Mereka melanjutkan pengetahuan tentang apa yang terjadi di
planet mereka kepada anak dan cucunya, meskipun sudah 40 juta tahun yang lalu.
Mereka tetap menjaga sejarah tentang apa yang terjadi, sehingga keturunan
mereka mengerti bagaimana cara menjaga apa yang telah mereka miliki dan tidak
ceroboh, tidak menjadi penghancur, namun lebih bersifat baik dan spiritual. Semak-semak akan mulai tumbuh dan kemudian rumput liar dan rumput dan kemudia pohon buah, dan sebaginya. Sungai dan anak sungai serta laut akan mulai terbentuk kembali. Perlahan manusia dan hewan akan dapat tinggal di permukaan Mars lagi. Maha Guru Ching Hai menjelaskan bahwa ada
empat Venus di galaksi kita. Dua darinya dihancurkan dan dua yang lain tetap
bertahan dengan nasib yang ditentukan oleh tingkat kebajikan penghuninya. Konferensi video dengan Maha Guru Ching Hai “Rahasia Venus”
Namun dua Venus yang lain sangat baik. Mereka tidak punya peperangan sama sekali. Jadi kurang lebih, mereka seimbang dalam hal hukum karma. Beberapa tahun yang lalu saya berkata bahwa jika dua per tiga populasi planet menjadi vegetarian, maka kita juga dapat menyelamatkan planet. Namun sekarang sudah terlambat. Kita perlu seluruh populasi planet menjadi penuh cinta kasih, makhluk vegan adalah yang terbaik. Maha Guru Ching Hai juga berbagi pesan
penuh kasih dari Mars untuk penduduk Bumi. Mereka menyatakan pikiran mereka
seperti berikut dengan harapan dapat membantu kita untuk terus bertahan hidup.
Kami menghadirkan dua puisi terbaru oleh Maha Guru Ching Hai. “Tolong Jangan Pergi” dan “Tolong Bangunlah!” yang berisi tentang kata hati, sebuah permohonan yang tulus dari Maha Guru Ching Hai kepada dunia. Beliau memanggil kita untuk kembali kepada cinta kasih sehingga tidak ada lagi kebencian dan kekejaman di Bumi ini, namun juga untuk berkembang menjadi sebuah Surga yang penuh kegembiraan sesuai dengan kehendak Tuhan. Dua puisi ini secara khusus dibacakan oleh Maha Guru Ching Hai. Silahkan bergabung bersama kami. Tolong
Bangunlah! (Hãy Bừng Tỉnh) Puisi
ditulis dan dilantunkan oleh Maha Guru Ching Hai O
dunia, bangun dan lihatlah Sungai
dan gunung sedang kacau Hutan
terbakar, lembah longsor, sungai mengering Ke
mana jiwa yang miskin akan pergi saat semuanya berakhir? O
Bumi yang agung, kurangilah bencanamu Karena
air mata terus turun di malam hari. O
laut dan danau, jangan hentikan melodimu Berikan
harapan untuk hari esok umat manusia... O
makhluk hidup, beristirahatlah di alam abadi Meskipun
kau pergi tanpa ucapan apapun. Biarkan
denyut hatiku mereda Sambil
aku menunggu Penduduk Bumi bertobat. O
hutan rimba, jagalah dirimu sendiri Lindungi
umat manusia di masa kacau ini. Tolong
terimalah ribuan tetesan air mataku yang tulus Untuk
menyirami pohon, daun, dan akarmu yang penuh keagungan. O
kasih, kecilkanlah suara tangisanmu Agar
jiwaku dapat beristirahat di sepanjang malam. Air
mata telah mengering dan aku hanya bisa terdiam Menangis
karena simpati terhadap siksaan! O
malam, nyalakanlah sumber cahayamu Sinari
jalan bagi jiwa manusia yang ada dalam kegelapan Tenangkanlah
agar pikiranku diam Dan
memasuki kekosongan dengan melodi surgawi yang menakjubkan. O
siang, jangan kobarkan kegelisahan dengan tiba-tiba Agar
perdamaian bersemayam dalam hati kami Agar
perjuangan umat manusia terus mereda Agar
Jati Diri dapat bersinar dengan cerah! O
kekasih hatiku, jangan lagi berkeluh kesah Seperti
serangga yang menggeliat di musim dingin yang mengerikan. Tunggulah
dengan tenang untuk masa depan yang sempurna Dan
hari ketika dunia berubah menjadi Surga. O,
aku menangis, aku meminta, aku memohon! O,
Para Suci yang tak terhingga, Para Makhluk Surgawi, Antarkan
jiwa yang tersesat ke Jalur Kebenaran. Mengembara
dalam siklus penderitaan yang tak berakhir. O
saudara, bangunlah sekarang! Berjalanlah
dengan bangga di atas laut dan sungai yang agung Tataplah
langsung ke matahari yang memancar Dan
berjanjilah untuk berkorban menyelamatkan seluruh makhluk. O
saudari, bangunlah sekarang! Bangkitlah
dari tempat yang hancur Mari
kita bersama-sama memperbaharui planet ini Agar
semua bernyanyi dalam satu lagu bahagia. Agar
semua bernyanyi dalam satu lagu bahagia. Tolong Jangan Pergi (Hãy Dừng
Lại) Puisi
ditulis & dilantunkan oleh Maha Guru Ching Hai Jangan
pergi, meninggalkan ibu tua dan kakak-adik yang polos! Tak
ada kebencian nyata di antara kita manusia. Sementara
di sini rumah yang hangat menyambut lawatanmu. Jangan
pergi, mendatangkan penderitaan bagi yang lainnya. Tak
ada permusuhan nyata, hanya haus akan kekuasaan! Jenazah
tak terhitung banyaknya terbaring kisut untuk memperluas kerajaan, Sedangkan
di sini hanya cinta, kedamaian, dan hidup yang aman. Jangan
pergi, mengabaikan ayah yang lembut dan anak yang saleh. Tak
ada perseteruan nyata, hanya tipuan saja! Seluruh
negeri musnah demi segelintir insan yang berpuas diri, Tatkala
di sini layang-layang yang bebas-lepas membentang di langit yang syahdu. Jangan
pergi lebih jauh ke jalan hantu
yang membalas dendam dan roh jahat yang menjerit. Hidup
seorang prajurit hancur di negeri asing – Sebuah
jiwa lenyap di tengah angin debu di alam yang kelam! Oh
sayang, tolong hentikan langkahmu! Genggam
tangan istri tercintamu ini: Bagaimana
perasaan keluarga, negara, dan duniamu Kenapa
tega menebar penderitaan dan kematian? Akhiri
cengkeramanmu, maukah kau? Jangan
merampat pedang demi sumpah yang penuh darah. Tengoklah
kembali “musuh abadimu: – Bukankah
mereka juga manusia, sayangku? Duduklah
di sampingku, dan tenangkan pikiranmu Dengarkan
jiwa-jiwa yang tersesat mengembara selama beribu-ribu kehidupan Di
dalam angin dan hujan yang menderu-deru, tangisan
mereka yang menyayat hati Meratapi
hutang karma dalam perang yang telah berlalu! Entah
kita mati atau lainnya yang mati Masa
depan yang gemilang serta-merta padam di masa kejayaan hidup! Semua
perasaan, keluarga, dan sahabat Lenyap
dengan hati yang dengki di dalam kolam darah yang pahit. Hidup
manusia penuh energi dan vitalitas, Mimpi
masa muda dengan cita-cita setinggi langit, Hanyut
dalam arus darah panas di dalam serangan yang sekejab mata Angin
dingin menghembuskan debu kuning di atas Tolong
tinggallah denganku, bersama-sama kita bisa memuliakan hidup. Tetangga,
sanak-saudara, dan orang tua kita akan ada di dekat kita. Tanggul
yang panjang berhiaskan bunga-bunga ladang. Banyak
pahlawan pria dan wanita, masa kini dan masa lalu Telah
menyelamatkan ribuan makhluk dari pertumpahan darah. Mereka
t’lah membangun perdamaian dan kemakmuran, Menggantikan
peperangan dengan kebenaran yang menakjubkan sejak dahulu kala. Merenggut
nyawa, kita akan harus membayarnya milik kita. Bagaimana
kita bisa bersuka cita saat menyebabkan kematian dan perpisahan? Hanya
belas kasihan yang tak terhingga, dan kekal Yang akan membuat kita teragung di antara semua ciptaan |
![]() |